Bagian 3

675 66 9
                                    

Tiga hari setelah demamnya Juna sembuh, kini anaknya tengah di antar sekolah Arvin, tadinya Arka yang akan mengantar Juna, tapi anaknya nolak karena lagi musuhan sama Arka, bukan musuhan besar hanya saja Juna ngambek gara-gara Arka numpahin segelas susu coklat di atas boneka Shinchan kesayangannya.

"Kak, biar adek berangkat sendiri aja deh" ujar Juna saat memasuki garasi bareng Arvin.

"Adek belum pulih sepenuhnya jadi motornya nanti lagi, emang mau Ruby mu di bakar papa."

Ruby itu motor sport kesayangan Juna.
Akhirnya Juna nurut apa kata Arvin, lagipula Juna tak ingin berdebat dengan Arvin, kalau dengan Arka ia semangat karena Arka mempunyai kesabaran setipis tisu sedangkan Arvin setebal buku sejarah jadi Juna tidak tega jika berdebat dengan Arvin.

Sesampainya di sekolah Juna menghampiri sahabat-sahabatnya yang berada di kantin, iya ke kantin di pagi hari agar mereka tak kehabisan menu baru, bahkan Juna rela di omelin papa nya karena tidak mau sarapan di rumah agar bisa mencoba menu baru di kantin bersama yang lain, kemarin Jhon mendapatkan info jika ada menu baru di kantin, kalo soal makanan emang Jhon paling gercep.

"Juna in here" sapa Juna pada sahabat-sahabatnya dengan segelas susu coklat di depan mereka, tak lupa mereka memesan satu gelas lagi untuk Juna.

"Berangkat sendiri?" Tanya Samuel.

"Di anter kakak, ga boleh bawa Ruby kalo belom minggu depan." Sahut Juna sedikit kesal karena Leon melarangnya membawa Ruby hingga minggu depan, padahal Juna hanya demam bukan sekarat.

"Balik bareng gue aja, sekalian numpang tidur kalo di bolehin sama om Leon," ujar Travis, ia berniat menginap di rumah Juna dua hari karena orang tuanya pergi ke luar kota dan Travis itu penakut.

"Gampang lah nanti gue izin ke papa pasti di bolehin, lagian lu kek ga pernah nginep rumah gue aja."

Setelahnya pesanan mereka datang dan memakannya dengan lahap hingga bel masuk berbunyi mereka segera menuju kelas.

***

Seusai mengantarkan adiknya, Arvin kembali ke rumah karena jadwal kuliahnya siang hari, rencananya Arvin akan kembali tidur.

"Kakak pulang!" Teriak Arvin memasuki rumah, dan hanya ada Arka yang nyemil kacang dengan televisi yang menampilkan kartun Spongebob.

"Bang? Ga ke kampus?" Tanya Arvin yang duduk di sebelah Arka sembari menyomot sejumput kacang yang susah payah Arka buka kulitnya dan di kumpulkan.

"Ga ada jadwal hari ini, ntar Juna biar gue yang jemput sekalian minta maaf udah rusakin Sinchan nya."

"Adek chat katanya ngga usah di jemput mau pulang sama Travis, sekalian anaknya mau nginep takut di rumah sendirian bonyok nya keluar kota."

Penjelasan Arvin membuat Arka merenung, ia harus cari cara agar buntelan nya ngga ngambek lagi.

***

Pukul tiga sore Juna pulang dengan Travis, saat ia memasuki rumah ia di buat kaget dengan Arka yang menangis pilu, air mata tumpah di pipinya, ingus yang meluber kemana-mana, hingga menimbulkan rasa ingin julid pada diri Juna dan Travis, tapi Travis tak ingin julid nanti di julidin balik ampe mampus jadi Travis hanya diam memandang Juna yang mendekat ke arah Arka.

"Bang? Kenapa?" Tanya Juna was-was ga biasanya si abang nangis ampe jelek kaya gitu, Juna jadi overthinking apa gara-gara ia ngambek abangnya nangis.

"Adekkk maafin abang" ujar Arka membuat Juna buru-buru memeluk abangnya, oh ayolah Juna tak suka melihat abangnya menangis dan Juna fikir itu karena dia, padahal mah Arka menangis karena abis nonton drakor sad ending, tapi ia juga ga tau cara agar Juna berhenti ngambek jadinya ia nangis kebablasan.

Travis? Ia memilih mengambil setoples kacang di meja dan melihat drama kakak beradik yang menurut Travis lebay, okey jangan ada yang cepu ke Arka nanti Travis di geprek.

"Iya abang iya, adek ngga marah sama abang, adek udah ga ngambek sama abang." Ujar Juna mendekap Arka agar tak menangis lagi, ngga tau aja si adek kalo abangnya lagi nahan tawa, tapi biar adek ga ngambek pt.2 abang harus stay drama walaupun nahan malu depan Travis.

"Udah dong bang nangisnya ga malu apa tuh di liatin Travis," ujar Juna membaut Arka melepaskan pelukannya.

"Janji sama abang kalo ngambek ga boleh lebih dari satu jam, adek ngambekin abang dari kemarin sore loh." Arak menyodorkan kelingkingnya untuk membuat perjanjian.

Akhirnya drama tom jerry nya Aditya Rajasa selesai.

***
Malam harinya triple's di tambah Travis makan malam berempat, karena Leon lembur malam ini dan kemungkinan tidak pulang, jadi ia meminta pada anak-anaknya untuk makan malam duluan.

Selesai makan malam dan beres-beres, Arka meminta adik-adiknya untuk segera tidur, terutama dua curut di rumahnya.

"Adek jangan begadang sama Travis besok masih sekolah ,kalo ketauan begadang ps yang di beliin Daniel di markas abang buang." ancem Arka.

"Siap kanjeng." Balas Juna dan segera menarik Travis masuk ke kamarnya dan tak lupa menguncinya sebelum kena amuk Arka.

"Lu sikat gigi duluan sono, gue mau nyiapin buku buat besok ." Ujar Juna dan langsung di turuti Travis.

Setelah Travis memasuki kamar mandi Juna menuju meja belajarnya dan menyiapkan buku pelajaran.

Tes ..

Tetesan darah tiba-tiba mengenai buku Juna, membuat sang empu kaget.

"Loh darah?"

"Jun hidung Lo?" Ujar Travis yang tiba-tiba berada di samping Juna membuatnya kaget dua kali.

"Ngangetin njir" umat Juna spontan.

"Itu lo mimisan, gue panggil bang Arka ya"

"Eh jangan! Bisa geger satu komplek kalo bang Arka tau, udah gue ga apa-apa jangan panggil siapapun." Ujar Juna sembari menyeka darah yang keluar dari hidungnya.

"Tapi lo gapapa kan? Pusing ngga?" Tanya Travis beruntun, jujur ia sedikit panik, Juna itu jarang sakit dan sekarang tiba-tiba Juna mimisan depan matanya.

"Engga kog, tolong ambilin gue minum hangat, kalo ada papasan sama abang atau kakak bilang aja buat lo," pinta Juna dan Travis segera bergegas menuju dapur, meninggalkan Juna yang menjambak rambutnya karena rasa pusing yang menjalar di kepala melebihi saat ia demam, iya di berbohong pada Travis saat mengatakan bahwa ia tidak merasa pusing, faktanya kini kepalanya seperti akan pecah.

"Plis dong jangan pusing!" Maki Juna pada diri sendiri, hingga Travis kembali ke kamarnya ia buru-buru bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan segera membuang tisu yang kotor oleh darah Juna.

"Nih minum, terus lo tidur deh gue takut lo kenapa-kenapa, tapi kalo ada yang sakit bilang ya nyet jan diem aja." Tutur Travis sembari merapikan buku Juna.

"Lo juga sini tidur, gue ngga begadang lo juga ga boleh." Ujar Juna menepuk bagian ranjang di sampingnya.

....

Annyeong..... Janlup vote dan komen juseyoooo 🙌🏻


TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang