Haaii, udah kamis lagi ya?
Hari ini aku kembali membawa anak-anak gemass‼️
Selamat membaca, semoga suka💐
.
.
🌧Asghar tak henti-hentinya menatap Rain yang baru saja turun dari motor laki-laki asing di depannya. Dia tidak pernah melihat wajah itu, bahkan seragam yang dikenakannya berbeda dengan seragam sekolahnya.
“Kilo mau mampir dulu?” ucap Rain basa basi. Dia lebih berharap banyak kalau Kilo menolak. Tapi harapannya sirna begitu saja saat Kilo mengangguk kemudian turun dari motornya.
“Rain, dari mana?” badannya lantas berbalik begitu mendengar suara Asghar di belakangnya. Bahkan tangan besar laki-laki itu sudah bertengger manis di atas kepalanya.
“ada urusan tadi. Oh iya, kenalin ini Kilo Argana anak SMA 3. Dan Kilo, ini Asghar,” keduanya berjabat tangan singkat.
“ayo masuk,” ajak Rain pada kedua laki-laki itu. dia mempersilahkan mereka untuk duduk di kursi teras rumah, alasannya karena saat ini sedang tidak ada bunda. Takut menjadi bahan gibahan tetangga sekitar nantinya.
Rain meninggalkan Kilo dan Asghar ke dalam rumah untuk mengganti baju seragamnya yang sudah terasa sangat lengket di tubuhnya.
“udah lama kenal sama Rain?” tanya Kilo memulai obrolan. Kini keduanya duduk bersebelahan dengan sebuah meja yang menjadi penghalang di tengah-tengah.
“dari awal semester ini,” jawab Asghar. Pandangannya menatap lurus kedepan.
Kilo mengangguk. Satu tangannya memainkan kunci motornya. “masih baru ternyata,”
Asghar tersenyum miring. “yang lo pikir baru itu udah punya banyak kenangan di dalamnya. Bukan mau sombong ya, Cuma pamer aja,”
Kilo terkekeh. Dia rasa Asghar tak ingin merasa kalah darinya, entah dalam hal apa tapi sangat jelas dari nada bicaranya.
Tak lama dari itu, Rain datang membawa nampan berisi dua gelas air putih lalu meletakkannya di hadapan kedua laki-laki itu.
“minum dulu,” ucapnya lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Asghar.
"Asghar, ada perlu apa jauh-jauh kesini?” tanyanya langsung. Pandangan keduanya bertemu.
“disini gak ada tulisannya tuh, kalau mau berkunjung harus punya alasan dulu,”
Rain terkekeh, Asghar memang punya seribu satu jawaban atas pertanyaannya.
“yang ini pacar kamu Rain?” pertanyaan tiba-tiba dari Kilo menghentikan tawanya.
“bukan, dia temanku,” jawab Rain cepat.
“bagus kalau gitu, berarti masih punya kesempatan," ucapnya nyaris tak terdengar.
“hah? Kamu ngomong apa?"
"bunda, bunda masih jualan di toko jam segini?" kilahnya.
"masih, bunda lagi sibuk-sibuknya di toko. Lagi ramai orderan katanya."
Kilo bergumam, untung saja Rain tidak mendengar ucapannya tadi.
Interaksi keduanya tak luput dari penglihatan Asghar. Sebenarnya siapa sih si Kilometer ini?. Bahkan Kilo memanggil tante Mira dengan sebutan Bunda, sama seperti Rain. Dan bahkan mereka saling memanggil aku-kamu??!. Asghar tidak suka mendengar bagian ini.
Sedang asik-asiknya melamun, Asghar merasakan sesuatu berjalan melewati kakinya. Kepalanya menoleh kebawah, terlihatlah seekor hewan kecil mirip seperti tikus yang juga sedang memandangnya dari bawah kursi.
“CURUTTT!! ANYING ADA CURUT!!” ucapnya heboh. Dengan gerakan cepat kedua kakinya sudah naik ke atas kursi.
“HAH?! CURUTT? DIMANA CURUTNYA USIR!!” seru Rain tak kalah ribut. Kini dia mengikuti jejak Asghar menaikkan kedua kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Short StorySaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...