Mas Yang Itu Season 2!
Kisah kehidupan Arbi dan Sya setelah mereka dinyatakan akan menjadi orangtua. Kisah mereka sebagai calon orangtua muda yang tentu saja semakin menarik dan seru untuk di ikuti.
"Mas, aku pengen liat rambut Mas jadi warna blond...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arbi mengacak rambutnya frustasi melihat Sya yang sedari tadi terus saja manyun dengan tangan terlipat di depan dada dan pipi menggembung kesal.
"Sayaaaaang, jangan gini ah. Jangan diem aja, bilang ke mas kalo mas ada salah. Kamu jangan manyun terus gini, mas jadi bingung harus ngapain. Bilang ke mas, mas ada salah apa?" kata Arbi duduk bersimpuh di depan Sya yang tengah menatap ke layar televisi.
Sya melihat Arbi sekilas dan melengos. Gadis itu menghindari tatapan Arbi. Pipinya masih menggembung dan lagi bibirnya juga masih manyun. Ekspresi wajahnya masih terlihat kesal entah karena apa. Arbi sendiri juga tidak paham kenapa Sya jadi begini. Seingatnya dia tadi pulang dari percetakan tidak melakukan apa-apa, tidak membuat kesalahan apapun.
Arbi berdecak frustasi, pemuda itu kembali mendekat dan meraih tangan Sya. Memegangnya erat. "Khalisya sayang, Bunda Sya. Bilang ke mas, mas salah apa sampe kamu kesel banget gini.."
"Tau ah, pikir aja sendiri. Mas tuh emang gak peka." sahut Sya sewot.
Satu tangan Arbi bergerak mengusap kasar wajahnya, satu helaaan nafas panjang keluar dari mulutnya. Tidak peka? Tidak peka bagaimana? Dia bukan manusia super yang bisa membaca pikiran manusia, bagaimana dia bisa tau apa yang membuat Sya seperti ini kalau gadis itu tetap diam dan tidak menjelaskan apapun.
"Sya, jangan gini ah. Bilang ke mas kesalahan mas apa. Kalo kamu diem gini, gak mau jawab gak mau ngasih tau ya gimana mas tau kesalahan mas apa.."
"Ya Mas tuh harus peka! Jadi cowok tuh yang peka dong, Mas tuh ih ngeselin banget." kata Sya kesal.
Arbi memejamkan mata sesaat, ternyata benar. Mood ibu hamil benar-benar tidak bisa diprediksi. Sangat aneh dan gampang sekali berubah.
Arbi menghela nafas panjang. "Oke, kalo gitu Mas minta maaf.."
Sya menoleh dan menatap Arbi tajam. "Mas tau kesalahan Mas apa?" tanya gadis itu.
Arbi menatap Sya dan menggeleng.
"Ihhhh! Terus Mas ngapain minta maaf kalo kesalahan sendiri aja gak tau?" tanya Sya gemas. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya gemas dan mengangkatnya sambil menatap Arbi.
Arbi menggaruk pipinya pelan. "Ya abisnya kamu manyun terus gini, jadi yaudah mas minta maaf aja.."
Sya mengepalkan tangannya dan menatap Arbi gemas. "Ya minta maaf kalo Mas udah tau kesalahan Mas apa, kalo gak tau ya buat apa minta maaf." sahut gadis itu.
Arbi menatap Sya dan menggenggam kedua tangan gadis itu. "Gimana mas bisa tau kesalahan mas kalo kamu tiap ditanya diem aja, malah bibirnya makin manyun. Jawab dong, kasih tau mas kesalahan mas tuh apa.." kata pemuda itu.