21. Dan Terjadi Lagi

209 21 7
                                    

Vote dan Komen yee.
Biar aku semangat buat updatenya trus.

Maaf pendek yaa

*****

"Saya masih gak percaya, Pak Ruslan itu suaminya Liara," gumam Januar.

Januar ini sedang melamun. Sampai akhirnya tersadar saat mendapati Ruslan yang kini sedang berjalan di lorong kantor.

"Pak Ruslan!"

Ruslan tersentak kaget saat ada yang memanggilnya. Kemudian, pria itu menoleh ke arah belakang dan melihat Januar.

Januar pun menghampiri Ruslan. "Pak, apa benar anda suaminya Liara?"

Ruslan tersenyum. Sembari mengangguk. "Iya. Saya suami sambungnya."

Januar terdiam.

"Emang kenapa?" tanya Ruslan.

"Eum, gak ada. Cuma memastikan aja."

"Ohh iya." Ruslan manggut-manggut paham.

"Eum, yasudah. Saya permisi dulu." Januar pun langsung pergi.

Ruslan masih terdiam diri sembari memperhatikan Januar yang sudah menghilang dari pandangannya.

Divya pun tak sengaja melihat keduanya. "Jadi Liara sudah punya suami lagi?"

"Aku baru tau."

Divya pun kembali ingin menemui Januar. Sedangkan Ruslan, ia juga kembali keruangannya.

*******

"Lepasin gue!" berontak Naura saat ditarik oleh Andre.

"Diem dulu!"

"Ish, lo mau bawa gue kemana?" tanya Naura.

Andre hanya diam saja.

Naura berdecak kesal.

Naura mengerutkan dahinya saat Andre membawanya ke Rooftop sekolah. "Eh, lo mau dorong gue darisini, ya?!"

"Enak aja tuduhan lo! Gue mana berani dorong cewek!"

"Ya terus lo bawa gue kesini mau apaa?!"

Andre berdehem. Jantung dirinya berdetak sangat kencang. Dipegangnya tangan Naura. "Naura. Gue ... suka sama lo."

Naura terdiam.

"Hah?"

"Ra, gue suka sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Hah?"

Andre berdecak. "Ck, lo budeg ya?!"

"Sembarangan aja lo!" balas gadis itu sembari menabok tangan Andre.

"Aduhh. Ra, jawab kek. Mau gak jadi pacar gue?"

"Eum ... eum. GAK MAU!"

"NAURA!"

"Apasih mansur?!" kata Naura dengan kesal.

"Ra. Jahat banget sih lo. Almarhum Eyang gue dibawa-bawa," ujar Andre.

Naura tersadar. "Eh, maaf. Ya ... tapi lo sendiri juga yang salah. Langsung nembak gue. Gue mana mau jadi pacar lo!"

"Gue sukanya sama Bagas," lanjutnya.

"Dih. Si Bagas, dibanding dia. Gantengan gue kali!" kata Andre dengan kesal.

"Bodo, wlee!"

Naura pun berlari meninggalkan Andre. "EH, RAAA! GUE CINTA SAMA LO!"

"GAK NANYA!" balas Naura berteriak.

Andre mengacak-acak rambutnya. "Aduh. Gue gak patah semangat. Gue akan terus ngejar lo!"

Andre pun pergi dari Rooftop dengan perasaan sedih. Ditolak oleh Naura. Padahal, dirinya lebih ganteng dibanding Bagas.

Naura malah suka sama Bagas!

*******

Waktu jam istirahat diperpanjang. Karena para Guru sedang ada urusan rapat. Jadi, free class. Para siswa maupun siswi lain ada yang di kelas, kantin, perpus dan ditempat lain lagi.

Leovan dan Lizia juga masih di kantin. Naura sekarang ada di perpustakaan. Aldy dan Bagas sedang memesan makan dan minum di Ibu Kantin.

Lizia menuliskan kata di stick notenya. Setelah sudah, ia memberikannya ke Leovan. Dan menerima, lalu membacanya.

Tangan Leovan terkepal. Ditatapnya Lizia. "Gue sekarang udah beneran cinta sama lo. Gue akan putusin Alena, gue sekarang akan milih lo dibanding Alena."

Lizia menunduk.

"Zia?"

Lizia masih diam.

Leovan tersenyum tipis.

Ia memegang tangan Lizia. "Gue beneran cinta sama lo. Gue akan memperjuangan cinta kita. Lo tau? Kedua orang tua gue selalu melarang gue kembali lagi sama lo."

Lizia mengangguk saja.

"Udah wey udah kasmarannya!" tegur Bagas yang tiba datang dari Ibu Kantin bersama Aldy membawa makanan pesanan.

"Nape lo? Iri?" tanya Aldy.

"Kagak."

"Alah, bilang aja iri. Kayak gue dong punya pacar banyak. Rose BlackPink! Dan masih banyak lagi!" kata Aldy dengan tampang tengilnya.

"Gak nanya sumpah gue mah!" kata Rizal.

"Eh Andre mana?" tanya Leovan.

"Gak tau." Bagas yang menjawab.

"Wah, apa jangan-jangan tuh orang diculik setan lagi," ujar Aldy.

"Iya. Lo setannya!" celetuk Bagas.

"Sialan lo, Gas. Masa ganteng gini dibilang setan," timpal Aldy tak terima.

Bagas hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli.

Lizia tertawa mendengar perkataan para teman-temannya Leovan.

"Leo. Serius Om Janu dan Tante Divya melarang lo berhubungan lagi sama Lizia?" tanya Rizal.

Leovan mengangguk. "Iya. Gue masih bingung sama penasaran. Apa alasannya melarang."

Rizal terdiam.

Tak lama kemudian datang Alena menyerobot duduk di sampingnya Leovan. Leovan lantas berdecak kesal. "Lo ngapain sih?!"

Alena cemberut. "Aku kan pacar kamu. Ya wajar dong aku duduk di samping kamu."

"Pergi."

"Gak mau!"

Leovan menghela napasnya.

Leovan menatap tajam ke Alena saat gadis itu mulai memegang tangannya. Lizia yang melihat itu pun merasa cemburu.

Diliriknya segelas air di atas meja. Lizia perlahan mengambil gelas itu. Rizal, berserta Aldy dan Bagas keheranan melihat aksi Lizia.

Lizia terlihat mengarahkan gelas itu ke Alena. Dan, ya. Lizia kembali membasahi Alena. Alena tentu terkejut, Leovan juga begitu.

Terutama Rizal, Aldy dan Bagas.

"HEH! APA-APAAN LO?!" teriak Alena sembari berdiri dari duduknya dan menatap ke arah Lizia.

Lizia tampak tersenyum kemenangan. Tak berselang lama. Tangannya ditarik oleh Leovan dan membawanya pergi dari kantin.

"WEY LEOVAN. LO MAU BAWA LIZIA KEMANA?!" teriak Bagas.

Namun, Leovan tidak menghiraukannya. Ia terus membawa Lizia ke tempat biasa.

Rizal tampak emosi.

Lalu menatap ke arah Alena. "Ini semua gara-gara lo tau gak? Pasti Lizia kena marah Leovan."

"Ya bagus dong. Biar putus lagi haha!" Alena tertawa lalu pergi dari kantin.

Rizal tampak menghela napasnya bersabar. Sedangkan Bagas dan Aldy tak ingin ikut campur.

*********
Bersambung!!

Gimana dengan part ini?

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang