END!!

511 42 57
                                    

⚠️ Chapter panjang hampir 2k word
Jangan lupa vote dan komen juseyoooo 🩷🩷

Guys kalo di kalian nggak ada lagunya search sendiri ya, sambil baca sambil dengerin ' A walk by Pyo Ye-Jin

***

.

.

.

.


Hari minggu Juna tengah belajar di kamarnya di temani Eza, iya Juna tengah belajar karena besok sudah mulai ulangan kenaikan kelas, Juna telah bangun dari koma-nya satu minggu yang lalu, dan Juna akan operasi sum-sum tulang belakang setelah selesai ulangan nanti, awalnya Leon tak mengizinkan Juna masuk sekolah sebelum kondisinya membaik, namun Juna memaksa dengan ancaman tak akan mau di operasi jika tak di izinkan mengikuti ulangan kenaikan kelas, maka dari itu dengan berat hati Leon, Steven dan Andre memberi izin Juna mengikuti ulangan kenaikan kelas, asal Juna terpantau dua puluh empat jam.

"Ecaaa.. " Juna memanggil Eza yang tengkurap di kasur dengan bukunya sebagai bantalan.

"Iya? Mau apa? Ajun ada yang sakit? Ga usah belajar dulu ya, Ajun kan pinter nggak kaya Eca." Eza langsung bangkit dari posisinya saat Juna memanggilnya.

"Eca nanya apa nge-rap sih, cepet banget nanya-nya." Juna terkekeh dan Eza ikut tertawa sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Juna berjalan mendekati Eza dengan dua kotak kecil di tangannya, menyerahkan pada Eza yang di terima ragu.

"Ini apa?" Tanya Eza.

"Buka aja."

Eza membuka dan tak paham dengan maksud Juna memberikannya tiga kunci dengan gantungan yang berbeda-beda sedangkan yang satunya gantungan kunci berbentuk skeatboard.

"Kunci? Buat apa?" Tanya Eza bingung.

"Simpen aja dulu, nanti Eca juga tau itu buat apa." Sahut Juna yang kembali mengambil bukunya untuk belajar.

"Ajun mah gitu bikin penasaran aja huh." Eza menggerutu tak jelas membuat Juna terkekeh.

"Eca, Ajun boleh minta tolong?" Tanya Juna sembari meletakkan bukunya.

"Iya boleh?Ajun mau apa?" Tanya balik Eza yang kini telah berdiri di hadapan Juna.

"Tolong ambilin air hangat ya, Ajun pengen air hangat." Sahut Juna yang langsung di laksanakan Eza.

Selepas kepergian Eza, Juna segera membuka laci mejanya, mengambil obatnya dan menelannya dengan bantuan air dingin di gelasnya, alasan utama Juna meminta Eza mengambilkan air bukan karena ingin air hangat, tapi rasa sakit yang menyerang tubuhnya sangat amat menyakitkan, ia hanya tak ingin membuat Eza khawatir karena meminum obatnya di depan Eza.

Saat Eza kembali Juna buru-buru menyimpan obatnya dan kembali mengambil bukunya.

"Nih minumnya, sekalian Eca bawain cookies buatan papa, nggak manis kog." Ujar Eza sembari menyerahkan nampan yang ia bawa.

"Makasiii, kembaran Ajun memang yang terbaik." Sahut Juna tersenyum sembari mengacaukan jempolnya.

"Jun, janji ya sama gue." Ujar Eza tiba-tiba.

"Janji apa?"

"Janji buat bertahan, kita baru aja ketemu kalo dulu lo hancur saat kehilangan gue, maka sebaliknya gua bakal lebih hancur kalo lo ninggalin gue." Ujar Eza serius membuat Juna tertegun, ia ingin sekali berjanji tapi Juna rasa ia tak akan mampu.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang