Vote dan komen jangan lupa guys!
Makasih :)
..
"Mas, kan kandungan aku udah 3 bulan ya. Kita kasih tau Mama Papa sama Ayah Bunda yuk, kan bentar lagi juga 4 bulanan. Kalo gak ngasih tau mereka nanti kita repot sendiri pas acaranya, mereka juga pasti marah kalo kita gak cepet ngasih tau.." kata Sya menoleh pada Arbi yang sedang memijat kakinya.
Arbi mengangguk. "Iya, mas juga rencananya gitu. Mas udah ngabarin Ayah Bunda supaya nanti sore mereka ke sini, nanti kamu suruh Mama sama Papa ke sini juga. Kita kumpul semuanya, Bang Evan juga lagi di rumah kan. Jadi pas semua ngumpul kita kasih kabar baik ini ke mereka.." kata pemuda itu sambil tersenyum.
Sya juga menyunggingkan senyuman di bibirnya. "Iya Mas, kalo gitu hari ini aku masak deh. Biar nanti kita bisa makan-makan.." kata gadis itu senang.
Arbi menggeleng. "Gak usah, kamu nanti mual lagi kayak tadi pagi. Gak usah maksain diri, mas tau kamu mual kalo nyium bau bumbu-bumbuan. Nanti kita pesen makanan dari luar aja, gapapa." kata pemuda itu.
Arbi sangat khawatir saat tadi pagi Sya tiba-tiba mual dan hampir muntah saat sedang memasak di dapur. Sebenarnya dia sudah sangat mengantisipasi hal itu karena sebelumnya Dokter Alma juga sudah menjelaskan kalau Sya pasti akan mengalami morning sickness karena kehamilannya ini. Tapi tetap saja, saat melihat secara langsung Sya yang mual dan hampir saja muntah dia tidak tega.
Sya menunduk sedih dan mengusap-usap perutnya yang sudah agak membuncit. Mungkin karena sedang mengandung anak kembar jadi di usia kehamilan ini sudah terlihat.
"Kalian gak mau ya bunda masak? Padahal bunda kan pengen masak, tapi malah mual gini.." kata Sya.
Arbi menghela nafas. "Mereka cuma gak mau Bundanya kecapekan. Gapapa, sekali-kali kita pesen dari luar.."
Sya menatap Arbi. "Biasanya kalo ada acara makan-makan gini aku yang selalu masak tapi sekarang harus pesen ke luar gara-gara aku mual terus. Hwaaa~ kenapa sih? Padahal aku pengen masak juga.." kata gadis itu dan tiba-tiba saja menangis.
Arbi langsung gelagapan bingung melihat reaksi tiba-tiba Sya. Pemuda itu langsung mendekat dan memeluk kepala Sya, menyandarkannya di dada. "Sayang, aduh jangan nangis dong. Gapapa sekali-kali pesen dari luar. Besok-besok kalo kamu udah gak mual lagi silahkan masak, mas gak larang kamu. Tapi buat sekarang lebih baik jangan masak dulu, mas gak mau kamu muntah.." kata pemuda itu.
Sya meremas kaos bagian depan Arbi. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Perasaannya campur aduk, di satu sisi dia sedih karena sangat ingin memasak tapi di sisi lain dia tidak ingin memasak karena dia akan merasa mual dan muntah saat mencium aroma bumbu-bumbuan yang ada di dapur.
Perasaanya sangat aneh, dia bingung sendiri harus bagaimana. Dia juga merasa kalau sekarang sangat cengeng. Efek dari kehamilannya ini benar-benar membuatnya heran sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Arbi | END
RomanceMas Yang Itu Season 2! Kisah kehidupan Arbi dan Sya setelah mereka dinyatakan akan menjadi orangtua. Kisah mereka sebagai calon orangtua muda yang tentu saja semakin menarik dan seru untuk di ikuti. "Mas, aku pengen liat rambut Mas jadi warna blond...