33. Kue

486 34 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Yayah! Yayah ayo main!" teriak Nathan berlari menghampiri Arbi yang sedang ada di halaman depan bersama Sya. Mereka sedang menanam beberap bunga yang tadi dibeli Arbi di pasar.

Sya menoleh menatap putranya itu. "Main apa Sayang? Bentar ya, Yayah lagi nanam bunga. Lula mana?" tanya wanita itu.

Nathan menunjuk ke arah teras rumah mereka. "Itu, lagi main cama Gopi." jawabnya.

Lula memang ada di sana, gadis kecil itu sedang bermain bersama Gopi. Melempar bola bulu kecil yang akan dikejar oleh kucing gemuk itu.

"Kok kamu gak ikut main sama Gopi juga?" tanya Sya setelah melihat Lula yang tengah tertawa.

Nathan menggeleng dan menatap Arbi. "Mau main sama Yayah." jawabnya sambil menunjuk sang Ayah.

Sya tersenyum, wanita itu menyuruh Nathan agar mendekat. Nathan pun menurut dan berjalan mendekat hingga berdiri di samping Arbi yang sedang menanam bunga.

"Yayah lagi nanem bunga, Nathan kalo mau main sama Yayah nanti dulu, oke? Biar Yayah selesaiin nanem bunga dulu." kata Sya menjelaskan.

Nathan mengedipkan matanya beberapa kali menatap Arbi.

"Apa kamu mau bantuin Yayah nanem bunga juga?" tanya Arbi menyadari bahwa Nathan terus saja menatap dirinya.

Nathan langsung tersenyum dan mengangguk semangat. "Mau! Mau! Mau!"

Arbi terkekeh pelan melihat betapa semangatnya sang anak, pemuda itu kemudian menoleh pada Sya. "Tolong ambilin sekop kecil di belakang, ya? Nathan kayaknya pengen banget bantuin nanem bunga." pintanya.

Sya mengangguk dan langsung berjalan ke halaman belakang untuk mengambil sekop berkebun yang memang disimpan Arbi di sana.

Nathan duduk berjongkok sambil menatap Arbi. "Yayah itu cacing Yayah, hiiii!" kata anak itu saat ada seekor cacing yang muncul.

Arbi terkekeh pelan. "Gapapa, justru kalo ada cacingnya bagus. Tanahnya subur, yang penting setelah selesai nanem bunga kita cuci tangan yang bersih pake sabun." kata pemuda itu.

"Jadi boleh pegang cacingnya?" tanya Nathan menunjuk-nunjuk cacing yang kini tengah bergerak-gerak.

Arbi mengangguk. "Boleh dong, asal nanti cuci tangan." jawabnya.

"Ooo.."

"Nathan, coba ajak Lula ke sini. Kita nanem bunga bareng." kata Sya yang sudah kembali membawa dua sekop kecil di tangannya.

Nathan mengangguk dan langsung berdiri, anak itu berlari ke arah teras untuk memanggil Lula yang masih asik bermain bersama Gopi di sana.

Lula terlihat menatap ke arah Arbi sebentar, gadis itu akhirnya berdiri dan bergandengan tangan dengan Nathan untuk menuju ke tempat Arbi juga Sya.

Mas Arbi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang