30. Bertemu Dengan Ruslan

172 15 1
                                    

Aku lanjut lagi nih
10 chapter menuju ending!!

********

Bel pulang sudah berbunyi.

"Lizia. Ayo kita pulang," kata Leovan sembari menggandeng tangan Lizia lagi.

Lizia tersenyum lalu mengangguk. Kemudian keluar dari kelasnya menuju ke parkiran motor meninggalkan teman-temannya.

"Ck. Ninggalin kita mulu," cibir Andre.

Lalu melirik ke arah Naura. "Naura."

Naura pun menoleh ke Andre. "Apa?!"

"Jangan galak-galak atuh," ujar Aldy dengan genit.

"Oh."

Lalu Naura pun keluar dari kelas. Andre cemberut, gagal lagi. "Lah, lo kenapa?" tanya Bagas.

"Gak."

Andre pun pergi.

Disusul Rizal. Tak berselang lama, Bagas dan Aldy pun menyusul. Di parkiran, sudah tidak ada motornya Leovan.

Alena juga sudah tidak ada.

Ia sekarang ingin melupakan Leovan secara perlahan walau sulit. Lagipula, katanya Leovan tidak pernah cinta kepadanya.

Lizia mengerutkan dahinya bingung saat Leovan membawa dirinya ke Apartementnya. Ingin bertanya, tapi ia sadar jika dirinya tidak bisa berbicara.

Lizia pun hanya bisa menatap dengan tatapan bertanya. Leovan yang mengerti pun berkata. "Kita kesini dulu. Tadi gue udah izin sama Rizal. Tar biar Rizal kasih tau orang tua lo."

Lizia pun mengangguk.

Leovan tersenyum. "Cantik banget sih sayangku."

Lizia tersenyum malu.

Leovan tertawa.

Lalu menggandeng tangan Lizia lagi lalu masuk ke gedung Apartement. Ke kamar milik cowok itu. Dan sesampai disana, Lizia langsung duduk di sofa karena kelelahan.

Leovan.

Cowok dengan kemeja sekolah putih yang dikeluarkan dengan kancing terbuka sehingga memperlihatkan kaos hitam polos itu dan rambutnya yang acak-acakan yang membuat terkesan Badboy pada dirinya.

Langsung ikutan duduk di sampingnya Lizia. "Tar gue anterin lo pulang kok."

Lizia mengangguk.

Kemudian ia melirik ke rambut acak-acakan milik Leovan. Tangannya yang sudah gatal kemudian mulai ingin merapikan rambut milik Leovan.

Leovan tersentak kaget atas perlakuan Lizia. Kemudian cowok itu mencekal tangannya Lizia. "Kenapa?"

Lizia dengan tatapan polosnya itu menunjuk ke rambut milik Leovan. Leovan yang mengerti hanya terkekeh. "Gak papa. Udah biasa."

Lizia terdiam.

Leovan memiringkan tubuhnya sehingga menghadap ke arah Lizia. "Kenapa cantiknya Leovan?"

Lizia menggelengkan kepalanya.

Lizia sontak gugup saat dirinya begitu dekat dengan Leovan. Leovan merapikan rambutnya Lizia.

Lizia menunduk malu.

"Aelizia Karvelyna Maddielynn. Mulai detik ini, gue. Leovan Kanigara Mahendra akan setia dan tulus."

Lizia tersenyum.

Leovan menghela napasnya. "Kalau gue nyakitin lo lagi. Yaudah, lo tampar gue lagi."

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang