27 September 1900
King Keenan merayakan ulang tahun nya yang ke 41 tahun. Ia mengundang seluruh pemimpin Kerajaan untuk hadir dalam pestanya. Lalu pada kesempatan ini, Princess Charlotte yang merupakan Putri sulung King Keenan Bertemu dengan Prince Fernando Of de Castille (1881). Ia merupakan Putra Sulung mendiang Prince Felipe dan Princess Isabella Sekaligus Cucu dari King Fernando VI dan Queen Marie. Charlottepun menyukai Fernando dan begitupun sebaliknya, Mereka kemudian berdansa bersama.
Percakapan antara Charlotte dan Fernando dimulai dengan sopan, dan mereka dengan cepat menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan dalam hal minat dan pandangan hidup. Mereka berdua adalah pecinta seni, dan mereka berbicara tentang lukisan dan musik favorit mereka. Charlotte menyukai lukisan-lukisan klasik, sementara Fernando lebih suka seni kontemporer. Namun, mereka sepakat bahwa seni adalah cara yang indah untuk mengungkapkan diri.
Selama acara tersebut, mereka berdua juga membicarakan peran mereka dalam keluarga kerajaan. Charlotte menceritakan tentang tanggung jawabnya sebagai putri sulung dan bagaimana dia berusaha untuk menjadi panutan bagi rakyatnya. Fernando menceritakan tentang bagaimana dia merasa beruntung dapat mempelajari banyak hal dari ayahnya, Pangeran Felipe, yang adalah figur yang dihormati dalam sejarah de Castille.
Di Sisi Lain Prince George bertemu dengan Princess Elisabeth Of Bruless (1884), Ia merupakan Putri dari King Albert V dan Queen Amelia. Saat Prince George melihat Elisabeth untuk pertama kali, dia merasa seperti benih-benih cinta muncul dalam hatinya. Mata mereka saling bertemu, dan ada ketidakmampuan untuk melepaskan pandangan satu sama lain. Mereka berbicara dengan sopan, tetapi ada ketegangan yang jelas dalam udara.
Prince George dan Princess Elisabeth pun bersama-sama menghadiri berbagai acara selama perayaan. Mereka berdua menjadi pasangan dansa yang serasi dan anggun, mencuri perhatian semua tamu yang hadir. Pangeran George tidak bisa menyembunyikan perasaannya, dan dia tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada Putri Elisabeth.
Mereka menghabiskan banyak waktu bersama selama perayaan, berbicara tentang minat dan keinginan mereka. Elisabeth menceritakan tentang kehidupan di Kerajaan Bruless dan bagaimana dia berharap dapat berperan dalam memajukan pendidikan dan seni di kerajaannya. George berbicara tentang tanggung jawabnya sebagai putra mahkota dan bagaimana dia berharap bisa membantu memperbaiki kondisi kerajaannya.
Percakapan mereka semakin dalam, dan mereka merasa memiliki banyak hal yang sama-sama dikejar. Mereka berdua adalah pencinta seni dan sastra, dan mereka sering berdiskusi tentang karya-karya sastra klasik dan seniman terkenal. Hubungan mereka semakin akrab, dan Prince George semakin yakin bahwa dia telah menemukan pasangan hidup yang sempurna dalam Princess Elisabeth.
Sementara itu.
Saat malam semakin larut, Charlotte dan Fernando memutuskan untuk berdansa bersama. Mereka memasuki ruang dansa istana yang indah, dihiasi dengan lentera-lentera gemerlap dan bunga-bunga segar. Mereka berdansa dengan penuh keanggunan, dan penonton tidak bisa tidak memperhatikan kecocokan yang tampaknya ada di antara mereka.Selama berdansa, mereka terus berbicara, kali ini tentang impian dan aspirasi mereka. Charlotte bercerita tentang keinginannya untuk memajukan pendidikan di kerajaan dan memberikan kesempatan yang lebih baik kepada anak-anak. Fernando juga memiliki visi untuk membangun jembatan diplomatik antara Kerajaan de Castille dan Kerajaan Batavia. Mereka berbagi keyakinan bahwa melalui kerja sama antara kerajaan, kedua kerajaan dapat tumbuh dan berkembang bersama.
Selain itu, Prince Arthur tidak sabar untuk mengajak Princess Catherina berdansa. Mereka telah menjalin hubungan yang kuat dan saling mencintai selama beberapa waktu. Bahkan sebelum perubahan rencana perjodohan, perasaan mereka satu sama lain telah menjadi begitu dalam. Keduanya telah menantikan malam ini, di mana mereka dapat berdansa bersama dan merayakan cinta mereka.
Ketika lagu perlahan dimainkan oleh orkestra istana, Prince Arthur menjabat tangan Catherina dengan lembut dan memandangnya dengan mata penuh cinta. Mereka mulai berdansa bersama, langkah mereka selaras dengan irama musik yang memukau. Mereka berbicara dengan mata mereka, tanpa perlu kata-kata, untuk mengungkapkan betapa bahagianya mereka saat ini.
Sementara mereka berdua menikmati momen ini, Queen Ellena memperhatikan mereka dengan cermat. Dia mengamati kebahagiaan yang tampaknya begitu nyata pada wajah Prince Arthur dan Princess Catherina. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk berbicara dengan King Keenan.
Queen Ellena mendekati King Keenan dan berkata, "Coba kamu lihat itu, mereka tampak begitu bahagia, bukan?"
King Keenan sedikit terkejut dan menatap pasangan yang sedang berdansa. "Catherina dan Arthur? Bagaimana mungkin?"
Queen Ellena menjawab, "Mungkin, mereka sudah menjalin hubungan sejak lama. Ya, mungkin kamu baru tahu sekarang karena kamu sibuk dengan urusan kerajaan. Tapi cobalah memberi sedikit perhatian pada mereka. Apalagi soal kebahagiaan mereka, kita tidak bisa memaksakan cinta. Sesuatu yang dipaksa tidak selalu baik, Keenan. Arthur dan Catherina saling mencintai. Jika George menerima perjodohan itu, apa yang akan terjadi?"
King Keenan merenung sejenak, merenungkan kata-kata Ratu Ellena. "Arthur akan mengalami patah hati luar biasa dan hancur."
Queen Ellena menambahkan, "Iya, benar sekali. Apakah kamu tega melakukannya?"
King Keenan menggelengkan kepala dengan rasa penyesalan. "Tidak. Kamu benar, Ellena. Seharusnya aku tidak perlu memaksakan sesuatu. Kita harus menghormati perasaan anak-anak kita."
Queen Ellena tersenyum mengerti. "Itu adalah keputusan yang bijak, Keenan. Biarkan cinta mereka berkembang alami. Jangan biarkan kebijakan politik merusak kebahagiaan mereka. Kita bisa mencari solusi yang adil bagi semua pihak."
Setelah percakapan ini, King Keenan merasa lebih bijak dalam menghadapi situasinya. Dia mengetahui bahwa cinta adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan dan harus dihormati.
Sementara itu, Prince Arthur dan Princess Catherina tetap berdansa dengan bahagia, menikmati momen istimewa mereka bersama di pesta ulang tahun kerajaan. Mereka tahu bahwa cinta mereka akan terus tumbuh tanpa tekanan, dan mereka bersyukur karena keluarga mereka mendukung kebahagiaan mereka.
Percakapan yang dalam ini membuat mereka semakin terikat satu sama lain. Mereka berdua merasa bahwa mereka memiliki banyak hal untuk dipelajari satu sama lain, dan mereka berjanji untuk terus berkomunikasi setelah acara ini berakhir.
Pesta ulang tahun King Keenan berlanjut hingga larut malam, dan Charlotte dan Fernando menghabiskan banyak waktu bersama. Mereka tertarik satu sama lain secara emosional dan intelektual. Seiring malam berakhir, mereka berdua merasa bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang istimewa.
Ketika perayaan ulang tahun King Keenan berakhir, Prince George dan Princess Elisabeth saling berjanji untuk bertemu kembali. Mereka tahu bahwa cinta mereka adalah sesuatu yang istimewa dan tidak bisa diabaikan. Hubungan mereka berkembang, dan mereka berdua bersiap untuk menghadapi tantangan dan rintangan yang mungkin ada dalam perjalanan mereka menuju masa depan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keenan : The Golden Era
RomanceMenceritakan tentang kehidupan keenan sang putra mahkota sampai Ia diangkat Menjadi raja. ia banyak sekali melewati rintangan yang besar dan banyak sekali kesulitan yang ia alami. akankah keenan bisa menjadi raja yang bijaksana?? Oh iya, cerita ini...