Vote dan komen jangan lupa guys!
Makasih hehe :)
.
.
Arbi menunggu Sya di depan pintu kamar mandi sambil meremas jari-jarinya. Pemuda itu terus berdoa semoga saja Sya membawa kabar bahagia untuk mereka berdua. Sya telat mens dan pastinya mereka sangat berharap itu adalah tanda kalau Sya sedang mengandung.
"Ya Allah, semoga hasilnya positif.." gumam Arbi dengan mata terpejam erat. Dalam hatinya pemuda itu terus mengucap doa tulus.
"Mas?"
Arbi langsung mendongak dan menatap Sya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pemuda itu langsung mendekati sang istri.
"Gimana?" tanyanya penasaran.
Sya menunduk, gadis itu meremas kuat tespek yang ada di tangannya.
Arbi yang heran melihat Sya malah menunduk memegang bahu gadis itu. "Sya?" panggil Arbi pelan.
Sya akhirnya mengangkat kepala, mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Dengan tangan bergetar dia memberikan tespeknya pada Arbi.
Arbi yang penasaran langsung mengambil tespek itu. Matanya melebar, tangannya ikut bergetar pelan. Matanya ikut berkaca-kaca. Pemuda menatap Sya dan tespek yang ada di tangannya bergantian. "Ga---garis dua?"
Sya dengan pelan mengangguk. Gadis itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya. "Iya Mas, positif. Aku hamil Mas, kita bakal punya anak.." jawab gadis itu dengan sedikit isakan.
Arbi langsung menarik Sya ke dalam pelukannya. Pemuda itu mendaratkan ciuman-ciuman pendek pada puncak kepala gadis itu. Air matanya tidak bisa dibendung, rasa haru, bahagia, dan juga lega langsung memenuhi hatinya.
Arbi menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher Sya, mereka saling perpelukan erat. Air mata Sya terus mengalir, begitu juga dengan Arbi yang juga tidak bisa membendung rasa bahagia dan harunya.
Sya terkekeh pelan merasakan cairan hangat yang mulai mengenai lehernya. "Mas nangis ya?" tanya gadis itu.
Arbi diam, pemuda itu malah semakin erat memeluk tubuh Sya. Menenggelamkan wajahnya pada leher gadis itu.
Sya tertawa. "Mas, ih kok diem aja. Jawab dong, Mas nangis ya? Jangan cengeng dong, masa mau jadi Ayah malah cengeng gini.." kata gadis itu sambil mengusap punggung Arbi.
Arbi menggeleng. Pemuda itu malah membawa tubuh Sya menuju ke ranjang dan memangku gadis itu. Dengan posisi masih menyembunyikan wajahnya pemuda itu dengan cepat mengusap matanya yang sudah berair.
"Mas, ya ampun jangan nangis dong.." kata Sya sambil terkekeh.
Arbi mengusap wajahnya dan menggeleng. "Enggak, mas gak nangis." kata pemuda itu mengelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Arbi | END
RomantizmMas Yang Itu Season 2! Kisah kehidupan Arbi dan Sya setelah mereka dinyatakan akan menjadi orangtua. Kisah mereka sebagai calon orangtua muda yang tentu saja semakin menarik dan seru untuk di ikuti. "Mas, aku pengen liat rambut Mas jadi warna blond...