33. JADI?

171 13 1
                                    

Waduh, HAHAHA.

Vote dan Komen

Bentar lagi end
****

Di sebuah tempat. Terdapat tiga orang yang sedang duduk. Itu adalah Januar, Divya dan Liara itu sendiri.

"Liara," panggil Divya dengan gugup.

"Iya?"

Divya menghela napasnya. "Eum, aku hamil anak Mas Janu dan kami sudah menikah dibelakang, kamu."

Tentu membuat Liara marah. "Apa?!"

"Iya, aku jujur."

"Dan pada saat sebelum Mas Janu nikah sama kamu." Divya ketakutan.

Liara sontak berdiri lalu menarik tangan Divya juga. Kemudian melayangkan tamparan.

Divya sontak terkejut.

Begitupun dengan Januar.

"KAMU JAHAT SAMA AKU DIVYA. INI BALASAN KAMU BUAT AKU? AKU MENYESAL ANGGAP KAMU SEBAGAI SAUDARA AKU SENDIRI. TAPI KAMU?" Liara meneteskan air matanya.

"Maaf."

Liara terkekeh sinis. "Maaf? Kamu bilang minta maaf? GAK SAYA MAAFIN!"

"Dan kamu, Mas," jedanya sembari menunjuk ke Januar. "Kamu lebih jahat! Jahat sama aku! Bisa-bisanya menghianati aku? Main sama wanita lain!"

"Aku meminta cerai!"

"Oke, saya setuju!"

"Saya juga gak cinta sama kamu."

Liara tersenyum pedih. "Bagus. Gak papa, aku capek."

Kemudian Liara pun pergi dari sana. Januar yang melihat itu pun berniat mengejarnya karena ingin menjelaskan lebih detail lagi.

Meninggalkan Divya yang sedari mengelus perutnya.

Divya tersenyum sinis. "Rencana ini berhasil."

"Anakku ...." Divya terus mengelus perutnya.

Diketahui ia hamil.

Leovan.

"Liara!"

Liara tidak mendengarkan. Ia terus masuk ke dalam mobil dan menyuruh supirnya menyalakan mesin mobilnya kemudian pergi dari tempat itu.

Januar ingin mengejar.

Tapi terlambat.

Januar mengusap wajahnya kasar. Tiba-tiba datang Divya. "Mas."

Januar menoleh sebentar ke Divya. Lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Tak ingin menatap Divya. Dirinya dilanda bimbang.

"Mas. Sudah ceraikan saja Liara dan hidup mewah bersamaku demi anak kita dikandunganku," kata Divya.

Januar hanya diam.

Divya menghela napasnya.

Ia menggenggam erat tangan Januar. "Ayolah, Mas!"

"Dan lagian Ibumu tidak suka sama Liara. Jadi buat apa mempertahankan hubungan kamu sama Liara?"

Januar berpikir sejenak.

"Benar juga," batinnya.

*******

Liara sudah sampai di rumahnya dengan keadaan menangis. Ia sangat kecewa kepada Januar, suaminya sendiri dan Divya.

"Bisa-bisanya Divya seperti itu. Aku sangat kecewa." Liara berkata sembari menangis.

Lalu duduk di sofa.

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang