34. Harus Menerima

183 15 2
                                    

Leovan Kanigara Mahendra dan Aelizia Karvelyna Maddielynn
Ternyata?

Vote dan Komen yee
****

Brak!

Keempat manusia yang berada di tempat nongkrong terkejut saat tiba-tiba Leovan datang dengan mendobrak pintunya.

"Eh, lo kenapa?" tanya Rizal saat melihat penampilan Leovan yang jauh dari kata baik.

Rambutnya acak-acakan. Pakaiannya lusuh. Empat  kemeja kancing terbuka. Tatapan sayu dan letih. Sungguh seperti orang gila, pikir Aldy.

Leovan tidak menggubris perkataan Rizal. Cowok itu langsung duduk di sofa dengan letih. Bagas yang melihat itu pun merasa kasian.

"Lo kenapa?" tanya Bagas.

Diam

Leovan masih saja terdiam.

Andre menghela napasnya. "Berantem sama Om Janu?" tanyanya.

Leovan menggeleng.

"Terus?" tanya Aldy.

Helaan napas datang dari Leovan. Leovan tersenyum pedih. "Gue sama Lizia itu-"

"Apa?" tanya keempat temannya serempak.

Leovan menghela napasnya lagi. "Gue sama Lizia itu ... Saudara."

"Hah? Saudara gimana?" tanya Rizal.

"Papa gue Papa Lizia juga. Mamanya Lizia pernah memiliki hubungan sama Papa gue. Suami Istri terus cerai."

Diam

Mendadak Rizal, Bagas, Andre dan Aldy terdiam.

"Terus gimana lagi?" tanya Bagas.

"Udah terlanjur saling cinta. Tapi ternyata." Leovan terkekeh.

"Jadi maksudnya makan bersama itu ternyata untuk pemberitahuan yang sebenarnya?" tanya Rizal.

Leovan hanya mengangguk.

Lalu berdehem. "Hm. Awalnya gak percaya. Tapi dijelaskan secara detail, yaudahlah."

"Intinya Mama gue hamil duluan sesaat Papa gue sebelum nikah sama Mamanya Lizia. Ya udah gitu. Pas udah nikah disuruh cerai.

"Mama gue cinta sama Papa gue. Tapi Papa gue ternyata cintanya sama Mamanya Lizia. Sampai Nenek gue Mamanya Papa gue dihasut agar benci sama Mamanya Lizia. Yaudah, cerai deh saat Mamanya Lizia dalam keadaaan hamil juga," jelasnya.

Rizal maupun yang lainnya hanya diam menyimak.

"Jadi gitu ...."

"Udahlah. Gue pulang aja," katanya lalu pergi dari tempat itu lagi.

Rizal masih diam.

"Gak nyangka gue," kata Andre sembari menggelengkan kepalanya.

"Lizia!"

Lizia menoleh saat mendengar suara memanggil namanya. Dan ternyata itu Liara dan Ruslan. Lizia masih diam. Karena ....

"Lizia, kita nyariin kamu daritadi dan ternyata disini."

"Ada apa?"

Dan untungnya ia membawa stick notenya di dalam tas salempang kecil dan pena juga.

Lizia menuliskan sesuatu di stick notenya itu. Setelah sudah, diberikan ke Liara maupun Ruslan dan membacanya.

"Aku masih tidak percaya. Ternyata aku dengan Leovan saudara ...."

Liara terdiam.

"Lizia. Berdirilah," ujarnya.

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang