Annyeong selamat pagi semua....
Happy Reading
____________________
Setelah pembicaraan antara Arka dan Alvino di taman kini mereka sudah berada di kelas sembari menunggu guru masuk ke kelas mereka.
"Lo ngapain kak nunduk nunduk gitu? " tanya Arka saat melihat kakak kembarnya yang sedari tadi menunduk
"Sttt diem mending lo aminin aja, ini juga demi kesejahteraan kelas kita bersama" jawab Raka yang masih dengan menunduk kan kepalanya
"Lo kalau ngomong yang jelas ngapa? " kali ini Alvino ikut angkat suara"Ck gua lagi do'ain bu Reni ga masuk hari ini" ucap Raka dengan wajah tanpa dosanya
"Wahhh parah lu kak doain guru sendiri ga berangkat" jawab Arka saat mendengar ucapan saudara kembarnya, tapi setelah itu ia berbicara lagi"Tapi gapapa kok kak, tumben lo pinter kali ini gua apresiasi usaha lo" lanjut Arka dengan cengiran kotaknya
"Ck dasar" ucap Raka, perlu kalian tau bahwa bu Reni yang mereka maksud adalah guru matematika beliau terkenal dengan ketegasan nya dan aura nya yang sangat menakutkan sehingga jika bu Reni sudah masuk kelas maka kelas yang tadinya sangat ramai akan langsung sepi seperti kuburan"Guys guys guys ada kabar nih bu Reni hari ini sakit jadinya nggak berangkat ke sekolah dan kita di suruh ngerjain soal di buku paket halaman 67" ucap Reno sang ketua kelas
"What demi apa? Bu Reni yang biasanya nggak pernah absen walau ada hujan gede sekalipun sekarang absen gara-gara sakit? " tanya seorang siswi dengan kaget"Iya ini Bu Reni ijin di grup" jawab Reno
"Wahh harus di screenshot terus di pajang sih karena ini pasti cuma terjadi 1 kali dalam sejarah" ucap seorang siswa
"kak tumben doa lu langsung terkabul" bisik Arka kepada Raka namun masih dapat di dengar oleh Alvino"Tau tuh gua juga heran" ucap Alvino
"Ya jelas langsung terkabul lah orang gua anaknya rajin pinter sholeh lagi" jawab Raka dengan nada sombongnya
"Ck nyesel gua tanya ke lu" ucap Arka, setelah itupun mereka langsung mengerjakan tugas yang di berikan oleh Bu ReniSkip
Saat ini mereka telah menunggu jemputan masing-masing di halte sekolah, sedangkan Alvino hanya menatap iri teman teman sekelasnya yang di jemput oleh orang tua mereka
"Alvino" panggil seseorang, Alvino pun menolehkan kepalanya ke sumber suara rupanya mereka adalah Raka dan Arka"Apa" jawab Alvino saat keduanya sudah sampai di hadapannya
"Lo bareng gue sama kak Raka aja nanti yang jemput bang Brian kok" ucap Arka
"Nggak ngerepotin nih?" Tanya Alvino
"Aelah lo mah kaya sama siapa aja inget kita ini juga masih sepupu nggak ngerepotin kali, kalau bisa nanti kita sekalian makan siang bareng soalnya papa ngajakin makan di restoran punya temennya" ucap Raka"Ok deh" jawab Alvino, setelah itu mereka menunggu bang Brian untuk menjemput mereka. Tak lama setelah itu pun mobil berwarna silver mengklakson, dan setelah itu mereka bertiga masuk ke dalam mobil
"Gimana tadi sekolah nya? " tanya bang Brian sembari fokus mengemudi
"Ya nggak gimana2 bang" jawab Arka
"Alvino kamu apakabar udah lama nggak main ke rumah papa" tanya Bang Brian sembari melihat Alvino lewat kaca spion"Aku baik kok bang, maaf akhir akhir ini aku jarang main ke rumah papa soalnya aku lagi sibuk belajar" jawab Alvino dengan senyuman palsu nya, sedangkan Brian hanya tersenyum ia tau kalau sebenarnya Alvino tidak sibuk belajar melainkan di siksa oleh ayah dan kakak2 nya.
Sebenarnya ia sangat ingin membawa Alvino pindah ke rumah papa nya tapi Alvino tidak mau dengan alasan ia ingin menghabiskan waktunya di rumah yang dulu menjadi kenangan indah dengan sang ibunda
" ohh.. Ya udah kalau gitu kita langsung ke restoran ya papa, bang Ian dan bang Erick sudah nunggu " ucap bang Brian, sementara yang lain hanya mengangguk
Skip
Kini mereka sudah sampai di restoran tersebut
Kemudian mereka berjalan menuju ruangan VIP yang telah di pesan oleh sang papa, saat telah sampai mereka melihat sang papa dan abang yang lainnya tersenyum ke arah mereka"Hai Alvino apakabar? " tanya Bang Erick
"Baik dong bang, bang Erick sendiri apakabar? " mereka semua yang berada di situ hanya tersenyum sendu, mereka tau Alvino hanya pura-pura baik baik saja."Abang baik kok" ucap Erick sembari tersenyum
"Ya udah sekarang kan udah kumpul semua kita pesen makanan ya" ucap sang papa, sedangkan yang lainnya hanya mengangguk.Setelah mereka memesan makanan mereka berbicara ringan dari mulai aktifitas mereka masing-masing dan candaan candaan yang di buat oleh Bang Erick. Setelah beberapa saat akhirnya pesanan mereka datang, mereka makan dengan tenang hingga akhirnya suara Alvino memecahkan keheningan tersebut
"Papa" panggil Alvino
"Ya? " jawab sang papa sembari menatap Alvino
"Terimakasih ya" ucap Alvino tulus
"Hm? Kenapa terimakasih" tanya sang papa
"Alvino terimakasih karena gara-gara papa, bang Brian, Bang Ian, bang Erick, Raka juga Arka Alvino jadi bisa merasakan rasanya makan bareng keluarga terus serunya bercanda sama keluarga dan sekarang Alvino juga jadi tau apa arti keluarga. Pokok nya Terimakasih ya adek bahagia banget hari ini" ucap Alvino dengan senyum tulus nya dan juga matanya yang sudah berkaca kaca, sedangkan lainnya tiba-tiba merasakan rasa sesak di dada mereka terutama sang papa.Adrian pun berdiri lalu berjongkok di depan Alvino
"Alvino, Alvino nggak perlu terimakasih ok. Ini udah tugas papa bahagiain anak anak papa, termasuk kamu jadi kalau kamu sedih ceritain semua sama papa atau abang abang kamu yang lain ok. Asal Adek tau papa udah anggep adek sebagai anak kandung papa" ucap Andrian sedangkan Alvino ia sudah menangis lalu memeluk Andrian"Andai ayah kaya gini pasti adek bahagia" ucap Alvino sesenggukan sedangkan yang lainnya sudah tidak bisa menahan air mata mereka masing-masing
"Kakak mohon tunggu sebentar lagi ya dek" batin seseorang sembari menguping dari celah pintu_______________________
Kalau ada typo tolong tandain ya
Jangan lupa tinggal kan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionMendekatlah biar ku cerita kan tentang Alvino Kavindra Dandelion seorang anak yang sangat kuat menahan luka yang telah di torehkan oleh sang Ayah dan ketiga kakaknya, lantas sampai kapan kah Alvino bisa menahan luka nya, akankah dia menyerah dengan...