33. Kritis?

216 9 0
                                    

Haiiiii aku balikkkk

Ada yang kangen kah dengan cerita ini?

Btw book ini udah akan mendekati End jadi aku juga udah mulai ngetik book baru

Dan aku kasih spoiler untuk book selanjutnya pemeran utama nya Taehyung si anak macann

Jadi untuk kalian tunggu book selanjutnya ok?

Happy Reading📖📖📖

________________________________

Mereka semua menunggu dengan cemas, masing-masing dari mereka tidak sanggup untuk memikirkan hal yang terburuk untuk Alvino

Sibuk dengan pemikiran masing-masing kini seorang dokter keluar dari ruangan tersebut. Mereka semua langsung mendekat ke arah sang dokter

"Dok bagaimana kondisi anak saya?" Tanya Gara dengan khawatir, saat ini pikirannya sudah sangat kacau dan penuh dengan nama sang anak

"kondisi anak anda saat ini semakin melemah, kita tidak bisa menunda lagi operasi nya. Operasi harus dilakukan saat ini juga. Jadi silakan Tuan tanda tangani surat persetujuan ini" jelas sang dokter sembari memberikan sebuah surat persetujuan

"Baik dok, apapun itu saya mohon lakukan yang terbaik untuk anak saya" jawab Gara dengan berharap

"Tentu saja tuan kami akan melakukan yang terbaik, tapi kemungkinan berhasil operasi ini hanya 50% jadi sebisa mungkin pikirkan kemungkinan terburuk nya juga. Kalau begitu saya permisi tuan" ucap dokter itu kemudian berlalu pergi

Sementara Gara dan yang lainnya hanya terdiam, mereka terdiam dengan pikiran masing masing

"Adek bakal selamat kan pa? " tanya Raka dengan tatapan kosong nya, Gara pun menghampiri Raka lalu memeluk nya

"Adek bakal baik2 aja, percaya sama papa" jawab Gara lalu menepuk pelan punggung Raka

Mereka semua disana berdoa untuk kesembuhan sang bungsu, mereka berharap dan percaya bahwa pasti akan ada pelangi di balik badai yang sedang mereka hadapi saat ini

Mereka semua menunggu disana dengan perasaan campur aduk, setelah hampir 5 jam mereka menunggu akhir nya ruang operasi tersebut terbuka

Menampilkan seorang dokter dengan wajah lelah nya, mereka semua pun mendekat ke arah dokter tersebut

"Dokter bagaimana keadaan Alvino? " tanya Adrian dengan cemas, dokter tersebut pun tersenyum

"Mungkin untuk saat ini kondisi tuan Alvino tidak bisa dikatakan baik, Tuan Alvino dalam keadaan kritis" ucapan sang dokter tersebut berhasil membuat dunia mereka runtuh

"Tapi apakah kami bisa menjenguk Alvino dok? " tanya Gara kepada sang dokter

"Tentu bisa tuan, tapi hanya boleh 1 orang yang masuk, dikarenakan kondisi tuan Alvino belum stabil dan takut menganggu istirahat pasien" jelas sang dokter pada Gara

Gara pun hanya mengangguk, setelah itu mereka semua menuju ke ruang Alvino. Tak lupa mereka berganti pakaian steril terlebih dahulu

"Bang, lebih baik Abang dulu yang masuk" ucap Adrian kepada Gara, Gara pun hanya mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan sang anak

Saat Gara masuk dapat ia lihat tubuh lemah sang anak terbaring disana, tidak lupa dengan alat-alat yang menempel pada tubuh sang anak

Gara saja yang melihat nya merasakan sakit, dia tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya Alvino saat ini

"H-hai anak papa, jagoan papa apakabar hm? " tanya Gara menahan tangis

"Adek ga rindu sama papa? Kapan adek mau buka mata? Papa sama abang2 selalu nunggu adek disini" ucap Gara, kini air matanya sudah tidak bisa di tahan

"Adek pasti lagi main sama bunda kan? Bilangin ke bunda ya papa rindu. Terus jangan lupa bilang ke bunda jangan ambil jagoan papa ok? " ucap Gara dengan lembut

"Bangun ya nak? Papa disini, nanti kalau kamu bangun kita main bareng-bareng papa janji, kita buat kenangan paling indah dan papa pastikan kamu juga ga akan merasakan sakit lagi" ucap Gara sembari mengusap kepala sang anak yang di lapisi perban

Gara yang selama ini bersikap angkuh dan bermuka dingin, menangis di hadapan sang anak. Ia memperlihatkan sisi hancurnya kepada Alvino

Sungguh jika waktu bisa di ulang dia ingin mengulang semua nya, dan dia pastikan dia tidak akan pernah membenci Alvino

Tapi sayangnya semua itu hanyalah penyesalan, semua nya telah terjadi. Alvino anaknya selama ini telah merasakan sakit akibat ke egoisan dirinya

Dia pastikan jika Alvino bangun ia akan lebih menyayangi Alvino

"Papa keluar dulu ya nak? Jangan lupa bangun jagoan nya papa" ucap Gara setelah itu mengecup lama kening sang anak

Gara pun keluar dari ruangan tersebut, dapat ia lihat semua menunggu nya di depan ruangan

"Adrian sana kalau lu mau masuk, gw udah selesai. Gw juga mau keluar sebentar" ucap Gara kepada Adrian

"Mau kemana pa? " bukan Adrian yang menjawab melainkan Sabrian

Gara pun tersenyum tipis kepada Sabrian, lalu menjawab

"Papa mau cari angin sebentar, kamu disini aja papa ga lama kok" jawab Gara setelah itu berlalu pergi

Saat hendak menjawab Adrian di tahan oleh Erick

"Udah biarin aja, mungkin papa mau nenangin diri dulu" ucap Erick dengan menahan lengan Sabrian yang tadinya akan menyusul Gara

Akhirnya pun Sabrian pasrah dia hanya mengangguk, setelah itu menatap ayahnya

"Ayah masuk aja nanti gantian" ucapnya kepada sang Ayah

"Iya, ya udah ayah masuk dulu kalau gitu" ucap Adrian lalu masuk kedalam ruangan Alvino

Mereka pun duduk di depan ruangan Alvino, sembari menunggu sang ayah

Sementara Gara

Kini Gara menyetir dengan kecepatan yang normal kini tujuan nya hanya satu yaitu

𝘗𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘭𝘷𝘪𝘯𝘰

Tidak lupa ia membeli sebuah bunga terlebih dahulu, karena ia sangat tahu bahwa mendiang istrinya sangat menyukai bunga

Setelah sampai di pemakaman istrinya, ia pun bergegas turun dan segera menuju dimana rumah terakhir sang istri

Setelah sampai ia berjongkok dan mengusap pelan nisan sang istri, Gara tersenyum sendu saat menatap makam sang istri

"Sayang aku datang" ucap Gara lirih lalu menaruh sebuket bunga di atas makam istrinya

"Sayang aku mohon ya? Jangan ambil Alvino dari aku, aku janji akan mengurus Alvino dengan baik" ucap Gara dengan serak

"Aku sadar, selama ini aku salah telah membenci Alvino. Tapi beri kesempatan aku untuk memperbaiki itu semua. Aku ga siap kalau harus kehilangan dia, suruh dia bangun ya sayang? " Ucap Gara dengan menangis

Sungguh dia tidak bisa membayangkan jika Alvino anaknya benar-benar akan meninggalkan nya

"Ya udah aku pamit ya sayang? Aku janji kapan kapan aku akan kesini bareng anak anak, termasuk Alvino" ucapnya kemudian tersenyum sendu

Setelah itu Gara meninggalkan area pemakaman dengan langkah lesu, entah kenapa sekarang ia seperti tidak semangat sama sekali

Ia selalu terbayang bayang perlakuan kasar nya terhadap Alvino, ia saat ini benar-benar menyesal, kemana ia selama ini? Ia tidak bisa membayangkan bagaimana susah nya Alvino dulu ketika ia membenci nya

__________________________

Segitu dulu yaaa.....

Jangan lupa klik tanda bintang dan komen

See youu

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang