Malam semua.......
Maaf ya kalau aku kadang up nya agak berjeda agak lama....
Karena akhir akhir ini aku lagi sibuk2 nya guys jadi kadang aku up pagi terus up lagi siang atau malam. Tapi terimakasih ya untuk kalian yang udah support aku
Aku usahain bakal double up atau pun triple up setiap pagi
Happy Reading
___________________
Sudah terhitung 2 minggu Alvino tidak sadarkan diri, dan selama itu kakak2 dan Ayah Alvino tidak pernah absen untuk mengunjungi Alvino karena sekarang mereka benar-benar sudah menyesali perbuatan mereka
"Sampai kapan adek mau tidur hm? Kenapa lama banget sih tidur nya kakak kangen tau" ucap Angkasa sembari mengusap lembut kepala Alvino
"Maafin kakak ya, selama ini kakak udah salah sama kamu, kakak nyalahin kamu padahal itu semua sudah takdir" ucap Angkasa dengan meneteskan air mata nya, sungguh ia menyesal karena sudah abai pada adiknya selama ini
"Angkasa ayo makan dulu" ucap Gara tiba-tiba yang kini sudah berdiri di dekatnya
"Ayah kak El sama Malvian aja yang makan, aku mau nungguin adek di sini" ucap Angkasa dengan pandangan yang tidak pernah lepas dari Alvino
"Jangan gitu Angkasa, nanti kamu nggak mau kan waktu Alvino bangun liat kamu kaya gini" ucap Gara menasehati putra ke duanya
"Aku nggak mau yah, tapi gimana Aku bisa nafsu makan kalau keadaan Alvino aja masih kaya gini" ucap Gara menatap Ayah nya dengan sendu
"Ayah tau perasaan mu nak, tapi kamu nggak boleh kaya gini juga. Udah sekarang kita ke kantin dulu, Alvino nanti biar Arka yang jaga dulu, dia bentar lagi sampai" ucap Gara sembari mendorong pelan tubuh Angkasa, sedangkan Angkasa hanya pasrah pada sang ayah yang sekarang menuju kantin
Skipp
Kini hanya ada Arka di ruangan Alvino, Arka duduk di samping ranjang dengan tangan yang tidak pernah berhenti mengusap kepala Alvino
"Lo itu maunya gimana sih vin? Lo tau sekarang ayah sama kakak2 lo udah sayang sama lo, tapi kenapa lo malah tidur? " ucap Arka yang tidak dapat menahan tangisan nya
"Inget vin bentar lagi kita ujian, lo harus cepet bangun kalau nggak mau ketinggalan pelajaran" ucap Arka, ia terus saja bercerita pada Alvino. Walau ia tau Alvino tidak akan membalas ucapan nya
Saat sedang asik bercerita telepon nya berbunyi menandakan ada panggilan masuk
"Bentar ya, gw mau keluar dulu" pamit nya pada Alvino yang masih terbaring koma
Saat ini Arka tengah berada di taman rumah sakit, dan yang menelpon nya tadi rupanya kakak pertamanya. Saat hampir sampai di ruangan Alvino ia melihat 2 suster berlari panik masuk ke dalam ruangan Alvino
Arka yang melihat hal tersebut pun langsung berlari panik menghampiri salah satu perawat yang akan masuk ke dalam ruangan
"Suster ada apa dengan adik saya? " tanya Arka kepada perawat tersebut dengan panik
"Tadi ada salah satu perawat yang sedang mengecek kondisi pasien, tapi pasien tiba-tiba pasien mengalami kejang kejang tuan" ucap perawat tersebut, setelah itu suster tersebut membungkukkan badan nya lalu pergi, sedangkan Arka hanya langsung terduduk lemas
"Alvino abang mohon bertahan" ucap Arka menundukkan kepala nya kemudian menangis, bagi Arka Alvino itu adalah sahabat sekaligus adiknya. Selisih umur mereka hanya sekitar 9 bulan maka dari itu Alvino tidak mau memanggil Arka dengan sebutan abang. Alvino hanya memanggil Arka abang hanya jika ia menginginkan sesuatu
Saat masih menundukkan kepala nya tiba-tiba ada yang memanggil namanya
"Arka" ternyata yang memanggil adalah Gara beserta ke tiga anaknya
"Arka kamu ngapain nunggu di luar? Dan kenapa kamu menangis? " tanya Gara dengan perasaan sedikit khawatir, sedangkan Arka hanya menatap Gara dengan air mata yang masih mengalir
"Arka kenapa kau diam saja? Jawab pertanyaan ayah Arka" ucap Angkasa, entah kenapa melihat Arka seperti ini tiba-tiba perasaannya tidak enak
"Alvino" ucap Arka kemudian menundukkan kepala nya kembali
"Ada apa dengan Alvino Arka? " tanya Malvian dengan khawatir
"Alvino tadi mengalami kejang-kejang yah, kak hiks aku.. Aku tidak mau kehilangan Alvino yah hiks hiks" ucap Arka lalu menangis kembali, sungguh jika terjadi apa apa pada Alvino dia tidak akan pernah bisa memaafkan diri nya sendiri
Sedangkan Gara, Malvian, Angkasa, dan El hanya terdiam setelah mendengar ucapan Arka, mereka hanya bisa berdoa agar Alvino selamat. Setelah menunggu selama 30 menit akhirnya seorang dokter keluar, Gara yang melihat itu langsung menghampiri dokter tersebut
"Dokter bagaimana kondisi anak saya? " tanya Gara dengan sangat khawatir, sedangkan dokter tersebut menatap semua nya satu persatu lalu berkata
"Kondisi pasien.......
____________________
Kondisi Alvino kira2 gimana ya?
Pernasaran?
Kalau kalian pernasaran jangan lupa vote, komennyaa
Karena dengan kalian vote dan komen itu akan ngebuat aku jauh lebih semangat untuk melanjutkan cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen FictionMendekatlah biar ku cerita kan tentang Alvino Kavindra Dandelion seorang anak yang sangat kuat menahan luka yang telah di torehkan oleh sang Ayah dan ketiga kakaknya, lantas sampai kapan kah Alvino bisa menahan luka nya, akankah dia menyerah dengan...