Annyeong.......
Ada yang kangen sama cerita ini nggak?
Langsung aja......
Happy Reading📖📖📖
_________________________
Kini semua nya tengah berada di ruangan Alvino, untung saja ruangan Alvino itu luas sehingga muat untuk semua anggota keluarga nya
"Hahhh kok tidur lagi sih" ucap Raka yang berada di samping brankar Alvino, ia meletakkan kepala nya di dekat tangan Alvino
"Sabar bang, kan tadi kata dokter adek emang masih harus banyak istirahat" ucap Gara seraya mengusap kepala Raka
Raka pun hanya mengangguk tapi dia tiba-tiba menegakkan badannya lalu menatap yang lainnya
"Pa, yah? Nanti gimana kita ngejelasin tentang Arka ke Alvino? " tanya Raka dengan tersenyum sendu
Sementara yang lain, mereka semua kaget. Mereka semua terlalu senang dengan kembalinya kesadaran Alvino, sehingga melupakan bahwa salah satu dari mereka telah menutup mata untuk selamanya
"Yang di bilang Raka bener bang, gimana cara kita ngejelasin ke Alvino? " ucap Adrian yang tengah menatap serius Gara
Sementara Gara menghela nafas lalu memijat kepala nya, entah kenapa ia tiba-tiba merasakan pusing
"Apa iya kita harus kasih tau kejadian sebenarnya? " tanya Gara pelan, ia sungguh bingung harus mengatakan apa pada Alvino
"Aku nggak setuju pa" ucap Sabian yang sedari tadi terdiam kini buka suara
"Bener kata bang Sabian, kata dokter kondisi adek masih rawan adek nggak boleh memikirkan hal2 yang berat dulu" tambah Malvian yang membetulkan ucapan Sabian
"Lalu kita harus bilang apa pada Alvino? " tanya Gara dengan putus asa
"Lebih baik kita pikirkan itu nanti, sekarang kesehatan Alvino nomer 1" ucap Angkasa, yang lain pun hanya mengangguk
Karena benar apa yang dikatakan oleh Angkasa saat ini kesehatan Alvino lebih penting dibandingkan dengan yang lain
Saat mereka asik dengan pemikiran mereka masing-masing, tiba-tiba Alvino terbangun
"Eungh" lenguh Alvino, mereka yang mendengar itu pun segera mendekat ke arah Alvino
"P-papa" panggil Alvino lirih, jujur saja saat ini semua badannya terasa sakit. Terlebih dada nya
"Sttt iya papa disini nak" jawab Gara sembari mendekat ke Arah Alvino lalu mengusap pelan kepala sang anak
"S-sakit" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Alvino karena jujur tenggorokan nya pun terasa sangat sakit
"Mana yang sakit hm? Bagi sakitnya nya sama papa" ucap Gara lembut
Alvino pun memegang tangan Gara lalu mengarahkan pada dada nya
"Usap" pinta Alvino dengan pelan, Gara yang mendengar itu pun segera mengusap pelan dada Alvino
Sementara yang lain mereka khawatir karena Alvino memejamkan mata nya kembali
"Adek dada nya sakit?" tanya Malvian dengan khawatir
"Iya sedikit" jawab Alvino sembari menatap Malvian dengan satu
"Sesek nggak? " bukan Malvian yang menjawab melainkan Sabrina
Alvino yang mendengar itu hanya mengangguk, karena jujur saat ini badannya amat sangat lemas, padahal baru saja ia bangun tapi entah kenapa ia merasakan kantuk lagi
"Mau abang panggilin dokter? " tanya Raka, lalu mengusap pelan tangan Alvino
"Engga, mau di usap aja dadanya" jawab Alvino dengan mata yang terpejam, namun tak lama setelah itu ia membuka matanya kembali lalu menatap Gara
Gara yang merasa dirinya di tatap pun melihat ke arah sang anak lalu tersenyum
"Kenapa hm? Ngeliatin papa gitu banget" ucap Gara dengan terkekeh kecil
"Ngantuk pa" jawab Alvino, Gara yang mendengar itu hanya tersenyum
"Yaudah bobo lagi, papa temenin" ucap Gara lalu membenarkan posisi selimut Alvino
Alvino hanya mengangguk lalu mulai memejamkan mata nya kembali
"Lebih baik, kita biarin adek bobo dulu dia masih harus banyak istirahat" ucap Adrian saat melihat Alvino sudah tertidur kembali
"Iya yah" jawab mereka kompak lalu kembali menuju tempat masing-masing
Sedangkan Gara ia masih berada di posisinya, duduk di samping Alvino lalu mengusap pelan dada sang anak
"𝘛𝘦𝘳𝘶𝘴𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘥𝘦𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯" batin Gara yang masih terus mengusap dada Alvino
___________________________
Segitu dulu yaa...
Maap kalau pendek 🙏🏻
Jangan lupa vote komennyaa
See youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionMendekatlah biar ku cerita kan tentang Alvino Kavindra Dandelion seorang anak yang sangat kuat menahan luka yang telah di torehkan oleh sang Ayah dan ketiga kakaknya, lantas sampai kapan kah Alvino bisa menahan luka nya, akankah dia menyerah dengan...