19. Takut

236 12 0
                                    

Selamat sore.......

Karena sesuai janji aku tadi aku akan up lebih dari 3 kali khusus hari ini....

Jadi.......

Happy Reading📖 💐

____________________

Namun tiba-tiba tubuh Alvino sedikit bergetar, Gara yang melihat itupun langsung mendekat ke arah sang anak

"Hey adek kenapa? Ayo turun" ajak Gara pada Alvino sementara Alvino masih diam dengan tatapan ke arah depan, sebenarnya ia juga tidak mengerti

Kenapa ia begitu takut melihat rumahnya sendiri, dan entah mengapa bayangan bayangan dan ucapan ucapan menyakitkan dari ayah dan kakaknya dulu kini bersliweran kembali di kepala nya

"Adek kamu kenapa? Ada yang sakit? " tanya Angkasa khawatir, pasalnya kini nafas Alvino terlihat sedikit memberat

"K-kakak hhh j-ja-jangan s-sakit hhh" racau Alvino dengan tiba-tiba, sedangkan Malvian, Angkasa, dan Gara kaget karena Alvino meracau dengan tiba-tiba

"Hey adek hey kamu kenapa? " tanya Gara dengan lembut, sebenarnya ia sangat panik namun ia tidak boleh terlalu panik karena itu hanya akan membawa kekacauan

"Yah kalau dari gejala nya kayanya Alvino mengalami trauma, lebih baik sekarang kita ke rumah papa aja terus panggil dokter" ucap Angkasa

"Kalau gitu ya udah kita ke rumah papa sekarang, Malvian kamu telfon kakak kamu supaya nyusul kita kesana" ucap Gara kepada Malvian dan Angkasa, sedangkan mereka hanya menganggukan kepalanya

"Hey adek nafas nya pelan2 ok nggak usah takut ada ayah disini" ucap Gara kepada Alvino, sembari mengusap dada Alvino dengan pelan sementara Malvian ia sedang berusaha menghubungi sangat kakak

Setelah beberapa menit mereka terjebak macet akhirnya sekarang mereka sudah sampai di rumah sang papa

Mereka semua turun dengan Alvino yang berada di gendongan Gara tadi setelah nafas nya tenang ia tertidur memeluk Gara

"Assalamu'alaikum" ucap mereka semua saat memasuki rumah, dan sangat kebetulan dengan Adrian yang kini menuruni tangga dengan pakaian santai

"Loh bang baru aja gw mau ke rumah lo sama si kembar" ucap Adrian saat sudah sampai dihadapan Gara

"Hmm tadi gw juga udah pulang ke rumah tapi Alvino kaya ketakutan makanya gw bawa kesini" ucap Gara kepada Adrian

"Terus keadaan nya sekarang gimana? Ohh iya ayo bawa ke kamar dulu kasian Alvino kalau tidur kaya gitu" ucap Adrian yang mendapat anggukan dari Gara

Setelah itu mereka semua pergi menuju ke kamar dan merebahkan Alvino di ranjang

"Malvian coba kamu telpon dokter, dan suruh dia kesini ayah masih khawatir takut terjadi apa2 sama adek kamu" ucap Gara kepada Malvian

"Udah yah paling 5 menit lagi sampai" jawab Malvian pada ayahnya

"Bang mending nanti lo sama anak2 lo nginep disini dulu deh untuk beberapa hari, soalnya nggak mungkin kan kalian balik dengan kondisi Alvino yang kaya gini? " ucap Adrian pada Gara

"Hmm kalau itu gw pikir2 dulu deh" jawab Gara, tak lama setelah itu dokter pun datang bersamaan dengan El yang baru saja sampai

Mereka semua menunggu di luar kamar karena tidak mau menganggu konsentrasi sang Dokter. Setelah beberapa menit akhirnya dokter itu pun keluar

"Bagaimana kondisi anak saya dok? " tanya Gara kepada dokter tersebut

"Setelah saya periksa ternyata anak anda mengalami PTSD atau sering disebut Post Traumatic Stress Disorder" ucap sang dokter kepada semua anggota keluarga Alvino

"Maksudnya bagaimana dok? Apakah berbahaya untuk anak saya? " tanya Gara dengan serius

"Jadi begini PTSD adalah kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis. Kejadian traumatis yang umumnya menyebabkan PTSD adalah kecelakaan, mengalami kekerasan fisik, dan lain sebagainya" ucap sang dokter memberi penjelasan

Deg

Gara, Angkasa, El, dan Malvian hanya mampu terdiam mereka semua tidak menyangka jika perbuatan mereka di masa lalu membawa dampak yang cukup besar bagi Alvino

"Lalu apakah bahaya dok? " tanya Malvian kepada sang dokter

"Untuk PTSD sendiri Bisa saja berupa penglihatan, mimpi, ilusi, halusinasi, atau kilas balik. Jika tidak ditangani dengan tepat, PTSD dapat meniimbulkan komplikasi. Komplikasi yang bisa terjadi akibat PTSD adalah gangguan jiwa berat seperti skizopherenia ataupun percobaan bunuh diri. Jadi saya sarankan untuk segera membawa Alvino ke dokter Psikolog" ucap sang dokter dengan panjang lebar

Sedangkan mereka semua hanya mengangguk sampai suara Arka memecahkan keheningan tersebut

"Kalau begitu mari saya antar keluar dok" ucap Arka dengan ramah, setelah itu dokter pun pulang dan mereka hanya menunggu Alvino bangun sembari melamun dengan pikiran masing-masing di ruang keluarga

_______________________

Yahhhh... Si Alvino ternyata punya trauma guys

Pernasaran sama cerita selanjutnya?

Jangan lupa komen dan Hotel

See youuu

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang