17 Oktober 1895, dalam sebuah markas rahasia, sekelompok orang, yang dipimpin oleh seseorang bernama Patrick Frank, tengah merencanakan suatu tindakan yang mengerikan: menembak King Keenan pada saat Festival Musim Panas yang akan datang. Mereka merancang semua detail dengan cermat, meskipun ada keraguan dan kecemasan di kalangan anggota kelompok.
"Patrick, aku tidak yakin apakah rencana ini akan berhasil," ujar seseorang bernama Flint dengan wajah cemas. "Jika kita gagal, konsekuensinya bisa sangat berbahaya. Kita mungkin akan dihukum mati."
Patrick menatap tajam Flint, mencoba memberikan keyakinan pada rencananya. "Aku telah merencanakannya dengan sangat matang. Kami memiliki semua informasi yang diperlukan. King Keenan akan berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Ini adalah peluang terbaik kita."
Flint masih tampak ragu, namun Patrick dengan tegas melanjutkan, "Kita tidak bisa mundur sekarang. Tujuan kita adalah menggulingkan pemerintahan yang korup dan tirani ini. Kita berjuang demi rakyat kerajaan Batavia."
Para anggota kelompok tersebut, meskipun cemas, akhirnya mengikuti instruksi Patrick. Mereka membahas rencana tersebut secara detail, merinci langkah-langkah yang akan diambil pada hari Festival Musim Panas. Mereka membicarakan titik-titik kritis, peran masing-masing anggota, dan bagaimana cara keluar jika rencana tersebut berjalan tidak sesuai harapan.
"Kita harus memastikan semuanya berjalan dengan cepat dan tanpa cela. Jika King Keenan berhasil lolos, kita mungkin tidak mendapat kesempatan kedua," kata Patrick dengan serius.
Para anggota kelompok tersebut mengangguk setuju, meskipun ada ketegangan dan kekhawatiran di antara mereka. Mereka tahu bahwa apa yang mereka rencanakan adalah tindakan yang berisiko tinggi, namun tekad mereka untuk mengakhiri pemerintahan yang mereka pandang korup membuat mereka terus maju.
Ketika pertemuan tersebut berakhir, Patrick memberikan arahan akhir kepada semua anggota kelompok. "Kita akan mengikuti rencana ini dengan tepat. Tetaplah fokus dan jangan biarkan ketakutan menghentikan langkah kita. Kita berjuang demi masa depan yang lebih baik."
Pada tanggal 27 Oktober 1895, suasana Festival Musim Semi berlangsung meriah. Keenan dan seluruh keluarga kerajaan tiba di lokasi festival dengan semangat tinggi. Warga kerajaan berkumpul untuk merayakan acara ini bersama raja dan keluarganya. Namun, di balik keramaian itu, rencana jahat sedang direncanakan oleh sekelompok orang yang ingin mengakhiri nyawa King Keenan.
Frank, pemimpin kelompok tersebut, memulai pelaksanaan aksi berbahayanya. Namun, dengan cepat ia menemui hambatan yang tidak ia duga. Rencananya untuk menembak King Keenan tergagalkan karena intervensi tegas dari Prince Albert yang melindungi kakaknya dengan menghalangi serangan tersebut.
Situasi menjadi kacau balau ketika terdengar tembakan dan kekacauan terjadi di tengah kerumunan. Rakyat dan anggota keluarga kerajaan berhamburan mencari perlindungan. Keenan, meskipun dalam keadaan terkejut, segera mengambil langkah-langkah untuk menjaga keamanan keluarganya.
Setelah keributan mereda, Frank dan anggota kelompoknya berhasil ditangkap oleh pasukan keamanan kerajaan. Mereka dihadapkan pada sistem peradilan dan diadili atas rencana pembunuhan terhadap King Keenan. Pengadilan ini berlangsung secara terbuka dan adil, di hadapan para saksi mata dan perwakilan dari berbagai lapisan masyarakat.
Pada saat pengadilan, King Keenan memberikan kesaksian tentang kejadian itu. Ia menceritakan bagaimana Prince Albert dengan berani melindunginya dari serangan yang ditujukan padanya. Keberanian Prince Albert dalam menghadapi bahaya ini menyentuh hati banyak orang dan memberikan contoh tentang rasa tanggung jawab dan cinta terhadap keluarga dan kerajaan.
Setelah proses pengadilan selesai, hakim memutuskan bahwa Flint dan anggota kelompoknya bersalah atas rencana pembunuhan dan merusak keamanan kerajaan. Mereka dijatuhi hukuman mati sebagai konsekuensi atas tindakan mereka. Meskipun keputusan ini tak dapat diubah, hukuman mati tetaplah menjadi perdebatan etis dan moral.
Sementara itu, Prince Albert, meskipun berhasil mencegah serangan tersebut, mengalami luka tembak dalam insiden itu. Ia segera dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
1 November 1895 , Charles mendengar kabar tentang insiden di festival dan kondisi luka Prince Albert. Tanpa ragu, Charles segera meninggalkan tempat yang ia berada dan kembali ke istana untuk mengetahui keadaan kakaknya.
Sesampainya di istana, Charles segera mencari informasi tentang keadaan Prince Albert. Ia merasa khawatir dan ingin memastikan bahwa kakaknya baik-baik saja setelah terlibat dalam situasi berbahaya.
Charles bertemu dengan Queen Ellena yang telah mengetahui tentang kepulangannya. "Ellena, bagaimana keadaan Albert? Apa yang terjadi di festival?"
Queen Ellena menjelaskan situasi kepada Charles dengan hati-hati. "Charles, Albert telah berhasil melindungi Keenan dari ancaman yang serius. Dia terluka selama insiden tersebut dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit istana. Kita semua merasa bersyukur bahwa dia selamat."
Charles merasa lega mendengar bahwa Albert selamat, meskipun juga merasa cemas dengan kondisi luka kakaknya. "Aku ingin melihatnya. Aku khawatir tentang keadaannya."
Ellena mengangguk dengan pengertian. "Tentu saja, Charles. Ayo, aku akan membawamu ke kamarnya."
Keduanya menuju ke kamar Prince Albert di istana. Ketika mereka tiba di sana, Albert tampak terbaring di tempat tidur dengan wajah yang pucat. Meskipun terlihat lelah dan terluka, ia masih tersenyum ketika melihat kedatangan Charles.
"Charles, kau datang," kata Albert dengan lemah.
Charles mendekati tempat tidur dan duduk di sampingnya. "Tentu saja aku datang. Aku khawatir Dengan mu, Albert"
Albert tersenyum. "Aku baik-baik saja. Aku hanya butuh sedikit istirahat dan perawatan medis. Keenan dalam kondisi baik, kan?"
Charles mengangguk. "Iya, Keenan dalam kondisi baik. Dia sangat bersyukur atas tindakanmu."
Albert tersenyum bangga. "Kita adalah keluarga, Charles. Kita saling melindungi dan mendukung satu sama lain."
Charles tersenyum dan mengangguk. "Kau benar. Kau adalah teladan yang luar biasa."
Ellena yang berdiri di samping mereka tersenyum. "Charles, aku tahu Albert senang memilikimu di sini. Dia pasti merasa lega melihatmu."
Albert mengangguk setuju. "Iya, Charles. Aku merasa lega dan tenang sekarang kau di sini."
Mereka berbincang-bincang sejenak, saling bertukar kabar, dan Albert menceritakan pengalamannya selama insiden tersebut. Meskipun ia masih lemah, semangat dan tekadnya tetap kuat.
Charles pun merasa lega melihat kakaknya dalam kondisi yang lebih baik dan bisa bercakap-cakap dengan baik. Kehadirannya di sisi Albert memberikan dukungan emosional yang penting dalam pemulihan kakaknya.
Keluarga kerajaan dan warga kerajaan yang prihatin dengan kondisi Albert berharap agar ia segera pulih.
Percakapan antara King Keenan dan Albert setelah insiden ini mungkin mencerminkan rasa syukur, kedekatan, dan hubungan erat mereka:
Keenan: (dengan nada khidmat) "Albert, aku tidak tahu bagaimana harus memikirkan terima kasih atas apa yang telah kamu lakukan. Kehidupanku, dan mungkin juga kerajaan ini, berada dalam bahaya besar jika bukan karena tindakanmu."
Albert: (sambil tersenyum) "Tidak perlu diucapkan, Keenan. Kita adalah saudara, dan apa pun yang harus dilakukan untuk melindungimu adalah tugas dan tanggung jawabku. Lagipula kau juga sudah banyak Membantuku selama ini, dan lagi aku juga sudah berjanji akan setia mendukungmu walau harus mengorbankan nyawa."
Keenan: "Namun, risikonya begitu besar. Kau hampir saja kehilangan nyawamu. Aku sangat bersyukur bahwa kau baik-baik saja."
Albert: "Kami adalah keluarga, dan selalu saling mendukung. Apa pun yang terjadi, kami akan menghadapinya bersama."
Ketika Albert akhirnya sembuh, suasana lega dan sukacita melanda kerajaan. Keberhasilan dalam mengatasi ancaman ini membuktikan kembali pentingnya persatuan dan perlindungan di antara anggota keluarga kerajaan. Kedekatan yang mereka miliki dan tekad untuk menjaga keamanan dan stabilitas kerajaan menjadi semakin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan : The Golden Era
RomanceMenceritakan tentang kehidupan keenan sang putra mahkota sampai Ia diangkat Menjadi raja. ia banyak sekali melewati rintangan yang besar dan banyak sekali kesulitan yang ia alami. akankah keenan bisa menjadi raja yang bijaksana?? Oh iya, cerita ini...