Kata hujan jangan lihat dari apa yang jatuh
Tapi lihatlah apa yang akan tumbuh.🌧
Suara petikan gitar mulai terdengar mengawali lagu di sambung dengan suara merdu laki-laki yang berdiri di depan sana. Lagu Rindu Sendiri milik Iqbal ramadhan dinyanyikan saat itu. Tampak banyak wajah yang antusias begitu sang vokalis bernyanyi.
Engkau menyusuri jalan bersamanya
Dikala dinginnya senja
Hanya berduaan tanpa tahu tujuan
Bahkan tidak mau tahuNamun sudah saatnya untuk pulang
Tak ingin kau akhiri hari ituBiar dia merindukanmu sendiri oh
Jangan resah dia pasti pikirkanmu
Walau kau tak tahu
Hingga di ujung malamSaat lirik bagian ini dinyanyikan, Rain bernostalgia dengan hari dimana dia juga menghabiskan senja dengan seorang laki-laki yang membuatnya selalu merasakan sesuatu saat berdekatan dengannya. Pikirannya tiba-tiba bertanya sedang apa laki-laki itu saat ini?
Rain segera tersadar dari lamunannya. Dia teringat dengan tantangan Pipit. Rain sedikit mengangkat pandangannya untuk melihat vokalis itu. Karena tidak kelihatan, Rain memilih untuk berdiri dari duduknya.
Terlihatlah seorang laki-laki yang sedang bernyanyi sambil memainkan gitarnya mengenakan celana jeans hitam dan jaket hitam dengan baju kaos putih di dalamnya. Wajah itu sangat amat Rain kenali. Dirinya melihat laki-laki itu tersenyum manis saat lagunya selesai dinyanyikan.
Rain membeku ditempat. Matanya menatap lurus laki-laki yang sekarang sedang mengucapkan terimakasih kepada penonton. Laki-laki itu baru saja mengusik pikirannya dan secepat itu pertanyaan nya terjawab. Belum sempat Rain mengalihkan pandangannya, secara kebetulan pandangan keduanya saling bertemu dan seakan terhipnotis untuk tidak melihat ke lain arah. Dia tersenyum di depan sana. Sangat manis pikir Rain. Tanpa sadar Rain membalas senyuman itu tak kalah manis. Dia Asghar, alasan di balik senyum manis Rain malam ini.
*****
Setelah kejadian saling pandang tadi, kini Rain terduduk lemas dikursinya. Dia tidak tahu apa yang membuatnya berani membalas senyuman Asghar. Rain tidak merasa menyesalinya tetapi dia malu. Pipit sedari tadi tidak bisa diam karena Rain belum menepati tugasnya.
Bagaimana ini, Rain sangat tidak mau meminta nomor WhatsApp Asghar. Bisa-bisa laki-laki itu meminta imbalan anehnya lagi nanti. Tapi tidak menuruti Pipit bisa-bisa dia akan ngambek dan Rain tidak mau itu terjadi.
“Rain, ayo kita cari vokalis tadi! Lo nggak bakal nyesel punya nomor WA-nya Rain!." Pipit berseru heboh sambil menepuk-nepuk tangan Rain.
“mau cari kemana Pit! Paling mereka juga udah balik." Rain mencoba meyakinkan Pipit.
“yahh elo sih tadi nggak langsung lari begitu dia turun panggung."
“gue masih cukup waras untuk ngelakuin hal itu." Rain melirik jam tangannya sudah pukul setengah sepuluh malam.
“Pit mending lo telpon abang lo sekarang. Udah malam."
“perasaan gue baru duduk kok udah jam segini aja ya." Pipit mengambil handpone nya dengan malas, lalu menghubungi abangnya.
“lo balik bareng gue kan." Pipit melirik ke arah Rain.
“nggak usah, rumah kita beda arah, gue bisa pesan ojek online."
Rain tersenyum saat Pipit mencibir padanya.Sekitar sepuluh menit menunggu, Pipit mendapat chat dari abangnya, katanya dia sudah berada di parkiran. Rain dan Pipit berjalan beriringan keluar dari kafe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Historia CortaSaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...