Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷
Jangan lupa vote dan komen juseyoooo 🩷🩷
Terimakasih untuk 1k vote nya 🤗🫂.
.
.
Pelajaran terakhir kelas Juna hari ini adalah olahraga, Travis telah mumbujuk Juna agar tak mengikuti olahraga pasalnya tadi pagi sempat mimisan saat istirahat pertama, namun yang namanya Juna dengan sifat kerasa kepalanya mana bisa di cegah bahkan ia sudah berganti pakaian olahraga, apalagi materi kali ini adalah basket dimana itu adalah olahraga favoritnya.
"Ga usah ya Jun, gue beliin bakso deh dua mangkok." -Travis
"Gue beliin ayam mang Asep sepuasnya gimana?"- Justin.
"Gue bagi donat mak Kantin mau?"- Jhonatan.
Dan satu bujukan pun tak ada yang mempan malah anaknya udah lari ke tengah lapangan untuk berbaris dengan teman-teman sekelasnya yang lain, Travis, Justin dan Jhonatan hanya mampu menghela nafas sembari mengikuti langkah kaki Juna serta menjaganya agar anak itu tak hiperaktif.
Di tengah permainan bola basket Juna merasa pusing, ia segera meminta izin keluar lapangan pada guru olahraga dengan alasan ke kamar mandi, setelah mendapat izin Juna buru-buru menuju kamar mandi tak lupa membawa obat dan air mineral miliknya, begitu sampai di kamar mandi Juna segera meminum obatnya dalam sekali tegukan, entah mengapa sekarang sakitnya lebih terasa dan lebih sering kambuh padahal hanya melakukan aktivitas yang terbilang ringan.
Setelah di rasa sakitnya mereda Juna segera membuang botol mineral yang ia bawa, mengantongi obatnya dan tak lupa menyemprotkan parfum di sekitarnya agar saat ia keluar nanti tak tersisa bau obat.
Juna membuka pintu kamar mandi dan di buat terkejut karena tiga kawannya telah berdiri di depan pintu dengan raut wajah khawatir.
"Anjir kalian ngapain di sini?" Juna mengusap dadanya karena terkejut.
"Kita nungguin lu, kenapa? Ada yang sakit? "Tanya Travis.
"Lah gue bukan bocah ngapain di tunggu sih, ga ada yang sakit." Sahut Juna yang melangkah keluar dari bilik kamar mandi.
"Ya lagian lu tiba-tiba ilang dari lapangan, kita panik tau nggak." Ujar Justin yang mengikuti langkah kaki Juna untuk kembali ke lapangan.
Juna terkekeh, sebegitu khawatirnya mereka pada Juna padahal Juna hilang belum ada sepuluh menit dan Juna bersyukur memiliki kawan-kawan seperti mereka yang mampu menerima Juna apa adanya.
Sepulang sekolah Juna tak langsung pulang melainkan menuju warung mang Asep dengan kawan-kawannya, ia menagih traktiran Justin karena menyetujui untuk tak mengikuti olahraga hingga jam berakhir, Juna menaiki motor Vario barunya karena Rubynya yang tak bisa di perbaiki, pernah Juna mogok makan gara-gara tau Rubynya tak bisa di perbaiki hingga akhirnya Arka membelikannya motor Vario menggunakan blackcard milik papanya hingga Juna kembali ceria walaupun tak sebahagia saat ia mendapatkan Ruby, Ruby adalah motor pemberian papanya saat Juna lulus SMP dengan menjadi peringkat pertama umum di sekolahnya.
*Ruby kesayangannya Juna yang udah cosplay jadi Ruby geprek:)
*Vario baru punya Juna terkhususkan dari Abang tercinta tapi tetep pakek duit papa :)
Sepulang dari mang Asep Juna juga tak langsung pulang melainkan menuju suatu tempat yang jarang ia kunjungi akhir-akhir ini.
.
.
Dan di sinilah Juna berada di bawah pohon belimbing beralaskan rumput Jepang Juna duduk menyender pada batang pohon belimbing menatap sungai di depannya dengan air yang mengalir deras persis seperti dulu air sungai yang senantiasa mengalir deras bahkan di musim kemarau, tatapannya beralih pada gelang di pergelangan tangannya, "mas kapan pulang?"
Ingatan Juna terlempar pada kejadian sepuluh tahun yang lalu, peristiwa pedih yang merenggut sang kembaran dari dekapan hangatnya, iya Juna bukanlah satu-satunya bungsu keluarga Rajasa, ia memiliki saudara kembar yang lahir lima menit sebelum Juna lahir.
Peristiwa yang membekas di keluarga Aditiya Rajasa di mana mereka kehilangan salah satu bungsunya, saat itu Juna dengan kembarannya di culik oleh salah satu saingan bisnis keluarga Rajasa, di saat umur mereka baru tujuh tahun harus mengalami hal mengerikan, di pukul, di bentak tak di beri makan bahkan minum, di saat pihak kepolisian dan keluarga Rajasa menemukan di mana anak-anak berada si penculik membawa kabur Juna dan kembarannya namun menggunakan mobil yang terpisah dengan arah yang berbeda sehingga mengharuskan mereka mengejar di bagi menjadi dua tim, Leon sempat frustasi karena bingung harus mengejar yang mana hingga ia memutuskan untuk mengejar mobil yang membawa Juna dan mobil yang membawa kembarannya di serahkan pada Steven dan pihak kepolisian.
Naas-nya mobil yang membawa kembaran Juna terjun bebas ke arah sungai yang aliran airnya sangat deras, saat di lakukan evakuasi hanya ada dua penculik anak-anak dalam mobil serat sepatu dan topi milik kembaran Juna, tak ada tanda-tanda jika ada kembaran Juna dalam mobil yang telah ringsek itu.
Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan sampai kini keluarga Rajasa masih senantiasa mencari keberadaan kembaran Juna yang tak kunjung ketemu, mereka yakin dan terus berdoa pada Tuhan untuk mengembalikan kembaran Juna ke keluarga mereka dalam keadaan sehat.
Akibat peristiwa itu Juna sempat depresi ringan, tak bisa di tinggalkan sendirian di rumah bahkan tak berani tidur sendiri dan selalu menangis mencari kembarannya, pernah Juna nekat pergi ke sungai di mana kembarannya hilang sendirian beruntung satpam yang menjaga rumah mereka bisa menemukannya sebelum tuan besarnya pulang.
Tepukan pelan pada bahu Juna menyandarkan dari lamunan masa lalunya, ia menoleh dan menatap jengah seseorang di hadapannya.
"Ngapain ke sini?" Tanyanya malas.
"Gue ada perlu sama lo, ini janji gue saat lo koma dulu." Ujar David yang kini duduk berhadapan dengan Juna.
"Ohh! Jangan bilang lo mau minta darah lo lagi!" Juna berteriak sembari menukikkan dua alisnya agar terkesan seram namun di mata David itu malah terlihat lucu seperti Angry bird yang kehilangan telurnya.
David memutar bola matanya malas, padahal niatnya menyusul Juna untuk membicarakan hal serius malah di ajak bercanda, menepis rasa ingin memukul jidat lebar Juna, David memilih menyodorkan tangan kanannya.
"Kenalin, gue Arkeza.. kita belom kenalan kan."
Juna mematung dengan raut wajah terkejut, "jangan bercanda, gue tau nama lo David Keyfandra."
"Itu emang nama gue tapi bukan nama asli gue itu nama pemberian malaikat penolong gue karena nggak tau nama asli gue, dan di sini gue sekarang buat kasih tau nama asli gue." David menjeda kalimatnya, mengambil sesuatu dari tas sekolahnya dan menyodorkannya pada Juna.
"Kenalin, gue Arkeza Carlo Aditya Rajasa." Sambung Eza.
Cmwww....
Siapa yang menebak benar??
Silahkan angkat kelingking*Fyi mulai dari sini sampai chapter selanjutnya nama David ganti Eza ya guys.. :)
***
See u next chapter guyss 🩷🩷
Terimakasih vote dan komennya huhu
감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE'S A (END)
Teen Fiction"kebahagiaan itu ada hanya dengan mensyukuri apa yang ada" Arjuna 🥇#Junkyu [21-09-23] 🥇#Juna [21-12-23] 🥈#Arvin [01-12-23] 🥉#Junkyu [14-10-23] 🥉#Juna [29-11-23] 🥉#Arvin [29-11-23] START [28-07-23] END [28-11-23]