11. Leovan, kenapa?

287 30 6
                                    

Haiiii

Votmen😗😉
******

Hari sudah berganti menjadi pagi lagi. Lizia, gadis itu sudah ingin sekolah. Ia akan berangkat bersama Naura dengan menggunakan mobil Naura itu sendiri.

Saat ini Lizia sedang bersarapan pagi bersama Naura. "Udah. Ayo berangkat."

"Lo yakin sekolah nih? Udah sembuh banget?" tanya Naura.

Sembari menggendong tasnya. Lizia mengangguk. Naura pun ikutan mengangguk lalu pamit ke Liara.

Setelah itu kedua perempuan itu keluar dari rumah ke mobilnya Naura. Kemudian meninggalkan rumah Lizia ke sekolah.

********

"Selamat sore!" kata Aldy.

Andre yang duduk di bangkunya itu lantas berdecak kesal. "Selamat pagi, tai!"

"Hehe. Kalem atuh!" Aldy ini asli Sunda.

Kedua orang tuanya asli Sunda juga.

"Leo belum dateng?" tanya Aldy sembari mengedarkan pandangan ke seisi kelas itu.

"Udah," jawab Bagas. "Ya belom lah, goblok!" lanjutnya.

"Eh, santai dikit bisa gak sih?!"
balas Andre.

"Serah gue. Mulut-mulut gue, napa lo sewot?" kata Bagas sinis.

"Ya deh."

"Hai, bro!" Tiba-tiba datang Leovan.

"Tuh datang," kata Bagas.

"Gas, gimana?" tanya Leovan sembari merangkul pundak Bagas.

"Gimana apanya?" tanya Bagas  balik.

"Ish, yang katanya lo naksir si adek kelas. Si Lizna."

"Ohhh. Doain lah, biar diterima."

"Sip!" Leovan mengacungkan jari tengahnya. "Eh, salah. Maksudnya gini," ulang cowok itu sembari mengacungkan jari jempolnya.

"Eh. Kalian tau gak?"

"Ya nggak lah! Orang lo belum ngasih tau!" balas Bagas yang membuat Leovan nyengir.

"Ekhem." Leovan berdehem.

"Hari ini gue seneng bangettt!"

"Seneng kenapanya?" tanya ketiga temannya serempak.

"Lizia. Dia post foto gue di Igenya tau! Lo pada udah liat 'kan? Disitu. Gue ganteng banget, gilaa!" ujar cowok itu sembari kegirangan.

Saking kegirangannya. Cowok itu sampai naik meja. "Eh, eh. Lo mau ngapain naik meja, Mansur?!" Kaget Bagas.

"Gue bahagia banget!"

"Dih, lebay amat lo. Baru aja si Lizia post foto lo. Udah girang banget," kata Aldy.

"Biarin lah!"

Leovan cekikikan.

Lalu menoleh ke belakang dan melihat Lizia datang bersama Naura. Leovan pun lantas turun dari meja dan memegang tangan Lizia.

"Hai."

Lizia kaget.

Lalu tersenyum kikuk.

"Kenapa?"

"Nggak kok, Sayang."

Lizia hanya mengangguk.

Lalu dirinya diantar oleh Leovan ke bangkunya. Diikuti oleh Naura, dan tepat itu juga suara bel masuk pun berbunyi menggema seisi SMA Cakrawala.

********

Setelah sekitar dua jam pelajaran. Akhirnya bel istirahat, Leovan langsung menarik tangan Lizia lembut, tidak seperti biasanya yang maksa.

Lizia kaget lagi.

"Kamu kenapa?"

"Hah? Nggak papa."

Lalu kedua pasangan itu segera pergi ke kantin. Meninggalkan teman-temannya yang kesal. "Si Leo kenapa?" tanya Naura.

"Ya mana saya tau," jawab Aldy.

Lalu mereka pun ke kantin juga.

"Ini pesanan Zia," kata Leovan.

Lizia hanya mengangguk.

Lalu mereka membawa pesanan masing-masing ke tempat duduk. Saat hendak makan, tiba-tiba datang Alena.

"Leo!"

"Apa?"

"Lo ngapain sama si bisu itu?" tanya Alena sembari menunjuk ke arah Lizia.

"Bisa bisu bisa bisu. Dia punya nama!" kata Leovan tak terima.

"Lo kenapa? Lo masih ingin pacaran dia?"

"Iya. Emang kenapa?" tanya Leovan balik.

"Tap--"

"Pergi. Jangan ganggu gue," potong Leovan.

"Leo--"

"Pergi, Alena."

"Gak mau!"

"PERGI GUE BILANG!" teriak Leovan.

Dan teriakannya itu membuat seisi kantin menoleh ke arahnya. Lizia pun kaget. "Kamu itu kenapa sih?!"

"Pergi, Alena. Jangan ganggu gue sama Lizia."

"Le--"

"Lo gak ngerti apa yang gue ngomong hah?!" Leovan kini menatap tajam ke Alena.

"Leovan?" Lizia memegang tangan Leovan guna untuk menenangkan cowok itu.

"Tuli lo?!" tanya Leovan.

Alena ketakutan.

Dan pada akhirnya.

Gadis itu pun pergi dari kantin karena semakin diperhatikan seisi kantin. Leovan menghela napasnya, lalu kembali duduk.

"Hei. Kenapa?" tanya Leovan saat melihat wajah pucat Lizia. 

Lizia menggelengkan kepalanya sembari menunduk. Leovan hanya terkekeh, ia merasa Lizia itu lucu.

*******

"Gue butuh bantuan dari kalian," kata Alena.

Saat ini dia berada di belakang sekolah. Bersama kedua siswa, ia akan mulai merencanakan sesuatu.

"Boleh aja. Bantuan apaan?" tanya salah satu dari mereka bernama Alves.

"Sini gue bisikin."

Alena pun membisikkan sesuatu.

Alves dan Narel kaget.

"Apa gak berbahaya?" tanya Alves.

"Iya bener kata Alves."

"Udah sih ikutin apa yang gue mau."

"Oke."

Alena tersenyum.

Lalu mereka mulai merencanakan bagian A. Alena yakin rencananya akan berhasil!

"Haduh. Kasian banget ya, Lizia."

"Haha. Bersiaplah! Leo akan marah sama Lo."

**********

Bersambung!!

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang