8. Insiden

408 22 6
                                    

Siang semua.......

Tolong pencet tanda ⭐ sebelum kalian baca Ok

Happy Reading

____________________________

Saat ini Alvino tengah berada di balkon nya ia sekarang sedang menatap langit yang mulai gelap karena saat ini sudah pukul 17.45 yang artinya 15 menit lagi acara ulang tahun kakak nya di mulai. Ia kemudian memandangi sebuah kado yang sudah ia siapkan untuk kakaknya

"Mungkin nanti aku harus memberikan ini secara diam-diam lagi" ucap Alvino lirih kemudian mengambil kado tersebut dan mengusap nya

"Huft kapan ya aku bisa kasih kado secara langsung ke kakak tanpa harus sembunyi sembunyi" batinnya

SEDANGKAN DI BAWAH

"Ayah" panggil Angkasa sembari tersenyum, Gara pun yang merasa namanya terpanggil menolehkan kepalanya, ia tersenyum saat melihat anaknya yang memanggilnya

"Kenapa nak" jawab nya dengan senyuman

"Apa nggak sebaiknya kita ajak Alvino, kalau di pikir pikir dia belum pernah kita ajak untuk ke acara-acara penting termasuk ke ulang tahun ku" ucap Angkasa dengan serius, sedangkan Gara yang tadinya tersenyum kini langsung menatap datar Angkasa

"Ck  kenapa kamu sekarang memikirkan anak itu, lagian dia memang pantas untuk mendapatkan nya" ucap Gara dengan nada tidak suka

"Baiklah kalau begitu menurut ayah" ucap Angkasa kemudian pergi meninggalkan ayahnya, untuk menemui teman temannya. Sedangkan saat ini Malvian tengah berada di halaman samping rumahnya, entah kenapa sedari tadi perasaan nya tidak enak

"Semoga tidak ada hal apa pun yang terjadi nanti" batinnya lalu masuk ke dalam rumah karena acara sudah mau dimulai

BACK TO ALVINO

"Kayanya acara nya udah di mulai, apa aku taruh sekarang aja kadonya" ucap nya lirih, kemudian dengan yakin ia keluar dari kamarnya diam diam. Ternyata benar acaranya sudah di mulai, dapat ia lihat sang ayah yang sedang berbicara membuka acara tersebut, lalu dengan diam-diam Alvino berjalan ke arah tumpukan kado dan menaruh kadonya di tumpukan tersebut. Setelah selesai ia masih memandangi kakaknya yang akan meniup lilin nya, saat Angkasa hampir meniup lilin nya tiba-tiba semua lampu yang ada di dalam ruangan tersebut mati

"Aaaa" teriak orang orang kaget saat lampu padam, sementara Gara langsung mengambil handphone dan menyalakan senter nya

"Rian kenapa ini bisa terjadi? " tanya Gara pada asisten pribadi nya

"Tidak tau tuan, tapi tadi saya dan anak buah saya sebelum acara semua sudah di periksa dan tidak ada masalah" jawab Rian

"Sekarang periksa apa yang terjadi" ucap Gara

"Baik tuan" jawab Rian, saat Rian baru saja mau beranjak dari situ tiba-tiba lampu menyala, dan menapakkan seseorang yang sedang membawa pistol

Keadaan di sanapun semakin kacau semua orang berteriak panik karena rupa nya mereka semua sudah terkepung

"Sudah lama tidak berjumpa dengan mu Tuan Gara Liam Kavindra" ucap orang itu sembari tersenyum sinis

"Apa yang ingin kau lakukan ha!! Dan apa maumu melakukan semua ini?" Teriak marah Gara, sedangkan Angkasa, El, Malvian mereka hanya bisa terdiam kaku. Karena sudah tidak memungkinkan untuk mereka melawan, di sisi lain Alvino hanya terdiam lalu berjalan pelan2 untuk melihat siapa orang yang tengah mengacaukan acara

"Kau bertanya mau ku? Baiklah aku jawab, mau ku adalah mengambil nyawa mu TUAN GARA YANG TERHORMAT" jawab orang itu di akhiri dengan bentakan

"Sebenarnya siapa anda, dan kenapa anda mengincar ayah saya" tanya El dengan penuh emosi

"Hahahaha kau mau tau siapa aku, aku adalah Tian orang yang waktu itu ayahmu pecat dengan tidak terhormat. Dan kau tau gara2 itu aku harus kehilangan anak dan istriku" jawab Tian dengan penuh dendam

"Dan kalian semua tau? Orang ini" ucap Tian sembari menunjuk Gara

"Dia memiliki satu anak lagi yang tidak pernah di anggap dan selalu dia siksa" ucap Tian sembari tersenyum sinis, sedangkan semua orang kaget. Karena yang mereka tau Gara hanya memiliki 3 anak saja, sementara Alvino yang masih di situ hanya terdiam dengan air mata yang mengalir.

Entah kenapa saat orang itu mengatakan bahwa dirinya hanya anak yang tidak di anggap tiba-tiba semua kenangan buruk yang selama ini ia simpan rapi di hatinya kembali teringat lagi

"Apa maksud mu, dan satu lagi aku memecatmu itu semua karena salahmu!!! " teriak Gara marah

"Ckk terlalu banyak drama, sudahlah apa ada kata2 terakhir? " ucap Tian sembari menodongkan pistol nya ke arah Gara, sedangkan Malvian saat ini dia diam diam menelpon polisi

"Tolong jangan sakiti ayah saya" mohon Angkasa sembari menangis dan menatap Tian dengan tatapan memohon

"Sayang nya itu hanya dalam mimpi mu nak" ucap Tian setelah itu

Cklekk

Srettt

Dorrrr

Kejadian itu terjadi begitu sangat cepat, semua orang berteriak ketakutan. Sedangkan Tian menjatuhkan pistol nya dengan tangan gemetar, karena bukan ini yang dia mau

____________________________

Hayooo lho siapa tuh yang ketembak...

Hmmm enaknya yang di buat mati siapa ya? Gara atau Alvino?

Jangan lupa komen vote yaa guyss


DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang