Selamat hari kamis
Selamat membaca Cerita Hujan kembali..🌧
Suasana sekolah yang sudah mulai ramai terlihat dari arah depan gerbang, dimana motor milik Asghar perlahan masuk ke dalamnya. Motor itu berhenti di depan pos security, dan gadis di boncengannya turun perlahan. Tangan kanannya memegang sebuah plastik berisi lontong sayur pembelian Asghar, sementara tangan kirinya tergerak merapikan rambut hitamnya yang berantakan akibat tertiup angin.
“tunggu disini sebentar ya.” ucapnya. Rain mengangguk. Motor Asghar kembali melaju menuju parkiran.
Rain dapat melihat Asghar dari tempatnya berdiri. Ada perasaan tidak menyangka kalau mereka berdua bisa sedekat ini sekarang. Berawal dari hari dimana Ashgar yang bertanya padanya, lalu beberapa peristiwa lain yang tanpa sengaja menciptakan kedekatan yang semakin menuntut. Apakah seterusnya mereka akan seperti ini?. Entahlah..
Asghar masih terasa sangat abu-abu untuknya yang sudah berwarna merah muda. Disini, hanya Rain yang berharap. Berharap mereka lebih dari sekedar teman pulang ataupun pergi, berharap mereka bisa dangan bebas mengutarakan isi hati, berharap mereka lebih banyak menghabiskan waktu berdua, berharap mereka akan selalu menemani bukan hanya ketika senang, melainkan saat sedih juga. Beharap.. ah Rain, kau terlalu banyak berharap.
Tidak ada yang salah dengan berharap. Harapan adalah sebuah pilihan dalam menghadapi ketidak pastian. Mungkin dengan berharap, kehidupan seseorang akan dijalani dengan semangat untuk mewujudkan harapannya. Tapi perlu diingat, sebuah harapan tidak semuanya bisa terpenuhi, sebab jalannya tidak selalu lurus. Pasti akan ada kecewa dan sakit yang tidak mengenakkan.
“Rain, heh kok bengong sih.”
“huh?” Rain tidak sadar kalau Naufal berada di depannya. Laki-laki itu duduk di atas motonya yang masih menyala. Sepertinya lamunannya sangat serius sampai suara motor Naufal pun tidak dengar.
“ngapain disini sendirian? Katanya lo berangkat bareng Asghar.” tanyanya. Rupanya Naufal tidak sendiri, karena di belakang motornya ada motor milik Leo yang membonceng Kiting.
Rain mengangguk. “itu Asghar, lagi parkir motor,” tangannya terangkat menunjuk keberadaan Asghar.
“yaudah, kita mau parkir juga deh,” ucapnya diangguki Rain. Dua motor itu berlalu melewati dirinya. Sepertinya Rain harus menunggu sebentar lagi, karena Asghar sibuk berbincang dengan ketiganya disana.
Baiklah, kesabarannya menunggu Asghar sudah hampir habis. Ternyata tidak hanya perempuan jika sudah berbincang akan memakan waktu lama, laki-laki juga sama saja.
Kakinya melangkah, di depan sana teman-teman Asghar sudah mulai beranjak pergi. Kini Asghar menatap ke arahnya. Pandangan matanya seolah berkata maaf dengan senyuman tipis menghiasi bibirnya. Rain merotasikan bola matanya.
“BANG ASGHAR!!” atensi Asghar kembali teralihkan saat seorang gadis berlari dari belakang tubuh Rain, kemudian berhambur memeluknya. Asghar terkejut dengan kejadian yang terlalu tiba-tiba itu. sedetik kemudian, tawanya terdengar bersamaan dengan gadis itu yang kini sudah melerai peluknya.
Saat itu juga Rain berhenti melangkah. Badannya seketika menjadi kaku, seperti ada beban berat yang menahannya. Pikirannya mulai menebak-nebak siapa dia. Tidak, dia tidak boleh memikirkan hal yang tidak-tidak.
“lo jadi pindah ke sini?” tanya Asghar pada gadis di depannya.
“iya, ini baru hari pertama. Mohon di bimbing supaya jadi adik kelas yang baik,” gadis itu membungkukkan badannya, memberi hormat seperti yang sering Rain lihat di dalam drama-drama yang di tontonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Cerita PendekSaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...