Annyeong semuaa
Happy 📖💐
----------------------------------
Seorang remaja sedang menyusuri pemakaman yang banyak di tumbuhi rumput hijau, saat sudah sampai ia berjongkok sembari menyirami makam. Setelah itu ia menaburi makam itu dengan bunga
"Bunda apakabar? Bunda kenapa tinggalin Alvino? Alvino disini sendiri bun. Bunda tau nggak semenjak bunda pergi Ayah sama kakak2 berubah semua udah nggak sayang Alvino kaya dulu hiks hiks me__mereka benci aku bun hiks, Alvino capek hiks Al_Alvino mau ikut Bunda" ucap Alvino dengan sesenggukan, Ya dia adalah Alvino, bocah yang dulu sangat ceria dan aktif kini digantikan oleh Alvino yang murung dan tertutup.
Tidak ada lagi Alvino yang selalu merengek meminta kue karena Alvino yang dulu sudah hilang bersamaan dengan meninggal nya wanita yang satu2 nya ia cintai. Setelah kematian sang bunda kehidupan Alvino memang berubah 360 derajat dan yang menyebabkan ia berubah adalah keluarga nya sendiri, lebih tepatnya ayah dan kakak2 nya
"Bunda, bunda tahu nggak hari ini Alvino jadi juara kelas tapi Alvino ambil nilai raport sendiri, untung bu gurunya baik bolehin Alvino ambil sendiri kalau enggak Alvino nggak tau gimana nasib Raport Alvino" curhat Alvino, ada rasa sakit saat ia menceritakan ini karena setiap ia kenaikan kelas kakak maupun ayahnya tidak ada yang peduli jujur ia sangat iri dengan teman2 nya yang mengambil raport nya bersama kedua orang tua mereka. Padahal ia masih ingat dengan janji ayah nya dulu
Flashback
"Ayah bunda ayo berangkat nanti kita telat" ucap seorang anak berumur 7 tahun dengan semangat
"Wihhh udah nggak sabar ya anak ayah, emang yakin kalau nilai adek bagus? " ucap seorang ayah sembari mengangkat anaknya ke gendongan nya
"Yakin lah kan Alvino anak pinterpinter, Alvino juga selalu dengerin bu guru kalau bu guru lagi jelasin" jawab Alvino, ya anak itu adalah Alvino
"Mmmm ok nanti kalau nilai adek bagus ayah bakalan kasih hadiah mau nggak?"
"Mau mau mau" jawab Alvino dengan semangat, sedangkan sang ayah hanya terkekeh melihat tingkah lucu anaknya
"Adek kok keliatan nya seneng banget kenapa? " Tanya seorang anak berumur 11 tahun
"Kak Malvin tau nggak kata Ayah kalau nilai adek bagus, adek bakalan dapet hadiah" ya anak tadi adalah Malvin kakak ketiga Alvino"Ohh iya? Mmm kalau gitu gimana kalau nilai adek jelek adek yang kasih kakak hadiah setuju nggak? " tanya sang kakak memberi penawaran
"Enggak mau adek nggak punya uang, kan uang adek itu Ayah. Iya kan yah? " ucap Alvino, sementara sang Ayah hanya terkekeh melihat kelakuan sang anak, saat ingin menjawab tiba-tiba"Adek ayah ayo berangkat udah kesiangan ini" omel sang bunda, sementara Alvino mengkerut kan dahi nya
"Bunda gimana sih kan bunda yang dandan nya lama, kok salahin adek sama Ayah" Ucap Alvino, sementara sang Ayah sudah tertawa puas"Tuh kan bun anak kecil aja tau, ya udah ayo berangkat. Kak Malvin baik baik di rumah ya" ucap sang Ayah, setelah itu mereka berangkat setelah sampai di sekolah Alvino melihat penjual es krim, Alvino pun merengek pada sang Ayah.
Ayah pun membelikan es krim untuk Alvino sementara Bunda sudah masuk kedalam sekolah Alvino. Saat memakan es krim nya tiba-tiba Alvino berbicara pada sang Ayah
"Ayah, Ayah janji ya akan terus ngambilin raport nya Alvino, dan jangan pernah benci Alvino" ucap anak itu dengan mata berkaca kaca, entah kenapa ia ingin mengucapkan kata-kata itu
"Hey jagoan Ayah, Ayah janji akan selalu ambil raport Alvino dan Ayah juga nggak akan pernah benci Alvino karena Alvino anak Ayah, kalaupun suatu saat nanti Ayah benci kamu, itu artinya Ayah adalah seorang Ayah yang bodoh dan sangat buruk" ucap sang Ayah sembari memeluk anaknya
Flashback of
"Hah kayanya aku yang bodoh dan buruk ya bun" ucap Alvino sembari terkekeh jangan lupa air mata nya yang masih mengalir, tapi tanpa Alvino sadari ada seseorang yang mengawasi nya sedari tadi
"Maaf" ucap orang itu------------------------------------
Sorry pendek yaaa...
Jangan lupa tinggalkan jejak okee?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionMendekatlah biar ku cerita kan tentang Alvino Kavindra Dandelion seorang anak yang sangat kuat menahan luka yang telah di torehkan oleh sang Ayah dan ketiga kakaknya, lantas sampai kapan kah Alvino bisa menahan luka nya, akankah dia menyerah dengan...