12 Juni 1914 menjadi sebuah peristiwa bahagia saat Princess Marina menikah dengan Lord Alexander Brown di Hastle Palace. Setelah menunggu selama 2 tahun yang tertunda oleh perang, akhirnya mereka bisa bersatu dalam ikatan pernikahan yang dinanti-nantikan.
Namun, kebahagiaan itu tidak hanya berhenti di sana. Pada 3 Februari 1915, Prince George dan Princess Elisabeth dikaruniai anak keempat mereka, seorang putra yang diberi nama Henry Charles George atau Prince Henry Of Wales. Anak baru ini menjadi anugerah yang membawa keceriaan di tengah-tengah suasana perang yang melanda.
Tak lama kemudian, pada 17 Februari 1915, Princess Charlotte dan Prince Fernando juga merayakan kebahagiaan mereka. Setelah penantian yang cukup lama, mereka dikaruniai seorang putra yang bernama Alfonso, menjadi pelengkap keluarga mereka yang bahagia.
Pada 4 Maret 1915, Prince Arthur dan keluarganya menerima berita gembira. Prince Arthur dan istrinya dikaruniai putri kedua yang diberi nama Augusta Sophie, membawa sukacita dan keceriaan ke istana mereka.
Begitu juga dengan Prince James dan Margaret, yang pada 10 Maret 1915, disambut oleh kehadiran seorang putri yang diberi nama Alice Charlotte Elizabeth atau Princess Alice Of Sussex. Keluarga mereka semakin lengkap dengan kehadiran sang putri.
Tidak ketinggalan, pada 20 Maret 1915, Princess Marina dan Lord Alexander Brown dikaruniai anak pertama mereka, seorang putri yang diberi nama Lady Elizabeth Brown.
21 April 1915, sebuah hari yang mendalam dalam sejarah kerajaan. King Robert V, yang sebelumnya dihormati sebagai pemimpin, dibawa ke pengadilan internasional untuk diadili atas kejahatannya. Hukuman mati menggantung di depannya sebagai akibat dari perbuatannya yang merugikan banyak orang.
Proses pengadilan berlangsung dengan serius dan adil, mengungkapkan fakta-fakta yang melibatkan King Robert V. Tidak hanya rakyat, tetapi para pemimpin kerajaan sendiri merasa terpukul oleh pengkhianatan ini. Keputusan hukuman mati menjadi pilihan yang sulit, tetapi dianggap sebagai bentuk keadilan yang harus dijalankan.
Setelah hukuman dijatuhkan, para pemimpin kerajaan berkumpul untuk bermusyawarah tentang nasib Wilayah Kerajaan Hels. Pemberian wilayah ini menjadi pertimbangan serius, dan setelah berunding cukup lama, mereka menyepakati bahwa wilayah tersebut akan diberikan kepada King Keenan.
Keputusan ini bukanlah tanpa kontroversi. King Keenan, yang merasa terkejut dengan pengumuman tersebut, menyadari bahwa menguasai dua kerajaan sekaligus bukanlah tugas yang mudah. Pemikiran tentang tanggung jawab ganda ini menimbulkan ketidakpastian dan tantangan besar.
Pada 27 April 1915, King Keenan mengungkapkan kebingungannya terhadap keputusan tersebut. "Aku akan memikirkannya lagi. Nanti akan ku sampaikan kalau sudah kutemukan jalan keluarnya," ucapnya dengan bijak.
King Keenan membutuhkan waktu untuk memikirkan konsekuensi dan tanggung jawab yang melekat pada penerimaan wilayah tambahan ini. Meskipun dihormati sebagai pemimpin yang bijak, dia sadar bahwa menjaga keseimbangan dan kestabilan antara dua kerajaan adalah tantangan yang besar.
Selama periode refleksi ini, King Keenan berkonsultasi dengan penasihat terpercaya dan melakukan pertemuan dengan para pemimpin kerajaan lainnya. Dia ingin memastikan bahwa keputusannya akan membawa kebaikan dan kemakmuran bagi kedua kerajaan yang dipercayakan kepadanya.
Pada akhirnya, setelah merenung dan mempertimbangkan dengan matang, King Keenan mengambil keputusan yang bijaksana. Ia menyampaikan keputusannya untuk menerima Wilayah Kerajaan Hels dengan syarat-syarat tertentu, yang menunjukkan kepemimpinan yang penuh pertimbangan dan tanggung jawab.
Keputusan King Keenan membawa angin segar bagi Wilayah Kerajaan Hels. King Keenan, setelah menerima Wilayah Kerajaan Hels, memutuskan untuk memberikan tanggung jawab tersebut kepada anak keduanya, Prince Arthur. Namun, Arthur awalnya menolak tawaran tersebut karena menyadari bahwa ini adalah tugas yang berat dan berdampak besar.
King Keenan, sebagai ayah dan pemimpin, berusaha meyakinkan Arthur bahwa dia dan Prince George akan membimbingnya melalui setiap langkah. "Aku tidak menjawab sekarang, Papa, karena ini adalah tugas yang berat," ujar Arthur dengan tegas, mencerminkan rasa pertimbangan dan tanggung jawab yang mendalam.
King Keenan menghormati keputusan awal Arthur, mengetahui bahwa ini bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan mudah. Dia mengerti bahwa memberikan tanggung jawab sebuah kerajaan kepada anaknya adalah sebuah keputusan yang besar dan memerlukan waktu untuk dipertimbangkan dengan matang.
Arthur, merasa tertekan dengan tanggung jawab yang dihadapinya, memutuskan untuk berbicara dengan istrinya, Princess Catherina. Mereka duduk bersama untuk berdiskusi tentang tawaran tersebut, menggambarkan hubungan yang erat antara suami dan istri.
Catherina, dengan bijak dan penuh dukungan, menyatakan bahwa dia akan mendukung apa pun keputusan yang diambil oleh Arthur. "Aku akan selalu mendukungmu, Sayang. Apapun keputusan yang kau ambil, kita akan menghadapinya bersama-sama," ucapnya dengan tulus.
Arthur merasa lega mendengar dukungan dan pengertian dari istrinya. Dia menyadari bahwa, meskipun tanggung jawabnya besar, dia tidak sendirian dalam menghadapinya. Dengan keyakinan dan dukungan dari keluarga, dia mulai mempertimbangkan kembali tawaran tersebut dengan hati yang lebih tenang.
Beberapa waktu kemudian, setelah merenung dan berdiskusi lebih lanjut dengan King Keenan, Arthur mengambil keputusan untuk menerima tanggung jawab tersebut. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan kematangan dan pertimbangan Arthur, tetapi juga menunjukkan komitmen keluarga untuk bekerja bersama dalam menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih baik.
Dengan dukungan penuh dari King Keenan, Prince George, dan Princess Catherina, Arthur bersiap untuk mengemban tugasnya sebagai penguasa Wilayah Kerajaan Hels. Meskipun tantangan menanti di depan, dia yakin bahwa dengan cinta, kerja sama, dan visi yang bijaksana, mereka dapat membawa kemakmuran dan kedamaian bagi rakyatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan : The Golden Era
RomanceMenceritakan tentang kehidupan keenan sang putra mahkota sampai Ia diangkat Menjadi raja. ia banyak sekali melewati rintangan yang besar dan banyak sekali kesulitan yang ia alami. akankah keenan bisa menjadi raja yang bijaksana?? Oh iya, cerita ini...