Bagian 20

389 43 12
                                    

Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷🩷
Jangan lupa vote dan komen...
Chapter kali ini agak panjang soalnya bakal ada sedikit perpisahan... :)

Btw makasiiii buanguettttt buat komen-komen kalian di chapter tanya-tanya, sangat-sangat membantu dan memotivasi aku buat lanjutin ini book.. saranghae banyak-banyak pokoknya 🩷🩷
Dan maaf juga ngga bisa bales satu-satu 🩷🩷 intinya makasi makasiiii bangetttt🩷

.





.


.


.


.









Dua hari lamanya Juna di rawat di rumah sakit dan sekarang ia tengah berbaring nyaman di kasur rumahnya dengan Arka yang mendekapnya hangat.

"Abang hangat adek suka." Ujar Juna yang semakin merapatkan tubuhnya dengan Arka.

"Adek juga hangat tapi abang ngga suka soalnya adek ngga gembul lagi, pokoknya adek harus makan banyak biar gemul lagi." Balas Arka.

Suara pintu terbuka membuat Juna menoleh dan Arka mengentikan aktifitas menggaruk kepala Juna guna mencari kutu.

"Peluk-peluk kakak mau juga!" Arvin menutup pintu dan langsung terjun ke kasur tepat di sebelah Juna.

"Kakak habis mandi ya wangi bangettt adek suka!" Juna melepaskan pelukannya pada Arka dan beralih memeluk Arvin.

"Kebiasaan deh kalo kakaknya habis mandi abangnya di lupain." Arka julid tapi malah memeluk Juna dari belakang, Arka tak heran jika Arvin sehabis mandi pasti adik bungsunya bakal nempel banget sama Arvin.

"Vin masih inget ngga sih pas kita masih TK dulu, kamunya habis mandi tapi malah Juna ngompol di baju kamu." Arka memulai bercerita dengan sedikit terkekeh.

"Ihh bohong pasti, Juna ngga suka ngompol kog." Sahut Juna dengan suara lirih karena teredam dekapan kakaknya.

"Beneran tauuu dek, masa nih kakak habis mandi gendong kamu malah kamunya ngompol di baju kakak, jadinya kan kakak mandi dua kali."

"Ihh maaf kan Juna masih kecil hehe." Juna menyembunyikan kepalanya di ketiak Arvin, entahlah sejak dulu Juna suka sekali dengan bau Arvin sehabis mandi.

Kini ketiganya saling mendekap berbagai ranjang sempit bertiga seperti yang dulu-dulu sering mereka lakukan, hal sederhana tapi mampu membuat mereka bahagia.

"Kakak udah cobain skeatboardnya belum?" Tanya Juna di sela-sela keheningan mereka.

"Udah, Kakak suka enak juga di pakek, nanti kalo abang udah sembuh kita main bareng ya abang." Jawab Arvin yang kini ikut menggaruki kepala Juna, padahal tak ada seekorpun kutu tapi ya terserah merekalah yang penting nggak rewel.

"Iya nanti kita main bareng, Juna nggak mau belajar main skateboard?" Tanya Arka.

"Nggak mau, capek mending rebahan." Sahut Juna cepat.

"Tapi Juna juga punya skeatboard lohh." Pamer Juna dengan bangga.

"Lah buat apa skeatboard kalo ngga bisa main?" Tanya Arvin heran.

"Ya ngga buat main lah, orang cuma gantungan aja heheh trio curut yang beliin." Jawab Juna cengengesan membuat Arka menahan diri untuk tak menjambak rambut halus adik bungsunya.

"Kenapa ngga punya yang beneran aja biar kakak ajari nanti mainnya." Tawar Arvin mendapatkan respon gelengan dari Juna.

"Adek lebih suka balapan daripada main skateboard."

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang