55. End Of War

10 1 0
                                    

14 Mei 1914
Perang Berakhir dan kemenangan untuk pihak batavia dan sekutu, King Robert menjadi tahanan dan ditahan di kerajaan Batavia.

Keenan kembali Ke kerajaan dan berkumpul bersama keluarganya. William dan George pun kembali kekerajaan dengan muka sedih. Keenan bertanya "apa yang terjadi? Kenapa kalian hanya berdua? Mana albert?"
William seketika terdiam keenan terus mendesak William, "Mana Albert? Dia baik baik saja kan? William, cepat jawab"
"Your Majesty, Prince Albert telah Tewas" Duke of Westminster
Keenan pun terkejut dan tersungkur
"Bagaimana bisa? "
"Dia menabrakan pesawatnya ke kapal Kerajaan Hels agar Hels tidak bisa mencapai Kerajaan La velia melalui teluk normandia"

Tak lama setelah itu, Jenazah Albert pun tiba di istana dan Keenan tak kuat menahan kesedihannya. Dia meningat Kejadian bersama adiknya itu

Queen Charlotte yang mendengar itu langsung menangis sejadi"nya
Keenan pun berkata "Mammy, aku minta Maaf. Sebagai seorang pemimpin aku tidak bisa melindung albert, adik ku sendiri"

Queen Charlotte: (sambil menangis) Keenan, ini bukanlah kesalahanmu. Kau tidak bisa meramalkan takdir. Kita semua merasakannya sebagai kehilangan besar.

King Keenan: (dengan suara serak) Mammy, aku merasa seperti telah gagal sebagai seorang pemimpin dan sebagai kakak. Aku tidak bisa melindungi adikku.

Queen Charlotte: (menatapnya penuh kasih) Kau telah melakukan yang terbaik, Keenan. Albert tahu bahwa kau mencintainya. Ini adalah beban yang harus kita pikul bersama sebagai keluarga.

Keenan duduk terduduk di ruang istana, melihat jenazah adiknya yang kini berada di hadapannya. Ingatannya terbawa kembali ke momen bersama Albert, saat mereka berdua tumbuh sebagai saudara dan teman sejati.

King Keenan: (mengingat) Albert selalu melindungi saya, dan sekarang, sebagai seorang pemimpin, aku gagal melindunginya.

Dalam ruang kerajaan yang hening, Charles, Elizabeth, William, Victoria, Mary, Alice, Alexandra, dan Edward berkumpul di sekitar King Keenan yang terduduk dengan penuh kesedihan. Mereka adalah saudara dan saudari, bersatu dalam duka yang mendalam atas kepergian Prince Albert. Mata mereka penuh dengan pengertian dan kepedulian.

Prince Charles: (dengan suara lembut) Keenan, kita semua merasakan kehilangan ini. Albert adalah bagian dari kita, bagian dari keluarga yang kuat ini.

Queen Elizabeth: (menyentuh bahu Keenan) Saudaramu telah melakukan pengorbanan besar untuk kerajaan. Ini bukanlah kesalahanmu.

Prince William:(dengan tulus) Keenan, kami semua berduka. Kami bersama-sama merasakan kehilangan ini, dan kita akan melaluinya bersama.

King Keenan mengangkat pandangannya, melihat wajah-wajah saudara-saudaranya yang penuh dengan cinta dan dukungan. Terdapat kekuatan dalam persatuan keluarga, meskipun kerinduan akan Albert terus menghiasi hati mereka.

Princess Victoria: (dengan tegas) Albert akan selalu hidup dalam kenangan dan cinta kita. Kita harus bersatu untuk menghormatinya dan melanjutkan misi yang telah dia mulai.

Queen Mary :(menggenggam tangan Keenan) Kami ada di sini untukmu, Keenan. Kita akan melalui masa-masa sulit ini bersama-sama.

Mereka duduk bersama, saling menopang satu sama lain, dan mencoba menemukan sedikit ketenangan dalam kesatuan keluarga. Meskipun cobaan yang berat telah menimpa mereka, namun kebersamaan ini menjadi pilar kekuatan yang mendukung keluarga kerajaan untuk melangkah maju dan mengatasi kehilangan yang begitu mendalam.

Dalam beberapa hari yang berlalu, istana terbalut dalam suasana duka yang menyelimuti seluruh kerajaan. Pelayat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pangeran yang telah berkorban untuk keamanan Kerajaan Batavia. Meskipun kemenangan telah diraih, namun harganya begitu mahal.

King Keenan merenung tentang kenangan bersama Albert, saat-saat kebahagiaan, tawa, dan impian bersama. Semua itu kini terasa pahit dan mengenang tentang pengorbanan heroik yang dilakukan adiknya untuk melindungi kerajaan.

King Keenan: (dengan suara yang penuh penyesalan) Sarah, saya ingin meminta maaf. Saya merasa seperti telah gagal dalam menjaga Albert. Dia bukan hanya adikku, tetapi juga suamimu. Saya berharap bisa melindungi dia lebih baik.

Sarah: (dengan tulus) Your Majesty, Keenan, ini bukan salahmu. Albert adalah seorang pria yang mengikuti panggilan tugas dan takdirnya. Kamu tidak bisa mencegahnya melakukan apa yang dia yakini benar.

King Keenan: Namun, sebagai penguasa dan kakak, saya merasa harus melindunginya. Maafkan saya jika saya tidak dapat menjaganya dengan baik.

Sarah: (memegang tangan Keenan dengan lembut) Keenan, tidak ada yang perlu kamu maafkan. Albert memilih jalannya sendiri. Dia melakukan apa yang dia yakini benar, seperti yang selalu dia lakukan.

King Keenan: (dengan mata berkaca-kaca) Terima kasih, Sarah. Saya hanya ingin kamu tahu betapa berharganya Albert bagi saya dan bagi kerajaan ini.

Sarah dan Keenan saling bertatapan, saling berbagi rasa kehilangan, dan melihat bahwa keduanya berbagi beban yang sama. Meskipun tidak ada kata-kata yang dapat menghapus kesedihan, percakapan ini membantu meringankan beban Keenan dan memberikan penghiburan bagi keduanya dalam menghadapi masa-masa sulit yang baru saja mereka alami.

Pemakaman Prince Albert menjadi momen yang penuh dengan kesedihan, dihadiri oleh pejabat tinggi, keluarga kerajaan, dan rakyat Batavia yang merasa kehilangan salah satu pangeran yang penuh semangat dan cinta tanah air. Dalam hati mereka, Albert tetap hidup sebagai pahlawan yang melambangkan pengorbanan dan keberanian. Meskipun Kerajaan Batavia telah mencapai kemenangan, tetapi di baliknya, terdapat bekas luka yang tak terhapuskan.

Dalam suasana hening dan matahari yang redup, King Keenan berdiri di depan umum, di tengah-tengah istana yang penuh dengan rakyat Batavia yang berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Prince Albert. Wajah King Keenan mencerminkan kepedihan yang mendalam, tetapi dia tetap tegar untuk menyampaikan kata-kata perpisahan untuk adiknya yang telah pergi.

King Keenan: (dengan suara yang penuh emosi) "Rakyat Batavia yang terhormat, kita berkumpul di sini untuk mengucapkan selamat jalan kepada seorang pangeran yang penuh semangat, seorang saudara yang penuh cinta, dan seorang patriot yang berkorban untuk keamanan dan keberlanjutan kerajaan ini.

Albert, adikku, bukan hanya seorang pangeran dalam keluarga kerajaan ini. Dia adalah teman setia, sahabat sejati, dan pahlawan bagi kita semua. Pengorbanan yang telah dia lakukan untuk melindungi kita tidak akan pernah kita lupakan.

Hari ini, kita merayakan hidupnya yang penuh warna, dedikasinya yang tak tergoyahkan, dan semangatnya yang tidak pernah pudar. Albert telah menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, menunjukkan bahwa keberanian dan pengabdian dapat membawa perubahan yang luar biasa.

Perginya Albert meninggalkan kekosongan yang tak tergantikan dalam hati kita. Namun, kita juga diingatkan untuk tetap bersatu dan melanjutkan perjuangan yang telah dia mulai. Biarkan kita bawa semangat dan tekadnya ke depan, menjadikan setiap langkah kita sebagai penghormatan kepada pangeran yang telah berkorban begitu banyak.

Terima kasih, Rakyat Batavia, karena telah berkumpul di sini untuk menghormati dan mengenang Prince Albert. Mari kita jaga warisan dan cita-cita yang telah dia bangun bersama kita. Semoga dia beristirahat dengan damai dan kenangan tentang dedikasinya tetap hidup dalam hati kita."

Pidato King Keenan disambut dengan tangisan dan tepuk tangan yang penuh penghargaan dari rakyat Batavia yang hadir. Albert, pangeran yang berkorban, meninggalkan warisan yang abadi, dan hari ini menjadi persembahan perpisahan yang penuh dengan kehormatan dan cinta dari kerajaan dan rakyatnya.

Prince Albert, Duke Of York
15 Januari 1862 - 12 Mei 1914 (52 Tahun) 🥀🥀🥀

Keenan : The Golden EraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang