sebelas duabelas

61 13 11
                                    

Hawoo🤚
Ketemu lagi di hari Jum'at yang penuh berkah ini..
Semoga suka sama part gaje kali ini hehehe..
.
.
🌧

Hari ini, sudah terhitung tiga hari sejak insiden ketidak sengajaan Asghar yang tertidur dalam pelukan Rain di warung depan Rumah sakit tempat Ayah Asghar di rawat. Sejak hari itu pula, hubungan Rain dan Asghar jadi sedikit merenggang.

Hari itu, ketika Asghar mendapat telpon dari ibunya yang berkata jika ayahnya sudah siuman, laki-laki itu langsung bergegas pergi meninggalkan Rain tanpa sepatah kata apapun. Bahkan makanan yang mereka pesan sebelumnya pun belum tersentuh sedikit pun.

Di satu sisi, Rain memaklumi sikap Asghar karena dia memprioritaskan ayahnya. Tapi dia juga kecewa, bahkan marah karena laki-laki itu menyembunyikan fakta bahwa selama ini Asghar adalah seorang perokok aktif. Kenapa Asghar tidak pernah menunjukkan kebiasaan jelek nya itu di depan dirinya?

“wajar kalau dia marah waktu lo patahin rokoknya, kan lumayan tiga rebu sebatang,” ocehan Pipit membuat Rain mendengus keras.

“mau harganya lima puluh ribu sekali hisap juga bakal gue patahin di depan mukanya.” Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya pada TV.

“gue ngerti kenapa lo semarah ini kalau udah tentang rokok. Tapi si Asghar mana tau, lo ngasih tau ke dia aja gak pernah. Lagian ya, itu hak dia mau jadi perokok atau gak. Inget Rain, kalian itu HTS! Hubungan yang gak tau mau di bawa kemana kaya lagunya Arman Maulana.”

“ARMADA BELER!”

Pipit terkekeh lalu mengubah posisi duduknya jadi berbaring menatap langit-langit kamar Rain. Suara TV yang menampilkan adegan dalam sebuah drama Korea pun tak lagi menarik perhatiannya.

“jadi lo beneran gak mau dateng ketemu ibunya Asghar? Gak mau lo balas itu chat nya?”

“gue bingung Pit, gue lagi gak pengen ketemu Asghar. Tapi gak enak juga kalau nolak. Gue harus gimana donggggg,” Bahu gadis itu terkulai lemas.

“lo ikut aja deh Pit, temenin guee ya, ya, ya??”

“malu ah, gue gak di ajak tau.”

“gampang itu mah, udah pokoknya lo harus temenin gue!” Rain beranjak mengambil ponselnya di atas nakas. Jari-jari tangannya mulai mengetikkan pesan balasan untuk Asghar.

 Jari-jari tangannya mulai mengetikkan pesan balasan untuk Asghar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“SUMPAH ASGHAR NGESELIN BANGETT!! BUJUK KEK BIAR BARENG!!”

*****

Rain sudah sampai di depan rumah dua lantai yang tidak asing lagi di matanya. Ini adalah kali kedua Rain menginjakkan kakinya disini. Suasana dan ciri khas dari rumah ini masih sama dari terakhir kali dia melihatnya, sejuk dan tenang.

Cerita Hujan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang