Bagian 26

379 48 37
                                    

Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷🩷
Jangan lupa vote dan komen ❤️❤️

.


.

.



Juna buru-buru mengambil tasnya, kunci motor tak lupa dengan handphonenya, ia terburu-buru karena terlambat bangun bahkan ia tak sempat untuk sarapan, tak apa squad gesreknya telah menunggu di kantin karena tahu jam pertama pelajaran mereka gurunya tengah cuti melahirkan.

"abangg.. adek berangkat yaaa.. jumpa nanti..." Juna berteriak diambang pintu kamar Arka, meninggalkan Arka yang masih bergelung manja dengan kasur dan selimutnya.

"Hmm hati-hati.." Balas Arka yang masih memejamkan matanya, ia masih merasa sangat mengantuk semalam Arka menemani Juna mengerjakan tugasnya hingga larut malam, ocehan adiknya membuatnya bertahan untuk tidak tertidur.

Setengah jam kemudian Arka menggeliat dalam tidurnya, "Hoammmm...." Arka menguap lebar sembari mengusap kedua matanya, sepertinya Arka bangun terlalu siang hari ini.

"Engghh... Ahh silauu.." Arka menghalau cahaya yang seperti menusuk kedua matanya, silau.

"Hah? Silau?" Arka mengerjapkan matanya dan benar ia merasa silau, bahkan ia bisa melihat pintu walau samar-samar.

"PAPA! PAPA TOLONG ARKA!" Arka berteriak keras dalam posisinya, ia merasa takut, ada apa dengan matanya apa akan terjadi sesuatu yang lebih buruk karena rasanya sakit saat Arka membuka matanya.

Leon, Arvin, bi Hani bahkan pak satpam yang berjaga di depan berbondong-bondong menuju kamar Arka setelah mendengar teriakan Arka, sungguh dahsyat bukan teriakan tuan muda Rajasa hingga Arvin yang termenung di toilet lantai dua saja mendengar teriakkan Arka.

"Arka! Kenapa sayang? Ada yang sakit? Mau apa ? Arka kenapa?" Leon langsung memborong pertanyaan pada Arka yang duduk meringkuk di pojok ranjang sembari menutup kedua matanya menggunakan tangan.

"Papa.. silau mata Arka sakit, Arka takut" Ujar Arka lirih bahkan tak bergeming dari posisinya.

"Kita kerumah sakit sekarang, pak Man siapin mobil." Pak Manto langsung bergegas menuju garasi menyiapkan mobil, Leon dan Arvin segera membantu Arka berjalan, Leon yang membawa mobil dan Arvin mendekap abangnya di jok belakang, Arvin masih trauma dengan mobil berisi Arka.

Sesampainya di rumah sakit Rajasa, Steven langsung membawa keponakan pertamanya itu untuk di cek kondisinya, sedikit panik karena Arka menangis, akan tetapi hasil yang di periksa Steven membuatnya tersenyum haru bahkan Arka telah melompat riang di brankar rumah sakit.

Arka berhasil, ia berhasil mendapatkan kembali penglihatannya setelah hampir setengah tahun di rundung kegelapan, perjuangannya berbuah manis kali ini.

"Papa! Arka berhasil!" Arka melompat senang dan memeluk Leon yang kini telah menitihkan air matanya bahagianya, tak di sangka perjuangan anak sulungnya membuahkan hasil yang sempurna, kegelapan yang merenggut senyum bahagianya telah terganti dengan senyum cerah yang mampu menghangatkan hatinya.

"Selamat sayang, papa bangga sama abang yang mampu melewati masa sulit abang." Leon menepuk pelan surai anak sulungnya.

Arvin yang tak mau ketinggalan momen bahagia ini ikut menubrukkan tubuhnya memeluk Arka dari belakang, "Terimakasih telah bertahan hingga kini abang dan maaf__

"Tidak untuk kata maaf di hari bahagia ini dek." Potong Arka sebelum Arvin menyelesaikan kalimatnya, ia tahu kemana arah omongan Arvin pasti Arvin akan kembali meminta maaf dengan kesalahan yang sama sekali bukan salahnya.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang