Menuju alur yang membuat pembaca emosi><
Siap-siap, ya!
Nanti kalau sempet kena notif. Kasih Vote dan Komen:))
*******Rizal masih di rumah Lizia. Ada Naura juga. Liara sedang pamit keluar, maka dari situlah Liara meminta Rizal dan Naura menjaga Lizia.
Ruslan juga sedang tidak ada di rumah.
"Aku sayang sama Leo."
Rizal mengerutkan dahinya, lalu mengangguk pertanda mengerti. "Lo beneran sayang sama dia?"
Lizia hanya mengangguk.
Naura memegang tangan Lizia. "Yakin nih? Kan si Leovan udah bikin lo nangis terus."
Lizia terdiam.
Ia memainkan jari-jari tangannya. Lalu menundukkan kepalanya. Dan kembali terdengar suara isakan tangis Lizia.
Naura yang merasa tidak tega pun memeluk Lizia dan menenangkannya. "Udah, Zia."
Sedangkan Rizal, hanya diam saja.
**********
Saat ini Leovan, Aldy, Andre dan Bagas berada di sebuah tempat nongkrong mereka. Aldy dan Andre sedang memainkan ponselnya, bermain game.
Sedangkan Bagas sedang memperhatikan Leovan yang kini sedang menonjok tembok layaknya samsak.
Bagas berdecak kesal saat ada noda darah dari jari-jari tangannya Leovan. Dengan segera, cowok berpostur tinggi itu mendekat ke Leovan dan memegang tangannya.
"Gak usah sentuh-sentuh!" sentak Leovan sembari menepis tangan Bagas.
Bagas menghela napasnya. Lalu melirik ke tangan Leovan yang berdarah. "Tangan lo berdarah, Leo."
"Biarin."
Bagas menghela napasnya lagi.
"Sini gue obatin."
"Gak usah!"
"Oke, iya." Bagas mengangkat kedua tangannya pasrah.
"Leo lo kenapa?" tanya Aldy.
"Gak."
"Caelah. Jawabnya udah kayak cewek aja," ujar Andre.
"Bacot."
Aldy mengusap dadanya bersabar. "Sabar-sabar. Jangan emosi."
"Rizal mana?" tanya Leovan.
"Ke rumah Lizia. Tadi dia ngirim pesan ke gue," jawab Bagas.
"Oh."
Lagi lagi Aldy mengusap dadanya. "Ah oh ah oh. Serah deh, capek ngomong sama lo."
"Hm."
Andre hanya menggelengkan kepalanya saja. Lalu lanjut main game, Aldy pun begitu. Sedangkan Bagas, ia menidurkan diri sejenak.
******
Liara tersenyum saat sesudah membayar di kasir. Ia sekarang berada di mall. Liara pun membawa barang belanjaan.
Bruk!
"Aduh!" ringis Liara saat bahunya ditabrak orang.
Orang itu pun sama.
"Gimana sih Mbak? Kalau jalan liat-liat dong!" omel Liara.
"Eh kok nyalahin say--"
Orang itu pun terkejut. Liara pun sama terkejut.
"Kamu?" ujar mereka barengan.
Divya, iya dia. "Bagaimana keadaan kamu?"
"Gak usah sok baik ya anda," balas Liara sinis.
Tak mau buang-buang waktu. Liara hendak pergi. Namun, Divya memegang tangannya. Liara menggeram kesal.
"Kenapa lagi?!"
"Anakmu. Pacaran dengan anakku," kata Divya memberi tahu.
Liara terkejut. "Apa?"
"Kau bercanda 'kan?" lanjut Liara.
Divya terkekeh sinis dibuatnya. "Buat apa aku bercanda? Dan aku tidak bohong. Anakmu memang pacaran dengan anakku."
Liara terdiam.
"Eum, terima kasih sudah beri tau saya."
Lalu pergi meninggalkan Divya.
Liara tampak gelisah. "Aku harus meminta Lizia untuk memutuskan hubungan."
Sedangkan Divya.
Wanita itu pun lanjut berbelanja.
*******
"Hai, Lizia!" teriak Aldy yang tiba-tiba.
Bersama Bagas dan Andre juga.
"Berisik!" tegur Rizal yang membuat Aldy nyengir.
"Leovan mana?" tanya Lizia.
"Nggak ikut," kata Bagas.
Lizia hanya mengangguk saja.
"Zia, cepet sembuh, tau! Biar sekolah lagi," ujar Andre.
Lizia tersenyum sembari mengangguk.
"Eh ada kalian," kata Liara yang tiba-tiba datang.
Semua orang yang ada di kamar itu seketika menoleh ke arah Liara. "Eh iya, Tante," kata Bagas.
"Eum, Lizia," panggil Liara.
Lizia menatap ke arah Ibunya. "Apa, Ma?"
"Putusin cowok itu. Soalnya- Eum tidak ada apa-apa. Mama cuma minta putus aja."
Lizia bingung. "Iya. Aku udah sering minta putus. Tapi Leo gak mau, yaudahlah."
"Paksa. Karena nanti kalian berdua akan ...," jeda Wanita itu. Lalu menggelengkan kepalanya. "Eum, tidak apa-apa."
Liara pun pamit keluar dari kamar Lizia.
"Akan apa? Maksud Tante Liara apa, ya?" tanya Naura merasa bingung.
"Iya sama gue juga," ujar Aldy.
*******
"Leovan!" Divya datang ke Apartement.
"Iya, Ma? Ada apa?" tanya Leovan.
"Nak? Kamu putusin gadis itu!"
"Lizia maksud Mama?"
"Iya."
"Leo gak mau. Leo udah terlanjur sayang sama dia."
Divya menghela napasnya. "Pokoknya putusin!"
Setelah itu. Divya langsung pergi lagi. "Ma? Kenapa emangnya?!"
Teriakan Leovan tidak dihiraukan oleh Divya. Leovan berdecak kesal, lalu masuk ke dalamnya kamarnya lagi.
Di lain tempat. Alena tersenyum menyeringai. Ia menangkap sebuah ide yang akan membuat Leovan semakin benci dan tak suka ke Lizia.
"Haha. Hubungan kalian akan semakin hancur!" Alena tertawa kegirangan.
*****
Bersambung!!
Gimana dengan part ini?
Maaf pendek:)

KAMU SEDANG MEMBACA
LEOZIA || END
Teen FictionJangan lupa vote dan komen juga yaa kalau suka:)) Dan jangan lupa follow akunku sebelum membaca🌌 SUDAH TAMAT! JANGAN SPOILER! ********* Nasib seorang gadis tunawicara sangat sial. Namanya Aelizia Karvelyna Maddielynn. Dipacari seor...