.
.
"Sya, kamu nanti ke percetakan Arbi?" tanya Mama Sinta menoleh pada Sya yang sedang menggoreng ayam di sampingnya.
Wanita itu memang sedang berkunjung ke rumah Sya dan juga Arbi sekalian ingin mengambil puding buatan Sya.
"Iya Mah, aku kalo di rumah tuh bingung mau ngapain lebih suka kalo ikut Mas Arbi ke percetakan gitu. Bisa ketemu banyak orang, kadang juga ngobrol kalo yang dateng ke sana orang yang aku kenal." jawab Sya sambil mematikan kompor dan mengangkat ayam gorengnya.
Mama Sinta menghela nafas dan melihat ke arah perut Sya yang sudah sangat buncit itu. "Biar dianter aja sama Evan. Biar mama suruh dia ke sini." kata wanita itu.
Sya memotong buah-buahan dan mengangguk. "Iya Mah.." jawab gadis itu.
Mama Sinta mengambil rantang dari dalam lemari. "Ini mau dimasukin semua Sya?" tanya wanita itu menunjuk naisi dan juga lauk pauk buatan Sya yang ada di atas meja.
Sya mengangguk. "Iya Mah, semua aja. Sekalian itu buat anak-anak di sana, aku masaknya kan banyak kalo cuma buat aku sama Mas Arbi gak bakal abis." jawabnya.
Mama Sinta mengangguk mengerti dan memasukkan semua makanan ke dalam rantang, menyusunnya dengan rapi di sana.
Sya menarik kursi dan duduk di sana, gadis itu measukkan buah-buahan yang sudah dia potong ke dalam tupperware.
"Mah, rasanya lahiran gimana? Jujur aja aku makin ke sini makin takut mikirin lahiran nanti." tanya Sya sambil mengusap perutnya lembut.
Mama Sinta menutup rantang yang sudah terisi dan menoleh pada Sya. Wanita itu membawa rantang dan menaruhnya ke atas meja, dia juga menarik kursi dan duduk di samping Sya.
"Mama dulu waktu lahiran juga takut Sya, perempuan wajar ngerasa takut kalo mau lahiran. Mama gabisa bohong ke kamu, emang rasanya sakit tapi setelah ngeliat bayi yang udah kita lahirin rasa sakitnya kayak ilang gitu aja. Liat wajah bayi kita, bisa gendong bayi kita, itu bener-bener ngilangin rasa sakit yang kita rasain Sya. Yang penting kamu harus positif thinking..." kata Mama Sinta.
Sya menghela nafas dan mengusap perutnya, gadis itu tersenyum. "Iya deh Mah, semoga nanti lahiran aku di permudah supaya aku sama Mas Arbi bisa ketemu sama mereka ya..." kata gadis itu.
Mama Sinta mengangguk dan tersenyum sambil mengusap Sya. "Aamiin Sya, mama selalu berdoa semoga lahiran kamu dipermudah.." kata wanita itu.
Sya menggenggam tangan Mama Sinta. "Makasih ya Mah.."
Mama Sinta kembali mengusap perut Sya. "Sama-sama sayang.."
"Maaaah, dicariin Papah tuh. Di toko banyak orang.."
Sya dan Mama Sinta menoleh, Evan berjalan menghampiri mereka. "Mama lama banget sih, Papa nyariin tuh dari tadi.." ucapnya.
Mama Sinta mendongak dan menatap putra sulungnya itu. "Mama bantuin adik kamu masak dulu, ngeliat perutnya udah gede gitu mama gak tega." kata wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Arbi | END
RomanceMas Yang Itu Season 2! Kisah kehidupan Arbi dan Sya setelah mereka dinyatakan akan menjadi orangtua. Kisah mereka sebagai calon orangtua muda yang tentu saja semakin menarik dan seru untuk di ikuti. "Mas, aku pengen liat rambut Mas jadi warna blond...