25. Alvino with Angkasa

95 5 0
                                    

Selamat pagi semua.........

Jangan lupa klik tanda ⭐ sebelum kalian baca ya.......

Happy Reading

_____________________

Kini sesuai rencana bahwa malam ini akan di adakan bakar bakaran di halaman villa, mereka semua kini terlihat sangat bahagia begitu juga Alvino ia dapat tertawa dengan lepas setelah sekian lama

Angkasa yang merasakan matanya sedikit perih akibat asap, agak menjauh ia duduk di tepi danau yang berada di dekat villa, tapi tanpa ia tau ternyata Alvino mengikuti nya dengan diam diam

"Kak" panggil Alvino dengan senyuman sementara Angkasa tampak kaget, ia tak menyangka jika sang adik mengikutinya

"Kok kesini, kamu ngikutin kakak? " tanya Angkasa dengan lembut, sedangkan Alvino hanya menganggukkan kepalanya

"Ya udah sini, duduk dulu" ucap Angkasa menepuk kursi di sebelah nya

"Huum"  jawab Alvino kemudian ia duduk di samping Angkasa

"Kak, kakak kenapa mau jadi dokter? " tanya Alvino dengan tiba-tiba, sedangkan Angkasa menatap danau yang tenang itu

"Hmm dulu kamu tau, waktu bunda mengalami kejadian mengenaskan itu, hati kakak sangat sakit. Dan di situ kakak membulatkan niat kakak untuk menjadi dokter, karena kakak ga mau orang lain merasakan hal yang sama seperti yang kakak alami" ucap Angkasa dengan sendu

"Maaf ya kak andai bunda nggak ngelindungin aku waktu itu, pasti sekarang kakak akan sangat bahagia karena kakak masih bisa merasakan kasih sayang dari bunda" ucap Alvino dengan menundukkan kepalanya sedangkan Angkasa hanya menggeleng

"Enggak kamu nggak salah ini semua udah takdir, mungkin dulu hanya kakak yang bodoh sehingga kakak menyalahkan mu, dan kalaupun bunda masih hidup sedangkan kamu mati bunda pasti akan hidup sebagai seorang ibu yang gagal dalam menjaga anaknya, jadi kakak mohon jangan salahkan dirimu sendiri" ucap Angkasa dengan air mata yang mengalir sedangkan Alvino kini menangis memeluk Angkasa

"Hiks maaf hiks maaf karena Alvino hiks bunda mati hiks" ucap Alvino dengan sesenggukan

"Stttt bukan kamu yang salah dek, jangan salahkan diri kamu sendiri ok" ucap Angkasa yang mencoba tersenyum, sementara Alvino hanya mengangguk

"Ohh iya, 3 bulan lagi kakak wisuda kamu datang ya? " ucap Angkasa sementara Alvino hanya terdiam

"Kak" panggilnya pelan

"Hmm" jawab Angkasa

"Adek boleh minta satu permintaan? " tanya Alvino pelan

"Boleh dong, adek mau apa? " jawab Angkasa dengan senyuman

"Adek minta kakak, jika suatu saat Adek harus memilih tolong kakak harus ikhlas dan dukung keputusan Adek ya? Biar adek nggak berat untuk mengambil keputusan itu" ucap Alvino sembari menatap lurus ke depan

"Tentu dong, kakak yakin apapun keputusan yang kamu ambil pasti itu adalah hal yang terbaik" jawab Angkasa sembari memeluk Alvino kembali sedangkan Alvino membalas pelukan Angkasa

"Makasih kakak, Adek harap kakak selalu bahagia dan kelak akan menjadi dokter yang hebat" ucap Alvino dengan tulus

"Iya sama-sama" jawab Angkasa dengan senyuman

Disisi lain

"Lo ngapain disini" tanya Raka saat melihat Arka yang tengah melamun di balkon

"Gapapa cuma pengen menyendiri dulu aja" ucap Arka dengan senyuman

"Hmm kak" panggil Arka kepada Raka yang kini sedang ikut melamun, sedangkan Raka hanya berdehem

"Gw seneng banget deh punya kembaran kaya lo" ucap Arka dengan tiba-tiba, sedangkan Raka hanya tertawa

"Lo apaan sih tumben deh" ucap Raka yang masih di iringi suara tawa khasnya, Arka yang melihat itu hanya tersenyum

"Jangan ketawa terus, perut lo sakit baru tau rasa lo" ucap Arka

"Nggak tuh" jawab Raka, dengan tawanya, yang membuat Arka ikut tertawa



















"Gw harap lo selalu tersenyum dan tertawa seperti ini bang"

______________________

Gimana guys cerita aku bagus nggak?

Ada yang perlu di perbaiki?

Kalau ada kalian bisa komen ya....

Jangan lupa share komen dan vote cerita aku supaya aku lebih semangat...

Ada typo tolong tandain:)

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang