Happy reading all💐
Rekomendasi lagu kali ini adalah Potograph by Ed Sheeran!!🌧
Suasana kelas yang biasanya selalu ramai kini hening, saat pria berpeci hitam itu membagikan selembaran kertas soal ulangan kepada mereka. Bisa dikatakan minggu ini adalah minggu ulangan harian sebelum akhirnya mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Sungguh, waktu berjalan begitu cepat.
Asghar terdiam, matanya sibuk membaca deretan soal matematika yang baru saja di terimanya. Shitt! Ini gimana cara gue jawabnya. Batinnya berbicara. Asghar paling benci berurusan dengan pelajaran yang satu ini. Lebih baik dia diberi tugas merangkum satu buku daripada harus memecahkan soal yang rumusnya saja dia tidak tahu. Jangan salah, kalau di suruh merangkum, sudah pasti judul besarnya saja yang akan laki-laki itu tulis.
Asghar mendengus, matanya mengeliling mencoba melihat keadaan teman-temannya yang duduk lumayan jauh darinya. Tadi sebelum ulangan dimuai, Pak Agus lebih dulu mengacak tempat duduk mereka. Sangat tidak mungkin untuk meminta jawaban dari ketiga temannya itu. Sepertinya jurus andalannya harus keluar hari ini. Benar sekali, jurus menembak jawaban. Asghar tersenyum miring. Fokusnya kembali pada kertas di depannya. Tangannya mulai menuliskan angka apapun pada kertas buramnya sebagai formalitas.
"pssttt.. woii, pssttt" seakan sadar sengan suara halus seseorang, gadis berambut ikal itu menolehkan kepalanya ke samping. Pemandangan seorang laki-laki yang menyengir tanpa dosa terlihat jelas di matanya. Alisnya terangkat seolah bertanya apa?! Dengan mimik wajah kesal.
"jangan marah-marah gitu dong Ra, nanti cantik lo makin nambah," Naufal mengerlingkan satu matanya pada Nara. Gadis itu menatap tak percaya manusia menyebalkan disampingnya itu. Sial sekali, dari banyaknya orang di kelas ini kenapa dia harus berdekatan dengan Naufal.
Tanpa memperdulikan tingkah laki-laki itu, Nara kembali fokus pada kertas soal di mejanya.
Naufal berdecak, Nara sangat tidak peka. Padahal dia belum selesai bicara tadi."psssttt.. Naraa.." suara bisikan halus itu kembali terdengar. Nara yang sudah kepalang emosi seketika berdecak keras. "apasih?!"
Semua kepala menoleh padanya dan Naufal.
"SIAPA YANG KERJA SAMA DI BELAKANG ITU?" suara besar pak Agus terdengar jelas. Tidak ada yang berani menjawab. Semua pandangan mata seketika tertunduk kebawah.
"kalau ketahuan kerjasama saya tidak segan-segan untuk merobek kertas kalian di tempat," ancam pak Agus kemudian.
Naufal mengangkat kepalanya, tatapannya kembali tertuju pada gadis yang duduk di kursi sebelahnya. Dirinya jadi merasa bersalah pada Nara. Hembusan nafas pelan keluar dari mulutnya. saat hendak menatap ke lain arah, matanya bertatapan dengan mata milik Asghar.
Sahabatnya itu tersenyum mengejek ke arahnya. Kemudian bibir laki-laki itu mengucapkan kata SINTING tanpa suara kepadanya. Naufal yang tidak terima pun segera mengacungkan jari tengahnya pada Asghar. Sahabatnya itu tertawa tanpa suara.
Naufal bisa menebak kalau Asghar tidak bisa menjawab soal-soal matematika itu. Yah.. Sama saja seperti dirinya.
Satu setengah jam sudah terlewati untuk menjawab soal matematika yang memabukkan itu. Pak Agus sudah keluar dari kelas sejak tadi, padahal saat ini belum jam istirahat.
Asghar dan ketiga temannya kembali pada kursi tempat duduk mereka.
"gue yakin nggak bakalan remed kali ini," ucap Naufal percaya diri di tempat duduknya.
"ya iyalah modal contekan Nara. Udah gitu berisik! Hampir si Nara dimarahin pak Agus gara-gara lo!" Kiting menodongkan telunjukknya di hadapan wajah Naufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Short StorySaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...