Hmm
Vote dan Komen:)
Tetep dilanjut walau masih sepi.
****Keesokan harinya.
Lizia berangkat sekolah bersama Naura dengan menggunakan mobil Naura itu sendiri. Lizia berdiam diri di dalam mobil.
Naura yang menyetir mobil pun menoleh ke arah Lizia. "Lo kenapa diem aja?"
Lizia hanya menggelengkan kepalanya saja. "Eh. Lo itu beneran udah putus dari Leovan?"
Lizia mengangguk.
Naura jadi terdiam. Lalu fokus menyetir mobil. Sampai akhirnya tiba juga di sekolah. Lizia dan Naura pun turun dari mobilnya dan melangkah memasuki kawasan sekolah.
Akan tetapi.
Di tengah perjalanan. Lizia tiba-tiba meminta izin ke toilet. Naura pun mengizinkannya. Dengan segera. Lizia pun pergi ke toilet.
Setelah selesai.
Lizia berniat ingin pergi ke kelas. Namun, di lorong sekolah dirinya dicegat Alena dan kedua temannya di lorong sekolah.
"Lizia, Lizia. Lo itu cuma cewek bisu. Gak pantes sama Leovan. Mendingan guelah. Udah can--"
"Kamu gak malu rebut pacar orang?" potong Lizia.
Ya, walaupun tau Alena tidak akan mengerti bahasa isyaratnya itu. Buktinya, Alena tertawa.
"Lo ngomong apa?" tanya Alena yang masih saja tertawa.
Untungnya ia membawa stick notenya. Jadi, Lizia menuliskan kata di stick notenya itu.
Setelah sudah.
Ia memperlihatkan tulisannya ke hadapan Alena. Seketika Alena terkejut saat membacanya.
"Lo bilang gue perebut pacar orang?" tanyanya yang membuat Lizia mengangguk.
Alena menggeram kesal.
Ia ingin melayangkan tamparan ke Lizia. Namun, tak disangka. Justru dirinyalah yang kena.
Alena kaget.
Ini kedua kalinya ia kena tampar dari Lizia. Lizia tampak tersenyum kecil. Ia menuliskan sesuatu lagi.
Setelah itu.
Diperlihatkan lagi ke Alena. Alena semakin marah sekarang saat membacanya. "Gays. Mana?" tanya Alena ke kedua temannya itu.
Dengan segera.
Salah satu dari mereka mengambil sebuah botol air aqua. Lizia hanya terdiam saja ingin melihat apa yang ingin Alena lakukan.
Tak berpikir panjang. Alena ingin membasahi Lizia. Namun ternyata, Lizia langsung menepis tangan Alena yang membuat Alena yang kena air.
Alena tersentak kaget saat dirinya yang basah. Begitupun dengan kedua temannya. Lizia yang melihat itu hanya tersenyum kecil.
"Ih! Apa-apaan lo hah?!" teriak Alena tak terima.
Lizia hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli. Ia langsung pergi meninggalkan Alena yang kini berdiam marah. "Ih kenapa gue yang kena sih? Kan jadi basah!"
Dan tanpa disadari.
Leovan ternyata melihat semuanya. Leovan juga tersenyum kecil saat Lizia berani melawan Alena. "Lizia ...."
*******
"Heh!" Alena dengan kasar memegang tangan Lizia.
Lizia yang hendak duduk pun terkejut. Lalu menepis tangan Alena. "Apaan sih!"
"Liat nih! Baju seragam gue jadi basah!"
Lizia tersenyum.
Ia kembali mengangkat kedua bahunya tak peduli. Lalu duduk di bangkunya. Naura yang melihat itu pun hanya terdiam saja. Sampai akhirnya, datang Leovan.
Alena menggeram kesal saat Leovan dengan berani memegang tangan Lizia. "Lizia."
Lizia ingin membalasnya.
Tapi terhenti saat bel masuk sudah berbunyi. Mau tidak mau, Leovan pun duduk di bangkunya. Dan Alena juga keluar dari kelas ke toilet untuk mengganti seragam sekolahnya yang basah.
Setelah pembelajaran selesai. Bel istirahat pun berbunyi. Lizia ingin segera pergi ke kantin bersama Naura. Tapi, Leovan ingin mengajaknya.
Tak disangka.
Lizia menolaknya lalu langsung menggandeng tangan Naura keluar dari kelas. Leovan tersenyum pedih melihat itu. Rizal yang melihat Lizia menolak Leovan hanya menghela napasnya.
"Bro," jedanya sembari menepuk pundaknya Leovan. "Lo ingin balikkan lagi sama Lizia?" tanya Rizal yang membuat Leovan mengangguk langsung.
"Tar gue bantu deh. Tapi janji jangan sakiti Lizia lagi," katanya.
Leovan hanya mengangguk.
"Udahlah ayo ke kantin," ajak Aldy.
Kemudian kelima cowok itu pun pergi keluar dari kelas ke kantin. Sesampai di kantin, mereka langsung memesan makakan.
*******
Di sisi lain.
Januar sedang ada meeting. Di ruangan itu pun ada Ayah Tirinya Lizia. Ruslan, sedari tadi pria itu memperhatikan Januar.
Di sorot kedua matanya ada kebencian. Setelah meeting selesai. Januar ingin pergi ke ruangan pribadinya. Namun, langkahnya terhenti saat Ruslan memanggilnya.
"Iya, Pak? Ada apa?" tanya Januar dengan sopan.
"Kau masih ingat dengan wanita yang bernama Aeliara Carissa Maddielynn?" tanya Ruslan yang membuat Januar terdiam.
"Maksudnya?" tanya Januar tak mengerti.
Ruslan menghela napasnya.
"Saya suaminya Liara," kata Ruslan.
Januar terdiam.
"Eum, lalu?" tanya Januar.
Ruslan tersenyum miring. "Tidak apa-apa. Saya cuma memberi tau saja, Pak."
"Saya permisi," lanjut Ruslan lalu keluar dari ruangan.
Sedangkan Januar.
Masih terdiam.
"Jadi Liara sudah punya suami baru lagi?" gumamnya.
Januar menggelengkan kepalanya pusing. Lalu Pria Paruh Baya itu langsung keluar dari sana juga keruangn pribadinya di kantor.
********
Bersambung!!Gimana dengan part ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
LEOZIA || END
JugendliteraturJangan lupa vote dan komen juga yaa kalau suka:)) Dan jangan lupa follow akunku sebelum membaca🌌 SUDAH TAMAT! JANGAN SPOILER! ********* Nasib seorang gadis tunawicara sangat sial. Namanya Aelizia Karvelyna Maddielynn. Dipacari seor...