Rekomendasi lagu kali ini : In The Stars by Benson Boone🎶
.
.🌧
Cuaca pagi ini terlihat mendung, bahkan gerimis halus sudah jatuh membasahi bumi. Mungkin dia tertular oleh gadis yang sedari tadi terduduk murung di kursinya. Suara gaduh dari depan koridor, bahkan sorak-sorakan ramai dari lapangan bawah tidak membuatnya ingin beranjak sedikit pun.
Hari ini sudah hari ketiga sekolahnya mengadakan class meeting sehabis ujian kenaikan kelas minggu kemarin. Sama seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun diisi oleh lomba-lomba antar kelas. Tapi Rain sudah muak, rasanya membosankan.
Tadinya dia tidak ingin pergi sekolah hari ini. Toh, dia juga tidak mengikuti lomba apapun. Tapi sahabatnya itu terus merengek padanya agar Rain tetap berangkat ke sekolah. Katanya nanti dia tidak punya teman kalau Rain tidak datang. Tapi kemana bocah itu sekarang? Bahkan Rain sudah ditinggal sendirian sejak tadi.
Sudah tiga hari, berarti sudah selama itu juga dia tidak melihat Asghar dan teman-temannya. Terakhir kali Asghar mengirimkannya pesan kalau dia tidak akan datang seminggu ini karena waktunya digunakan untuk latihan. Dan itulah yang membuat Rain jadi merasa sepi. Jika ada Asghar, mungkin laki-laki itu akan terus mengusilinya sepanjang hari.
Helaan nafas berat keluar begitu saja dari bibirnya. “kenapa jadi gini sih perasaan gue?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Rain mengambil ponselnya yang berada di dalam tas berwarna abu-abu Pink nya. Tidak ada yang spesial, hanya ada dua notifikasi dari akun Instagram fanbase drama yang sedang dirinya tonton.
Dari instagram beralih ke Whatsapp. Tangan Rain otomatis langsung membuka roomchatnya dengan Asghar. Laki-laki itu sedang online. Rain sedikit ragu untuk sekedar memberikan pesan singkat padanya. Takut mengganggu kalau-kalau Asghar sedang sibuk. Ah, masa pagi-pagi gini udah latihan? Ucapnya dalam hati.
Mata Rain yang terlalu fokus menatap benda pipih di tangannya tidak sadar kalau di belakang tubuhnya sudah ada seseorang yang ikut mengamati apa yang dirinya lakukan.
“DORRR!!!” Pipit menepuk kedua bahu Rain kencang membuat jempol gadis itu tidak sengaja mengirimkan sebuah emotikon pada Asghar.
“ASTAGA!! PIPIT PRASTIWI LO BENER-BENER YA!!” Rain bangkit, hendak mencubit sahabatnya itu tapi urung setelah mendengar notifikasi dari ponselnya.
Matanya membelalak lebar, bahkan kini satu tangannya sudah membekap mulutnya sendiri. Apa yang baru saja jarinya lakukan? Kenapa bisa terpencet emotikon babi??!!. Rain semakin panik saat melihat Asghar kembali typing di sana.
“ini semua gara-gara lo Pit!!” teriak Rain pada sahabatnya yang hanya berdiri dengan watadosnya.
“loh bagus dong Rain, itu namanya gue membantu lo yang dari tadi plin plan kayak nggak punya semangat hidup.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Storie breviSaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...