18. Pertemuan Mereka

242 27 8
                                    

Wah wah
Liara dan Januar saling kenal permisah😱

******

Januar yang hendak ke ruangannya memberhentikan langkahnya saat dirinya melihat sesorang yang ia kenal sedang berjalan di lorong kantor.

"Liara?" gumamnya.

Lalu dirinya pun berniat menghampiri wanita itu. Liara tergelonjak kaget saat dihampiri Januar. Liara berdehem canggung.

"Liara?"

"Gimana keadaan kamu?" tanya Januar.

"Udah ya anda jangan sok baik lagi sama saya." Liara tersenyum kecut.

"Kamu urus aja tuh wanita itu," lanjutnya.

Liara pun ingin langsung pergi meninggalkan Januar. Namun, Januar akhirnya berhasil mencekal tangannya lagi.

"Lepasin!"

"Liara say--"

"Apa? Saya apa?" potong Liara. "Udah, ya. Aku males bicara sama kamu."

Liara pun melepaskan pegangan tangan Januar darinya lalu langsung pergi.

Januar terdiam.

"Liara. Kamu tidak pernah berubah, ya." Januar tersenyum kecil.

"Saya minta maaf sama kamu."

********

Bel pulang berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Lizia sekarang sedang duduk di sebuah halte depan sekolah menunggu jemputan datang.

Tadinya ia diajak pulang bareng Naura. Tapi ia menolak.

Namun tiba-tiba datang Leovan dengan motor sport miliknya. Lizia hanya menatap datar ke cowok itu. Leovan tersenyum tipis, ia berniat ingin menghampiri Lizia.

Lizia sontak mengeserkan diri menjauh dari Leovan saat cowok berjaket hitam itu duduk di sampingnya. Lizia menepis langsung tangan Leovan saat Leovan ingin memegangnya.

"Lizia. Gue ingin meminta maaf sama lo."

Lizia hanya diam saja tanpa minat menatap ke arah Leovan. Leovan menghela napasnya gusar. "Mang Ujang. Cepet dateng dong! Aku males berduaan sama cowok itu," batinnya.

Lama-lama Lizia risih saat diperhatikan terus oleh Leovan. Lizia sontak gugup saat Leovan mendekatkan diri ke arahnya.

"Leooo! Kamu mau ngapain?!" batinnya lagi.

"Apa jangan-jangan Leovan mau cium aku lagi?!" batin gadis itu.

Lizia semakin gugup dan menutupi kedua matanya. Sedangkan Leovan, ia semakin mendekatkan diri ke Lizia.

Leovan yang melihat itu pun hanya tertawa. Lizia refleks mendelik sinis ke Leovan lalu mendorong wajah Leovan dengan tangannya.

Lizia menatap sinis.

Leovan terkekeh. "Ngapain nutupin mata? Lo mikir gue akan nyium lo gitu?"

Sontak membuat Lizia malu.

Lizia menggelengkan kepalanya sembari menunduk. Leovan terkekeh lagi. Leovan menyingkirkan anak rambut Lizia ke belakang daun telinga gadis itu.

"Lizia. Gue bener-bener minta maaf sama lo."

Lizia diam.

Sampai akhirnya terdengar suara klakson mobil. Lizia tersenyum, Mang Ujang. Supir mobil jemputannya datang.

Lizia langsung masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Leovan yang berdecak kesal. Leovan mengacak-acak rambutnya. "Gagal lagi meminta maaf dari lo, Lizia."

LEOZIA || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang