10. Sensitif

797 75 5
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Maaaaaas~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaaaaas~"

Arbi yang sedang mengelap meja di ruang tamu langsung menoleh ke arah dapur, teriakan Sya yang memanggilnya membuat pemuda itu langsung meletakkan lap yang dia pegang dan berjalan untuk menghampiri istrinya itu.

"Iya, kenapa?" tanyanya saat sudah sampai di dapur.

Sya yang berada di depan kulkas menoleh, mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Hidungnya memerah dan bibirnya sudah tertekuk.

Arbi yang melihat hal itu tentu saja panik, dengan tergesa pemuda itu mendekati Sya. "Kenapa? Kamu kenapa? Ada yang sakit? Kenapa Sya? Bilang ke mas, kamu kenapa?" tanya pemuda itu sambil memegang pundak Sya dan menatap gadis itu khawatir.

Sya malah terisak tanpa menjawab pertanyaan Arbi. Arbi tentu saja semakin bingung dan khawatir karena hal itu.

"Sya, Ya Allah kamu kenapa? Kok malah nangis gini? Kenapa sayang? Bilang ke mas, kamu kenapa.." kata Arbi.

Sya masih terisak, gadis itu meraih tisu dan mengusap hidungnya. "Maaaas, aku gatau harus masak apa? Aku harus masak apa Mas?" tanyanya dengan air mata yang berlinang.

"Hah?" Arbi yang mendengar ucapan Sya langsung cengo, jadi Sya menangis sampai terisak seperti ini hanya karena merasa bingung ingin memasak apa.

Astaga, hormon ibu hamil benar-benar membuat Arbi tidak habis pikir. Bisa sampai se emosional ini ya.

"Maaaaas aku harus masak apaaaa?" tanya Sya masih dengan air mata yang berlinang. Gadis itu benar-benar bingung, melihat bahan-bahan masakan yang ada di dalam kulkas membuat dia merasa pusing dan bingung harus memasak apa.

Arbi menghela nafas dan mengusap air mata Sya. "Sayang, udah jangan nangis. Kita sarapan di luar aja ya? Kamu mau ikut mas ke percetakan kan?" tanyanya.

Sya mengangguk. "Heem.." jawabnya.

Arbi menyelipkan helaian rambut Sya ke belakang telinga dan menangkup wajah gadis itu. "Yaudah kita sarapan di luar aja ya? Kamu gak usah masak, kamu mau sarapan apa?" tanya pemuda itu.

Sya berfikir sebentar. "Soto.." jawabnya.

Arbi mengangguk dan tersenyum. "Oke, kita nanti beli soto yang banyak pilihan satenya kan? Kamu mau kepala ayamnya kan?" tanya pemuda itu berusaha membuat Sya kembali tenang dan tidak lagi menangis.

Sya mengangguk. "Iyaa, mau soto yang ada kepala ayamnya itu. Ayo sekarang Mas, aku sama anak-anak udah laper." kata gadis itu sambil mengusap perutnya.

Arbi terkekeh pelan. "Ayo, tapi ganti baju dulu ya.."

"Iyaah.." jawab Sya.

Mereka berdua pun menuju ke kamar untuk berganti baju sebelum berangkat menuju ke percetakan sekalian membeli soto.

Mas Arbi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang