11. The Princess Royal

19 1 0
                                    

1 Desember 1879
Malam itu, keluarga Kerajaan Batavia terguncang oleh kabar duka yang tak terduga. Princess Isabella, sosok yang selalu tegar dan anggun, telah meninggalkan dunia ini pada usia 63 tahun. Sebagai Princess Royal, ia selalu dihormati dan dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam keluarga kerajaan.

Princess Isabella adalah adik dari King Abdullah, ayah dari King Fauzan II. Ia tumbuh dalam suasana istana yang penuh dengan nilai-nilai keadilan dan tanggung jawab. Meskipun hidupnya penuh dengan kecemerlangan dan kewajiban kerajaan, ia tetap rendah hati dan selalu siap membantu orang lain.

Kabar meninggalnya Princess Isabella menyisakan duka mendalam bagi seluruh rakyat Kerajaan Batavia. Selama berpuluh-puluh tahun, ia menjadi teladan bagi semua orang dengan dedikasinya terhadap tugas-tugas kerajaan dan kepeduliannya terhadap kesejahteraan rakyatnya.

Setelah peristiwa ini, gelar Princess Royal akan pindah kepada putri tertua dari King Fauzan II dan Queen Charlotte, yakni Princess Victoria. Princess Victoria adalah sosok yang cerdas, berdedikasi, dan memiliki hati yang penuh kasih sayang. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang sejak kecil, dengan semangatnya yang tak pernah pudar dalam menghadapi tantangan.

Princess Victoria, yang saat itu berusia 19 tahun, menyadari beban besar yang akan ia emban sebagai penerus Princess Isabella. Ia telah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengemban tugas-tugas kerajaan dan merangkul tanggung jawabnya sebagai Princess Royal yang baru.

Pada upacara pemakaman Princess Isabella, rakyat Batavia berkumpul di sekitar istana kerajaan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang mereka cintai dan hormati. Banyak yang terpancar kepedihan dalam tatapan mereka, namun mereka juga merasakan harapan dan keyakinan bahwa Princess Victoria akan melanjutkan warisan dan dedikasi yang ditinggalkan oleh Princess Isabella.
Namun gelar tersebut baru bisa di berikan secara resmi Saat Victoria Menikah.

3 Desember 1879

Saat sedang menjalankan Tugas Kerajaan, yaitu menyampaikan pidato di depan rakyat di Aglo Palace.

Di tengah-senyap kerumunan yang hadir, Princess Victoria berdiri dengan sikap tegap di atas panggung Aglo Palace. Hatinya penuh semangat untuk menyampaikan pidatonya yang berisi tentang pentingnya persatuan dan kerjasama dalam membangun Kerajaan Batavia yang lebih baik. Namun, saat pandangannya melintas di antara orang-orang yang hadir, mata Victoria tak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan yang berdiri di barisan depan.

Pria itu bernama John Smith, seorang bangsawan terkenal dari keluarga Smith. Wajahnya yang maskulin dan senyumnya yang menggoda membuat hati Victoria berdebar-debar. John menatap balik Victoria dengan senyuman hangat, seakan mengetahui betapa terpesonanya sosok Wanita itu.

Setelah pidato selesai, Victoria turun dari panggung dengan hati yang masih terasa berdebar. Dia melihat John Smith yang masih berdiri di dekat panggung, menunggunya dengan penuh kehangatan di matanya. Princess Victoria menghampiri John dengan langkah yang canggung, tidak biasa bagi seorang Princess.

"Mengapa Anda masih di sini?" tanya Victoria dengan suara yang sedikit gemetar.

John tersenyum. "Your Highness, Saya ingin mengucapkan selamat atas pidato yang luar biasa tadi, Princess Victoria. Anda sungguh inspiratif dan mampu menyentuh hati kami semua."

Princess Victoria merasa pipinya memanas mendengar pujian dari John. "Terima kasih, tuan. Saya berusaha untuk melayani rakyat dengan sebaik-baiknya."

John melihat ke dalam mata Victoria dengan penuh kehangatan. "Anda benar-benar luar biasa, Princess. Saya telah mendengar banyak tentang dedikasi Anda. Saya ingin mendapatkan kesempatan untuk lebih mengenal Anda."

Princess Victoria terkejut mendengar kata-kata itu. Dia tahu ada batasan-batasan yang mengikatnya sebagai seorang putri kerajaan, tetapi ada sesuatu dalam diri John yang membuat hatinya terpikat. Dia merasa ada kecocokan di antara mereka.

Namun, Victoria sadar bahwa ada tanggung jawab besar yang harus ia emban sebagai Princess Royal. Dia harus memikirkan kepentingan kerajaan dan rakyatnya di atas keinginannya sendiri.

"Demi tugas dan tanggung jawabku sebagai Princess Royal, aku harus mempertimbangkan dengan hati-hati. Aku tidak bisa bertindak sesuka hati," jawab Victoria dengan hati yang berat.

John mengangguk paham, wajahnya tampak sedih tapi tetap bersahabat. "Saya mengerti, Princess. Tanggung jawabmu adalah yang utama. Aku akan selalu menghormati keputusanmu."

Mereka berdua saling melihat dalam diam, menyesali situasi yang tak dapat mereka ubah. Namun, di antara mereka juga terbaca keberanian dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Ketika Princess Victoria melangkah meninggalkan Aglo Palace, hatinya penuh dengan pertanyaan dan ketidakpastian. Namun, dalam lubuk hatinya, dia tahu bahwa keputusan yang dia ambil adalah yang terbaik untuk kerajaan dan rakyatnya.

John Smith tetap berdiri di tempatnya, melihat Victoria pergi dengan harapan yang tak terucapkan. Dia tahu bahwa meskipun cinta mereka tidak bisa terwujud, ia akan terus mengagumi dan mendukung Princess Victoria dalam dalam Menjalani Tugas Kerajaan.

Keenan : The Golden EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang