23. Momen

818 48 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Mas?" panggil Sya menoleh pada Arbi yang sedang memberi makan lele. Wanita itu seperti biasa duduk di atas bangku yang ada di halaman belakang sambil memangku si kembar. Berjemur sudah menjadi rutinitas mereka setiap pagi.

Arbi menaruh botol plastik berisi makanan lele dan mencuci tangannya sebelum menghampiri Sya dan kedua anaknya itu. "Iya, kenapa?" sahutnya sambil berjalan menuju ke arah Sya.

"Hari ini ke percetakan yuk Mas, biar anak-anak tau tempat Ayahnya kerja. Sambil dikenalin juga sama yang di sana.." ajak Sya.

Arbi duduk di samping Sya dan langsung mengambil Lula, memangku putrinya itu.

"Ayok, tapi kita ke percetakan yang deket dulu ya. Kapan-kapan baru kita ke percetakan yang di deket kota, sekalian kita foto keluarga. Gimana?" tanya pemuda itu.

Sya tersenyum dan mengangguk setuju. "Wah ide bagus Mas, aku juga pengen kita ada foto keluarga sama si kembar. Iya deh Mas, kapan-kapan kita ke sana.." sahutnya semangat.

Arbi terkekeh. "Iya.."

"Yuk masuk  Mas, aku mau masak dulu. Mas tolong jagain mereka ya.." kata Sya menoleh pada Arbi.

Arbi mengangguk. Mereka berdua kemudian berjalan masuk ke dalam rumah dan menuju ke ruang tamu, Sya langsung menidurkan Nathan di atas karpet bulu lembut yang sudah dilapisi karpet halus khusus untuk si kembar.

Arbi pun menidurkan Lula di sana dan memberikan mainan keduanya yang bisa memgeluarkan bunyi.

"Yaudah kalo gitu aku masak dulu ya Mas, tinggal goreng ayam aja kok. Ayamnya kemaren udah aku ungkep.." kata Sya sambil tersenyum pada Arbi.

Arbi mengangguk. "Iya, masak agak banyak juga gapapa nanti kita bawa ke percetakan.."

"Iya siap. Aku masak dulu kalo gitu." kata Sya sambil berdiri dan langsung pergi ke dapur untuk segera memasak.

Arbi pun menemani kedua anaknya yang begitu senang dan terus saja bergerak-gerak semangat. Pemuda itu terkekeh melihat betapa aktifnya kedua bayi itu. Sembari menunggu Sya yang memasak Arbi terus menemani kedua anaknya itu, pemuda itu melakukan hal-hal lucu yang membuat kembar imut itu terus tertawa.

Sya yang sedang memasak di dapur tersenyum mendengar tawa mereka. Wanita itu benar-benar senang sekali karena Arbi selalu menemani dan juga membantunya mengurus kedua anak mereka. Arbi benar-benar membuktikan ucapannya yang bilang akan terus menemani dan membantunya dalam mengurus si kembar.

"Senyum-senyum kenapa?"

Sya sedikit tersentak saat kedua tangan Arbi tiba-tiba melingkari perutnya. Sepertinya dia tadi melamun karena mengingat semua perlakuan Arbi sehingga tidak menyadari kehadiran pemuda itu.

"Kenapa?" tanya Arbi memajukan kepalanya dan menyandarkan dagunya pada bahu Sya.

Sya menggeleng. "Gapapa Mas.." sahutnya dan melanjutkan kegiatannya menggoreng ayam.

Mas Arbi | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang