EPILOG!!

502 43 20
                                    

*vote dan komen juseyoooo 🩷

.

.

.


Dua Minggu setelah kepergian Juna, kini Arka tengah berada di sekolah Juna untuk mengambil raport milik Juna, sesuai janji Juna pada papa mereka bahwa ia akan mendapatkan juara kelas Juna benar-benar mendapatkannya, bahkan kini di tangan Arka ada piala dan piagam dari sekolah karena Juna mendapat juara paralel, Arka tersenyum bangga namun air matanya menetes mengenai potret adik kecilnya yang terdapat pada buku raport.

"Adek lagi apa? Adek bahagia kan di sana? Adek udah nggak sakit lagi ya? Adek udah ketemu mama di sana?" Arka mengusap air matanya kasar.

"Abang hancur tanpa adek, kak Arvin nya adek nyentuh rokok lagi karena adek pergi, kembaran adek nggak mau pulang, rumah sepi tanpa adek."

Arka menyimpan barang-barang milik Juna di kursi penumpang dan segera menjalankan mobilnya setelah tangisnya sedikit reda.

Sesampainya di rumah Arka sedikit tersenyum saat melihat Eza duduk di ruang tamu dengan ponsel di tangannya.

"Adek?" Panggilan Arka membuat Eza menoleh dan tersenyum.

"Bang, tadi Eza dapet juara di kelas." Pamer Eza pada Arka sembari menunjukkan piagam yang ia bawa dengan papanya tadi, hari mengambil raport Juna dan Eza berbarengan, Leon menemani Eza dan Arka mengambil raport milik Juna.

"Hebatnya adek-adek abang." Sahut Arka antusias tak memperhatikan raut wajah Eza yang berubah sendu, ia kembali mengingat kepergian kembarannya.

Pandangan Eza beralih pada piala, piagam dan raport yang di bawa Arka.

"Punya Juna?" Tanya Eza, semenjak kepergian Juna, Eza tak lagi mau memanggil Juna dengan sebutan Ajun karena katanya tak ada yang balik memanggilnya Eca, Eza berkata jika jiwa Eca telah mati ikut dengan Ajun.

"Iya, adek juara satu pararel." Sahut Arka dengan senyuman, meski sorot matanya memancarkan kesedihan.

"Oh iya, Eza tidur di sini kan?" Sambung Arka sembari berjalan ke arah sofa.

"Iya, ada yang mau Eza bicarain sama abang sama kakak." Sahut Eza yang ikut duduk di samping Arka.

"Mau ngomongin apa?" Tanya Arka penasaran.

"Nanti aja, Eza mau ke kamar Juna dulu." Pamit Eza yang bergegas menaiki tangga, meninggalkan Arka yang menatapnya sedih.

Arka mengerjapkan matanya menghalau air matanya yang akan kembali turun, ia segera berdiri dan menuju ruang kerja papanya.

Tok.. tok tok

"Pa, Abang masuk ya?" Izin Arka sebelum membuka pintu.

"Masuk aja bang." Sahut Leon di balik pintu membuat Arka bergegas memasuki ruangan.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang