10. Diary

419 18 0
                                    

Selamat pagi semua......

Sesuai janji aku ya, aku akan Up pagi2 sebelum aku berangkat jadi......

Happy Reading

____________________________

"Jadi begini kondisi Alvino saat ini tidak bisa dikatakan baik" ucap dokter tersebut

"Apa maksud dokter? Ada apa dengan kondisi keponakan saya? " tanya Adrian dengan khawatir

"Luka tembakan tersebut cukup dalam dan hampir mengenai organ jantung pasien, dan karena hal itu fungsi organ jantung pasien  semakin melemah juga sekarang saat ini kondisi pasien masih dalam keadaan kritis" ucap sang dokter menjelaskan, Adrian kini hanya terduduk menahan tangis begitu juga dengan Sabrian, Sabian, Raka dan Arka sedangkan Gara, Malvian, Angkasa dan El menatap dokter bingung

"A-apa maksud dokter bahwa jantung adik saya semakin melemah? " tanya Malvian dengan nada bergetar menahan tangis

"Anda belum tahu? " tanya sang dokter menatap heran Malvian

"Belum kami semua belum tau dok" bukan Malvian yang menjawab melainkan Angkasa, dokter tersebut pun menatap Adrian dan Adrian hanya mengangguk

"Jadi begini Alvino sedari dia lahir sudah menderita lemah jantung, dan baru ketahuan saat umurnya 11 tahun itu yang membuat pengobatan nya terlambat sehingga membuat jantung Alvino semakin lemah dan di karenakan Alvino mengalami kecelakaan seperti ini, fungsi jantung nya semakin melemah lagi sehingga mau tidak mau kita harus mencarikan donor jantung untuk Alvino" ucap dokter tersebut yang membuat Gara, El, Angkasa dan Malvian melemas seketika. Mereka sangat merasa menyesal karena selama ini sudah mengabaikan Alvino

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan" ucap dokter tersebut, Adrian mengangguk kemudian menatap Gara dengan dingin

"Bagaimana? Kaget? Kau tau selama ini aku ingin memberi tau tentang keadaan Alvino, tapi Alvino melarang ku supaya aku tidak memberi tau kan padamu. Dia tidak mau jika dia mendapatkan kasih sayangmu hanya gara gara kau kasihan padanya" ucap Adrian dengan lemah sembari menatap kosong Gara

"A-apa selama ini kau yang membiayai pengobatan Alvino" tanya Gara dengan nada bergetar, ia merasa tidak becus menjadi seorang Ayah

"Ya awalnya aku ingin memberi tau mu, tapi Alvino menolak" ucap Adrian dengan lemah

"Sudahlah kita tidak boleh lemah seperti ini, Alvino sedang membutuhkan kita" ucap Arka  kemudian beranjak pergi

"Kalian semua pulang saja biar aku yang menjaga Alvino di sini" ucap Gara

"Kau yakin? " tanya Adrian tidak yakin

"Iya aku yakin kalian pulang saja" ucap Gara meyakinkan Adrian, Sabrian, Sabian, dan Raka. Setelah itu mereka semua pulang dan kini hanya tersisa Malvian, Angkasa, El, dan Gara

"Malvian, Angkasa, El kalian juga pulang saja biar ayah yang menjaga adik kalian. Kalian semua besok harus kuliah dan sekolah juga" ucap Gara sembari menatap ke tiga anaknya

"Baik lah ayah, besok pagi aku akan mampir kesini untuk mengantarkan baju ayah dan Alvino" ucap Angkasa yang di angguki oleh Gara, setelah itu mereka bertiga kembali ke rumah dan tersisa lah Gara. Gara melangkah kan kakinya masuk ke dalam ruangan Alvino, dapat ia lihat sang anak terbaring lemah dengan alat-alat yang menempel pada tubuh sang anak

"Maafin ayah ya adek, ayah ingkari janji ayah untuk jadi ayah yang baik buat kamu. Bunda kamu pasti marahin ayah kalau bunda masih ada disini" ucap Gara dengan air mata yang kembali mengalir

"Adek mau peluk ayah kan? Adek juga mau tidur sama ayah juga kan waktu itu? Makanya cepet bangun ya nanti ayah janji turutin semua kemauan kamu" ucap Gara dengan tangan yang mengelus lembut kepala Alvino, tiba-tiba pintu ruang rawat Alvino terbuka dan menampilkan seorang perawatan yang membawa sebuah barang

"Tuan maaf ini baju pasien dan tadi kami menemukan buku ini di saku hoodie nya" ucap seorang perawat sembari memberikan sebuah buku kecil yang sudah terkena sedikit noda darah

"Baik terimakasih" ucap Gara lalu menerima baju dan buku itu, perawat tersebut kemudian membungkuk dan pergi meninggalkan ruangan Alvino. Setelah itu Gara pun melihat buku tersebut di sampul buku tersebut tertulis "Alvino's diary" kemudian Gara membuka buku tersebut

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢, 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘭𝘶. 𝘒𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘯? "

"𝘈𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘢𝘬𝘶, 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘦𝘣𝘢𝘵"

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘥𝘪 𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭 𝘢𝘺𝘢𝘩, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘺𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢"

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘬𝘦 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵, 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶"

"𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘬𝘩𝘭𝘢𝘴 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢"

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘢𝘥𝘦𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘦𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘬 𝘔𝘢𝘭𝘷𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘬𝘦 𝘢𝘥𝘦𝘬, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘩𝘪𝘩𝘪𝘩𝘪"

"𝘉𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘶𝘯𝘢, 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘣𝘶𝘯𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶? "

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 1 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵"

Gara pun menangis setelah membaca buku harian sang anak, sebegitu kejam nya kah dia? Kenapa selama ini dia tidak menyadari nya? Gara pun mengelus kepala sang anak lalu dia berkata

"Adek bangun ya? Kita buat kenangan kita yang paling indah. Kalau kamu bangun ayah janji akan memberikan kasih sayang yang selama ini nggak kamu dapatkan" ucap Gara sembari menangis lalu mencium kepala sang anak

"Ayah takut kejadian itu terulang kembali dek, jadi bangun ya jangan bikin ayah takut" ucap Gara lalu meletakkan kepalanya di samping ranjang Alvino

_________________________

Kalau ada typo tandain ya guys

Aku mungkin akan Up lagi agak siangan atau sore....

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang