Bagian 28

353 38 14
                                    

Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷
Jangan lupa vote dan komen juseyoooo 🩷

.




.


.

Arka melepas kacamata hitam yang ia pakai demi melihat dengan jelas wajah pucat adik bungsunya.

"Dek.. bangun dong, abang punya kejutan buat adek, abang udah siapin kejutan buat adek di rumah tapi adek malah kasih kejutan duluan ke abang, abang nggak suka kejutan yang adek kasih." Arka menggenggam tangan dingin Juna yang terbebas dari selang infus.

Hari telah berganti namun belum ada perkembangan yang signifikan tentang kondisi Juna.

"Dek,  temen kamu yang bawa kamu kesini itu siapa si? kog mukanya songong, abang juga baru kali ini liat dia biasanya kamu nempel mulu sama trio curut." Arka masih penasaran dengan siapa David, selama ini Arka tak pernah bertemu dengan David tapi di lihat dari raut wajah khawatir David kemarin sepertinya ia dekat dengan adiknya, tapi siapa dia? Bahkan dari seragam yang di pakainya kemarin berbeda dengan seragam sekolah Juna.

"Dek bangun dong, masa abang bicara sendiri mulu." Arka mengusap setitik air mata yang jatuh di pipinya.

"Abang udah siapin kue favorit adek, beliin adek banyak-banyak chocobi, adek kapan mau bangun hmm? Nanti chocobi punya adek di abisin kak Arvin loh." Arka terus berceloteh membicarakan banyak hal pada Juna, ia percaya adiknya mendengar apa yang ia sampaikan.

Arka melihat jam di tangannya lantas kembali memakai kacamata hitamnya saat akan keluar dari ruangan Juna, ia tak tahan terus-terusan menatap adik bungsunya dalam keadaan seperti itu dan ia juga memiliki janji temu dengan Daniel untuk mengurus kelanjutan kuliahnya.

"Abang pamit ya dek, adek harus udah buka mata saat abang jengukin adek lagi nanti, get well soon my star." Arka mengecup kening adiknya singkat dan segera berjalan keluar ruangan.

.

.

"Akh.. sorry,"  di ambang pintu keluar rumah sakit Arka tak sengaja menabrak seseorang yang tengah fokus dengan tiga buket bunga di kedua tangannya.

"Eh? Sorry gue yang salah ga liat-liat jalan." Sahut David, seseorang yang baru saja bertabrakan dengan Arka.

"Loh? Lo yang bawa Juna kemari kan, sekaligus yang donorin darah buat Juna." Arka melepas kacamata hitamnya guna memastikan seseorang di hadapannya.

"Iya bang gue David salam kenal ya, sorry tangan gue penuh." Sahut David tersenyum.

"Oh iya ga papa, salam kenal juga gue Arka abangnya Juna."

"Makasih ya udah tolongin Juna, gue ngga tau kalo nggak ada lo gimana nasib Juna."  Arka tersenyum tulus pada David, walaupun muka anak di depannya ini songong Arka tetap bersyukur ia mau menolong Juna.

"Sama-sama bang, oh iya boleh nitip sesuatu nggak?" David tersenyum cengengesan sembari menyodorkan satu buket bunga di tangan kanannya pada Arka.

"Boleh, buat siapa nih? Kalo buat cewek lo ga bisa gue." Tanya Arka kebingungan, ga ada angin ga ada hujan ini anak di depannya nyodorin buket bunga.

"Ya kali buat cewek gue, ga lah. Nitip buat om Leon ya, oh ya gue izin jengukin Juna bye bye" David pergi meninggalkan Arka bahkan sebelum Arka menjawab perkataan David.

Arka hanya mampu mengusap dadanya sabar menghadapi makhluk langka macam David baru juga saling mengetahui nama udah kaya kenal bertahun-tahun, jika benar David teman Juna ia akan menggunakan kesempatan lain untuk berjulid pada David, kini perhatian Arka teralihkan pada buket bunga Aster di tangannya bunga yang memiliki makna adanya hubungan khusus antara orang tua dan anak, Arka terlampau hapal dengan makna bunga Aster karena Juna selalu memberikan bunga Aster pada papanya di saat mereka mengunjungi makam mama mereka.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang