Bagian 5

486 48 5
                                    

Satu bulan setelah Treasure Hunter refreshing, kini Juna tengah memantapkan langkah menuju suatu tempat yang amat ia hindari, Rumah sakit.
Satu bulan lamanya Juna sering merasa sakit kepala dan mimisan tanpa sepengetahuan orang lain, ia begitu lihai dalam menyembunyikan rasa sakitnya, sepulang sekolah Juna izin ke Leon jika ia akan belajar kelompok, beruntungnya dalam mapel Fisika minggu ini ia tak sekelompok dengan antek-anteknya.

Kini Juna telah sampai dari rumah sakit yang jauh dari rumah sakit milik keluarga Rajasa, ia tak ingin membuat keluarganya heboh dengan kedatangan Juna di rumah sakit tempat pamannya bekerja.

Setelah memarkirkan motornya dengan benar ia segera menuju ke resepsionis untuk mengambil nomor antrian periksa.

Sekitar dua puluh menit menunggu kini giliran Juna yang di panggil, dengan tangan gemetar Juna menuju ruang pemeriksaan, ia khawatir dengan dirinya sendiri, pikiran buruk selalu menghantuinya akhir-akhir ini, lagian siapa juga yang tak overthinking jika terus merasa pusing dan mimisan.

Sesaat setelah memasuki ruang pemeriksaan Juna di buat mematung lantaran yang berada di sana adalah Andre kakak kandung Justin, bodohnya Juna ia melupakan fakta jika Andre adalah seorang dokter dan Juna lupa menanyakan saat di resepsionis ia akan bertemu dengan dokter siapa.

"Loh Juna?" Sapa Andre membuyarkan lamunan Juna dan dengan langkah ragu ia mendekati Andre.

"Halo kak" Juna menyapa balik Andre dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia merasa canggung sekarang.

"Sini duduk Jun."

"Iya kak makasih"

"Sakit?" Tanya Andre halus, lagipula Andre sudah menganggap Juna adalah adiknya karena ia juga telah mengenal Juna lama.

"Sebenarnya Juna mau periksa kak," Juna memilih jujur pada Andre lagipula kepalang tanggung untuk berbohong.

"Periksa apa Jun? Kan bisa ke om Steve, kenapa jauh-jauh ke sini?"

"Jadi gini kak, sebulan terakhir Juna sering merasa sakit kepala di barengi mimisan, sering lelah juga dan berat badan Juna turun banyak, kalo mau periksa ke om takutnya pada khawatir jadi ke sini deh, eh ga taunya malah ketemu kakak."

Penjelasan Juna membuat Andre termenung, tapi ia mencoba untuk berfikir positif karena belum tentu apa yang ia pikirkan itu kenyataannya.

"Gimana kalo kita tes darah aja Jun? Mau kan?"

"Boleh kak,"

Setelah Juna melewati berbagai pemeriksaan dengan Andre dan beberapa suster yang membantu.

"Hasilnya keluar dua hari lagi, ke sini bisa kan dua hari lagi?" Ujar Andre.

"Bisa kak,"

"Ya udah sekarang boleh pulang, udah sore juga ntar di cariin kamunya."

"Iya kak makasih ya, tapi Juna boleh minta tolong ngga?"

"Iya boleh"

"Tolong jangan kasih siapapun kalo Juna ke sini ya kak, termasuk Justin." Pinta Juna dengan memelas agar Andre luluh.

"Tapi apapun hasilnya nanti baik atau buruk keluarga kamu harus tau ya."

"Siap kak! Lagian Juna yakin kalo baik-baik aja kog."

"Semoga Jun." Batin Andre, secara langsung ia hanya tersenyum dan mengusap pelan bahu Juna.

Setelah dari rumah sakit Juna langsung pulang, ia tak ingin membuat keluarganya cemas.

**

Di teras rumah Arvin menunggu Juna pulang dengan secangkir kopi susu, biskuit dan laptop untuk menonton anime, Arka tengah pergi dengan Daniel dan Leon belum pulang begitu juga Juna yang belum sampai rumah membuat Arvin bosan.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang