Pada rintik hujan yang jatuh
Ku titipkan sebuah rahasia
di dalamnya,
Cerita ku dan dia, tentang mu.🌧
Malam ini, hujan turun sangat deras membasahi kota. Untungnya tidak berpetir, hanya disertai angin yang cukup kencang. Rain membawa Uyuy yang berada di telapak tangannya menuju teras rumah. Hujan malam ini terlihat cantik dari tempatnya berdiri.
Rain memandang lurus ke depan. Satu jari telunjuknya sibuk mengelus hewan berbulu di tangannya yang tampak lesu. Hatinya saat ini sedang rindu. Apa di rumahnya juga sedang turun hujan? Apa dia juga rindu?.
Rain menyadari perasaannya semakin tertarik pada seorang Asghar. Dia hanya gadis biasa yang bila di beri perhatian tulus, hati nya akan luluh. Bila selalu dikhawatirkan dia akan merasa spesial. Salahkah jika dirinya akan meminta hubungan yang jelas nantinya? Bagaimana jika perasaan Asghar tak seirama dengannya? Harus di kemanakan rasa sukanya nanti?. Bibirnya tersenyum getir.
Lo nggak tau perasaan dia gimana Rain. Mungkin dia juga menunggu waktu yang tepat. Batinnya percaya diri.
"Rain, ngapain diluar, dingin sayang." bunda berdiri di ambang pintu. Raut wajahnya terlihat lelah. Mungkin karena bunda terus-terusan bekerja untuknya. Rain bersyukur dirinya masih memiliki bundanya yang sangat sayang pada anaknya. Kakinya melangkah, mendekati bunda.
"lagi lihatin hujan, bareng Uyuy supaya cepet sembuh." jawabnya. Tadi sore, Rain sempat membawa Uyuy ke klinik hewan untuk mengontrol kesehatannya. Dokter bilang, saat ini Uyuy sedang sedikit mengalami stress akibat perubahan suhu sekitarnya. Hal itulah yang membuat hamster itu terlihat lemas saat ini.
"udah malam Rain, Uyuy pasti pengen tidur. Letakin gih." Rain mengiyakan ucapan bundanya. Kandang Uyuy yang semula berada di bawah lantai, kini sudah berpindah ke atas meja khusus kandangnya.
Kaki gadis itu kembali melangkah, mendudukkan dirinya di samping sang bunda yang kini fokus menonton acara sinetron di tv. Kepalanya ia sandarkan pada bahu bundanya yang selalu tampak kuat dimatanya. Bagaimana rasanya jika menjadi bunda? Seorang wanita yang sudah kehilangan belahan jiwanya belasan tahun yang lalu. Apakah terasa kosong dan hampa?. Membayangkan hal itu membuat tangannya tergerak memeluk bundanya dari samping.
"Rain sayang bunda, sangat." ucapnya tiba-tiba. Wanita di pelukannya tersenyum teduh. "bunda lebih sayang kamu." jawabnya. Mereka sama-sama tersenyum menyalurkan kasih sayang.
"bun, Rain mau deh belajar bikin brownis lagi sama bunda sesekali. Rain juga mau bantu bunda di toko sama Mbak Diah nanti." gadis itu memasang wajah lugunya di hadapan sang bunda. Wanita itu terkekeh.
"boleh, tapi kamu jangan nangis kalau brownis buatan mu bantet. Kayak waktu itu, padahal kan biasa bagi orang yang baru belajar." Rain mengingat momen pertama kali dirinya belajar membuat brownis dan berakhir tidak mengembang alias bantet. Dirinya menangis sampai trauma tidak mau membuat kue apapun lagi. Rain terkekeh mengingatnya.
"Asghar apa kabar Rain? Udah sembuh alerginya?."
"udah, semalam dia kesini kok nganterin aku pulang. Dia bilang mau nunggu sampe bunda datang, terus nggak jadi karena ada orederan ojek katanya." Rain merapatkan badannya pada sang bunda mencari kehangatan.
"lucu banget sih. Dia lebih cocok jadi pelawak deh daripada tukang ojek."
"Asghar itu vokalis Metropolitan loh bun, suaranya bagus banget kalau nyanyi. Apalagi sambil main gitar." Tanpa sadar bibirnya mengukir senyum saat mengatakan itu. Bunda ikut tersenyum, Wanita itu mengerti jika anaknya sedang dimabuk kisah asmara remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Short StorySaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...