9. Empat Bulanan

789 82 6
                                    


.

.

"Kamu udah gak mual Sya nyium bau bumbu?" tanya Bunda saat melihat Sya ada di dapur.

Sya langsung menoleh. "Masih dikit Bun, ini aku lagi bikin puding aja. Kalo masak yang make bumbu-bumbu gitu masih suka mual." jawabnya.

Bunda mendekati Sya dan mengusap perut menantunya itu. "Yaudah, jangan maksain pokoknya kalo emang belom bisa nyium bau bumbu-bumbuan. Kasian kamu sama anak-anak di perut kalo kamu muntah-muntah.." kata wanita itu.

Sya mengangguk. "Iya Bun..."

"Lagian ada Arbi, biarin dia aja yang masak. Ngomong-ngomong dia kemana? Kok belum keliatan dari pagi?" tanya Bunda karena sejak kedatangannya di kediaaman Arbi dan Sya wanita itu belom melihat keberadaan putranya itu.

"Lagi ke pasar yang agak jauh Bun, nyari perlengkapan buat acara nanti. Diajak sama Mama kan Mama yang lebih paham apa aja yang masih kurang." jelas Sya.

Bunda mengangguk mengerti. Wanita itu kemudian menuju ke arah kulkas dan mengeluarkan beberapa potong brownies dari dalam sana. "Nih makan brownies dulu aja Sya, kata Arbi kamu suka makan brownies yang dimasukin kulkas dulu. Ini tadi pas dateng bunda sengaja langsung masukin browniesnya ke kulkas supaya dingin.." ucapnya sambil tersenyum pada Sya.

Sya membawa cetakan berisi puding buatannya dan memasukkannya ke dalam kulkas. Setelahnya gadis itu langsung menghampiri Bunda. "Waaah, brownies Amanda ya Bun ini?" tanya gadis itu.

Bunda terkekeh pelan melihat reaksi Sya. Wanita itu kemudian mengangguk. "Iya, brownies Amanda. Kan kamu suka, jadi kemaren bunda pesen. Ini makan dulu, biar bunda yang masak.."

Sya langsung mengangguk dan duduk, gadis itu langsung mengambil sepotong brownies yang sudah dingin itu dan memakannya. "Eeeem enaaaak! Bunda emang best banget deh! Brownies kayak gini tuh enak banget Bun." kata Sya dengan mulut yang terus mengunyah brownies.

Bunda yang melihat betapa penuhnya mulut Sya tertawa. "Aduh Sya, kamu ini. Telen dulu browniesnya, nanti keselek kamu. Oh iya kamu mau makan apa? Bunda masakin sekarang.."

Sya menelan brownies yang ada di mulutnya, gadis itu nampak berfikir sebentar. "Di kulkas bawah ada ati sama ampela Bun, kemaren sih rencananya aku mau minta Mas Arbi buat masakin ati ampela di kasih sambel balado gitu tapi belom sempet.." jawabnya.

Bunda langsung menuju kulkas dan mengambil ati ampela yang Sya maksud. "Jadi kamu pengen makan ati ampela di kasih sambel balado?" tanya wanita itu menoleh pada Sya.

Sya mengangguk. "Heem.."

"Yaudah biar bunda yang masakin buat kamu ya. Bunda jamin masakan bunda pasti bikin kamu ketagihan.." kata Bunda sambil terkekeh.

Sya mengangguk senang. "Oke Bun, aku sih yakin pasti masakan Bunda enak banget." kata gadis itu kembali mengambil sepotong brownies dan memakannya.

Bunda tersenyum. "Kamu duduk aja di sofa sambil nonton tv, santai-santai aja.." kata wanita itu.

"Iya nanti Bun, sekarang aku mau makan brownies ini dulu." kata Sya sambil tersenyum.

Bunda kembali menuju ke arah kulkas dan mengambilkan sebotol air minum untuk Sya. "Ini, jangan lupa minum biar gak seret di leher browniesnya." kata wanita itu sambil menarik pipi Sya gemas.

Menantunya ini sangat menggemaskan sekali, apalagi dengan pipi yang semakin terlihat chubby. Aish, Arbi benar-benar beruntung mendapat istri secantik dan segemas Sya.

Sya tersenyum lebar. "Iya Bunda sayang.." sahutnya.

Bunda pun kembali ke pantry dan mulai menyiapkan bahan untuk membuat ati ampela dan sambal balado untuk Sya. Wanita itu nampak begitu cekatan memegang peralatan dapur dan juga membuat bumbu.

Mas Arbi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang