34. Susah Tidur

547 32 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Mas?"

"Mas Arbi?"

"Mas?"

Sya menggoyangkan lengan Arbi yang tengah melingkari pinggangnya, wanita itu menolehkan kepalanya ke belakang. "Maaas~" panggilnya lagi.

Arbi yang masih tertidur bergerak tak nyaman karena Sya yang terus saja memanggil namanya.

"Maaas.." panggil Sya lagi, wanita itu kembali menepuk pelan lengan Arbi.

Arbi bergumam pelan, pemuda itu akhirnya membuka mata. Tangannya mengusap-usap sudut matanya pelan. "Kenapa?" tanyanya.

Sya berbalik dan mengganti posisinya menjadi menghadap suaminya itu. "Mas, aku gak bisa tidur." kata wanita itu.

Alis Arbi langsung berkerut mendengar ucapan Sya. Pemuda itu menoleh ke samping dan melihat jam LED yang ada di atas nakas. "Ya Allah Sya, masih jam dua loh ini.."

Sya mengerucutkan bibirnya, wanita itu menggeleng pelan. "Gak tau Mas, aku dari  jam kebangun terus gak bisa tidur lagi sampe sekarang.." ucapnya.

Arbi menghela nafas, pemuda itu mengusap pipi Sya lembut. "Kenapa? Kamu ada pikiran atau kenapa?" tanya pemuda itu.

Sya menggeleng. "Enggak Mas, aku biasa aja. Gak ada pikiran, tapi gak bisa tidur." jawabnya.

Arbi menarik nafas dan menghembuskannya. "Kita sholat tahajud aja ya kalo gitu? Mungkin setelah sholat kamu bisa tidur. Ya?" tanya pemuda itu.

Sya mengangguk, mereka berdua akhirnya turun dari kasur dan menuju kamar mandi untuk berwudhu, selesai wudhu Arbi dan Sya kembali ke kamar dan langsung melaksanakan sholat tahajud.

Selesai sholat mereka kembali ke atas kasur, duduk berdampingan sambil bersandar pada headbed. Arbi menggenggam tangan Sya dan mengusap-usapnya pelan.

"Kamu kenapa gak bisa tidur gini?" tanyanya.

Sya menggeleng. "Nggak tau Mas, gak bisa tidur lagi." jawab wanita itu.

Arbi menghela nafas, pemuda itu menarik pelan kepala Sya agar bersandar di bahunya.

"Maaf Mas.." ucap Sya. Dia merasa bersalah karena membangunkan Arbi dan membuat pemuda itu tidak tidur juga. Padahal Arbi pasti merasa lelah karena tadi pagi sampai sore harus berada di percetakan.

"Gapapa.." sahut Arbi sambil mengusap-usap lengan Sya pelan.

"Mas pasti capek, tapi gara-gara aku sekarang Mas jadi bangun juga.." kata Sya.

Helaan nafas kembali terdengar dari bibir Arbi. Tangannya masih setia mengusap lengan dan juga bahu Sya, memberi wanita itu ketenangan agar bisa tidur.

"Udah gapapa, coba rebahan di sini. Siapa tau kamu bisa tidur." kata Arbi sambil menepuk-nepuk pahanya, memberi tanda Sya agar wanita itu tiduran di sana.

Mas Arbi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang