Sedia payung sebelum hujan
Tapi kalau sudah terlanjur basah
Ya sekalian hujan hujanan.Silahkeun...
Perasaan senang semalam ternyata masih mendominasi hari yang datang berikutnya. Senyum yang menghiasi wajah gadis itu tidak surut sejak tadi.
Saat ini Rain sedang bersiap untuk sarapan sebelum pergi ke sekolah. Rain sedang menunggu mbak Diah menyiapkan nasi goreng buatannya. Mulutnya sejak tadi menyenandungkan banyak lagu.
"Rain, tolong ambilin piring di lemari dong, dua ya." Suara Mbak Diah terdengar dari dapur.
Rain beranjak dari duduknya mengikuti perintah, dia segera pergi ke arah lemari piring dan memberikan piring itu kepada Mbak Diah. Dilihatnya sudah ada nasi goreng yang menggugah selera di atas wajan.
"nih punya kamu, jangan lama-lama makannya nanti terlambat." Kata Mbak Diah setelah memberikan sepiring nasi goreng pada Rain.
"makasih mbak Diah." Rain segera kembali ke meja makan dan melahap nasi gorengnya. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskannya. Padahal mbak Diah baru menyuapkan lima sendok nasi, tapi Rain sudah habis saja.
Rain berjalan ke wastafel dengan bersenandung kecil lagi. Hal itu sangat jarang Rain lakukan kecuali jika mood nya dalam keadaan sangat baik. Mbak Diah sampai heran di buatnya.
"Rain, habis dapat giveaway duit ya kamu?" Mbak Diah ikut menyusul Rain ke wastafel untuk mencuci piringnya.
"hah nggak kok." Rain menyengir kuda.
"atau, habis jadian sama pacarmu?"
"salah! Udah deh mbak Diah kepo banget."
Rain megambil tas nya yang terletak di meja makan, sedikit merapikan seragamnya lalu kembali menghampiri mbak Diah.
"Rain pergi dulu ya, jangan kangen!". Rain menyalami tangan Mbak Diah lalu beranjak pergi.
Rain harus berjalan sekitar lima menit untuk sampai di jalan besar yang menjadi tujuannya menunggu angkot. Cuaca hari ini cukup sejuk karena masih pagi dan masih sedikit berembun.
Rain menelusuri jalan yang sama setiap hari jika ia ingin pergi ke sekolah. Tapi jalan ini sekarang menyimpan kenangan bagi Rain sejak kejadian sore kemarin. Dimana dia dan Asghar berlari-lari senang disini.
Rain ingat, kemarin asghar memang mengantarnya pulang sampai ke rumah. Tapi dengan berlari. Rain tersenyum lagi mengingatnya. Dirinya mendengar jelas apa yang Asghar katakan saat itu.
Rain, gue bakal kejar kemanapun lo pergi. Kalimat yang terus-terusan berputar di otak nya seperti kaset rusak.
Setelah Rain sampai dirumahnya sore itu, ia segera masuk dan mengunci pagarnya supaya Asghar tidak dapat mengejarnya lagi. Rain mengatur nafasnya yang ngos-ngosan akibat berlari kencang. Lalu muncul lah sosok Asghar berdiri sambil berkacak pinggang di depan pagar. Asghar juga terlihat sangat kelelahan berlari membuat Rain tidak tega melihatnya.
"huhh..huhh Rain. Lo makanh apha sihh larih loh sekencangh ituuh." Katanya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.
Asghar menjatuhkan dirinya ke aspal. Rain terkejut lalu mendekat melihat Asghar dari pagar rumahnya.
"are you okey?" Tanya Rain.
Asghar menggeleng. Rain tidak punya pilihan selain membuka pagarnya lalu ikut terduduk di samping Asghar. Rain memegang bahu Asghar yang naik turun dengan wajah yang panik.
Asghar tersenyum licik disana. Dia kemudian menyerang balik Rain dengan menggelitiki pinggang nya, membuat Rain menggeliatkan badan nya seperti ulat bulu. Rain tertawa kencang saat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/342145372-288-k172303.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Cerita PendekSaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...