15. Terungkap

321 13 2
                                    

Annyeong selamat sore semua........

Hari ini aku triple up ya.....

Jadi......

Happy Reading

______________________

"A-adek" panggil Gara, Alvino pun yang mendengar itu langsung menoleh ke arah pintu betapa kagetnya ia melihat semua anggota keluarga nya sudah berada di ruangan nya semua

"A-ayah" panggil Alvino dengan menundukkan kepalanya, ia sungguh sangat takut jika ayah dan kakaknya membenci nya lagi. Namun ternyata dugaan nya salah karena

Grepp

"Maaf maafin ayah hiks ayah tau ayah salah hiks tapi tolong beri ayah satu kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya" ucap Gara yang menangis sembari memeluk Alvino, sementara Alvino yang mendapatkan pelukan secara tiba-tiba kaget. Karena ini pertama kali nya ia mendapatkan pelukan tersebut

Alvino pun tak kuasa menahan tangisan nya, ia menangis tersedu sedu di dalam pelukan ayahnya, sedangkan yang lainnya yang melihat itu semua ikut meneteskan air mata nya

"Hiks maaf hiks maafin Adek udah bohongin hiks ayah, Adek nggak hiks mau bikin ayah sedih hiks" ucap Alvino sesenggukan di pelukan sang Ayah, namun itu justru membuat perasaan bersalah pada Gara semakin besar. Dulu ia sering melukai perasaan anaknya tanpa memikirkan nya

Namun bahkan sekarang anaknya sangat menjaga perasaan nya, ia benar-benar merasa bersalah pada Alvino. Andai jika waktu bisa di putar ulang ia berjanji akan menyayangi anaknya dengan benar dan akan membesarkan Alvino dengan kasih sayang

"Aduh apaan sih udah2 lagian siapa sihh yang taruh bawang disini" ucap Arka dengan tiba-tiba sembari mengusap kasar air matanya

"Lo apaan dah merusak suasana aja heran gw kok bisa punya kembaran kaya lo" ucap Raka sembari memukul pelan pundak kembaran nya

"Lo juga ngapain mukul2, emang gw kira gw mau jadi kembaran lo hah" jawab Arka dengan sewot

"Lo berdua ngomong sekali lagi siap2 gua jadiin sop" ucap Sabian yang sudah tidak tahan dengan kelakuan kedua adik kembar nya, sedangkan lainnya hanya tertawa melihat perdebatan duo kembar tersebut

Skipp

Kini hanya ada Raka, Arka dan Alvino di ruangan, jika kalian bertanya dimana yang lain? Maka jawabannya mereka semua ada di kantin. Itu pun mereka harus di paksa oleh si kembar agar ke kantin

"Alvino tidur nya pules bangett ya bang" ucap Arka sembari menyenderkan kepalanya di bahu Raka

"Hmm gapapa malah bagus, tadi dokter bilang kalau Alvino masih harus banyak istirahat" jawab Raka dengan pelan

"Bang" panggil Arka

"Apa? " jawab Raka tanpa mengalihkan tatapan nya pada Alvino

"Kalau misalnya gw yang donorin jantung gw untuk Alvino reaksi lo gimana?" Tanya Arka dengan tenang sedangkan Raka kini menatap tak suka ke arah Arka

"Lo apaan sih ngomong kaya gitu? Lo nggak boleh donorin jantung lo buat Alvino" ucap Raka dengan sedikit meninggikan suara nya

"Kan gw cuma bilang misalnya bang, santai ae kali nggak usah ngegas" ucap Arka dengan sedikit terkekeh

"Ckk tetep aja gw ga suka, ga usah ngomongin itu lagi paham" ucap Raka dengan sedikit sewot

"Iya2" jawab Arka dengan senyuman lalu merebahkan kepala nya di paha sang abang sembari menutup kedua matanya












"Gw nggak bisa janji bang"

_____________________

Waduh2 kok si Arka ngomong kaya gitu ya? 🤔

Pernasaran?

Jangan lupa komen dan vote cerita ini ya...

Supaya aku lebih semangat untuk melanjutkan cerita ini

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang