bertemu sebelum berpisah

64 30 7
                                    

Haloo, aku kembali membawa anak-anak ku yang lucu🧚‍♀
Selamat Membaca, Semoga Suka.
.
.
🌧

Suara berisik yang memenuhi sepanjang koridor seakan menjadi musik pengiring langah kaki Asghar dan Rain beserta teman-temannya. Tujuan mereka kali ini adalah parkiran sekolah. Pagi menjelang siang ini, mereka sudah di perbolehkan pulang. Banyak wajah sumringah yang tercetak jelas selama mereka berjalan.

Hari ini, adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian kenaikan kelas. Rasanya beban berat yang dua minggu ini memenuhi pikiran seakan terangkat begitu saja. Walaupun hatinya masih berharap-harap cemas dengan nilai yang akan diterimanya saat penganbilan rapor nanti.

Ah, itu Cuma nilai. Nggak menentukan masa depan. Begitulah kira-kira ucapan Naufal tadi. Sepanjang perjalanan mereka diisi oleh gelak tawa Kiting dan Asghar karena Naufal terus saja memberikan jokes jokes recehnya. Hanya Rain, Pipit dan Leo lah yang sesekali terkekeh ringan.

Sesampainya di parkiran, Asghar membuka jok motornya, mengeluarkan jaket yang biasanya dia pinjamkan pada Rain untuk menutupi kaki gadis itu. Ya, Asghar mengajak Rain pulang berdua hari ini.

"jagain temen gue. Kalau lecet sedikit aja, gue bogem lo!" titah Pipit pada Asghar saat dilihatnya mobil milik abangnya sudah berada di depan gerbang. Asghar mengangkat satu jempolnya sabagai jawaban. Pipit kemudian berlalu dari hadapa mereka.

"mau kemana sih berduaan. Gue pengen ikut juga padahal," Naufal memasang wajah masamnya. Bibirnya manyun seperti anak kecil yang ditinggal orang tuanya pergi ke pasar.

"geli banget gue liat lo," Kiting menonyor kepala sahabatnya itu.

Rain yang melihat kejadian lucu di depannya hanya bisa tertawa. Sebenarnya dia juga tidak tahu akan dibawa kemana oleh laki-laki itu.

"lo itu nggak di ajak." Kata Asghar sarkas. Bahkan sahabatnya itu kini semakin menatapnya sinis.

"hati-hati bawa anak orang. Kita cabut duluan," Leo menepuk bahu Asghar singkat lalu melangkah menuju motornya, begitu juga dengan kedua temannya yang lain.

Asghar melambai singkat saat sahabatnya mulai melajukan motornya masing-masing keluar gerbang. Pandangan Asghar beralih menatap gadis yang berada di sebelahnya. Alis Rain terangkat membalas tatapan teduh milik laki-laki itu.

"siap jalan seharian bareng gue?" tanya Asghar. Saat itu juga Rain tidak dapat menyembunyikan senyumnya.

"beneran seharian?" tanyanya balik.

Asghar menatap langit-langit, jari telunjuknya kini berada di depan dagunya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"gak juga sih, nanti gue di sangka penculik kalau sama lo seharian," Rain terkekeh mendengar jawaban Asghar.

setelah mengatakan itu, Asghar mengajak Rain untuk menaiki motor kesayangannya. Tanpa menunggu waktu lama, motor Asghar melaju menembus jalanan kota yang lumayan lenggang siang ini.

Semilir angin menerpa wajah Rain, membuat rambut-rambutnya juga ikut berterbangan. Kini Rain sudah tidak malu lagi kalau ingin memegang kedua sisi pinggang Asghar. Ingat, hanya memegang bukan memeluk. Bahkan tidak jarang Asghar lah yang meminta Rain untuk berpegangan padanya.

"kita mau kemana sih?" Rain membuka suara saat keduanya hanya terdiam menikmati perjalanan.

"nyari yang manis-manis, walaupun udah ada gue yang manis disini," jawab Asghar sambil melirik wajah Rain dari kaca sepion. Gadis itu tersenyum mengejek, membuat tawa Asghar mengudara saat itu juga.

Butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai di sebuah toko es krim yang sangat besar di tengah kota. Rain sampai-sampai tak berkedip menatap bangunan dengan desain banyak cup es krim di depannya. Dia baru pertama kali melihat itu.

Cerita Hujan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang