🌧
.
.Asghar berjalan menuruni anak tangga dari kamarnya menuju dapur dengan tergesa-gesa. Pandangannya menyebar, orang yang dicarinya tidak ada disini.
“buuu?? bik Jin?? Iammm??” suara besarnya memenuhi seisi rumah mengabsen satu persatu penghuninya.
“kenapa mas?!” sahut ibunya dari arah pintu depan. Asghar segera melangkahkan kaki nya menuju sumber suara.
Dahinya mengerut bingung saat melihat pemadangan rumah tetangga depan yang ramai di kerumuni orang.
“pagi-pagi udah bagi-bagi sembako aja pak haji.” ucapnya asal.
“husss, sembarangan lambe mu mas. Pak Haji mangga nya di maling tadi pagi, habis satu pohon.” matanya mendelik mendengar penjelasan sang ibu. Keren banget itu maling.
“loh kamu hari ini sekolah tah?” tanya ibu heran. Pasalnya Asghar sudah rapi dengan baju seragamnya.
Dia mengangguk “hari ini libur latihan sebelum tampil. Istirahat,”
“bagus mas, hidup itu harus balen, sekolah jalan, ya cita-cita juga harus jalan,” sahut Bik Jin yang sedari tadi berdiri di samping ibu.
“balance Bik, semalam baru Adan ajarin udah salah wae,”
“wes seng penting ngono maksute.” jawab Bik Jin sedikit protes karena tidak mau disalahkan.
Asghar terkekeh, senang sekali rasanya mengusili bik Jin.
“Adan pergi dulu ya, bilangin sama pak Haji yang tabah,” tangannya tergerak menyalami tangan sang ibu, lalu mencium keningnya. Kebiasaan yang selalu di lakukannya sejak kecil.
“nanti pulang sekolah kita belajar bahasa baru lagi ya?” ucapnya pada Bik Jin sambil menyalami tangannya.
*****
Suasana sekolah terlihat lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena hari ini adalah hari terakhir sebelum libur semester selama dua minggu datang menjemput.
Sudah sejak setengah jam yang lalu, Rain beserta ketiga temannya memilih menghabiskan waktu di kantin. Alasannya karena mereka terlalu bosan untuk sekedar menonton perlombaan atau duduk di kelas seperti hari hari sebelumnya.
“lo semua liat gak tadi? Pak Tatang cukur kumis! Tapi kenapa coba? padahal itu yang bikin orang kenal sama doi,” ucap Lala julid mode on.
“kali aja dia lagi nyoba style baru. Lo liat tadi pak Tatang lebih banyak senyum dari biasanya? Happy dia mah,” sahut Pipit sambil mengaduk baksonya.
“seneng kan lo ada yang menarik lagi setelah pak Radit nikah?” Linda tak bisa lagi menahan tawanya saat Pipit mendelik ke arahnya.
“sembarangan banget lo kalo ngomong! Gue udah tobat demen sama bapak-bapak ya!”
“eh, Rain itu tuh,” Linda yang duduk berhadapan dengan Rain menepuk tangan sahabatnya pelan. Arah pandang Linda tertuju pada pintu kantin membuat Rain menolehan kepalanya.
“Asghar?” ucapnya tanpa sadar saat melihat sosoknya berjalan beriringan bersama ketiga temannya.
Pandangan keduanya bertemu, bahkan kini sudah mulai memamerkan senyum masing-masing. Asghar berjalan ke arahnya, dan setiap langkahnya tak pernah luput dari pengihatan gadis itu.
“lo sekolah hari ini?” tanyanya begitu Asghar sampai di hadapannya.
“seperti yang lo lihat, gue udah kangen sekolah,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Hujan [END]
Cerita PendekSaat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis bernama Rain Ayrudia ibarat rintik hujan yang jatuh membasahi bumi. Definisi bumi menurutnya adalah s...